#CatatanAkhirTahun – Aku Menemukan Diriku Meski Melalui Rasa Takut Akan Gila

Beberapa kali terakhir secara disadari aku kerap kali melamun, atau bisa dikatakan berbicara dengan diri sendiri. Apa aku gila? Tidak, aku tidak gila namun sewaktu waktu memang timbul ketakutan akan hal itu. Belakangan aku bertanya banyak hal yang mungkin sejak dulu tidak bisa diungkapkan karena terperangkap ego sendiri yang selalu mengatakan baik baik saja, jangan terlalu dipikirkan dan kalimat kalimat lainnya layaknya kalimat positif yang mencoba menguatkan.

Advertisement

Namun entah mengapa, secara tiba-tiba semua tanya yang dulu diperangkap secara apik itu, tidak bisa dikendalikan dan meledak begitu saja. Hampir-hampir aku merasa gila memikirkan semua luapan tanya dan kekhawatiran yang seakan meminta jawab itu. Bagian yang menyedihkan dari semua ini adalah aku tidak memiliki sosok yang dengannya aku bisa menceritakan segala keluh dan rasa khawatir. 

Aku seakan hanya memiliki diriku sendiri dan memaksakan untuk menampilkan sisi selalu baik-baik saja, sekalipun pada orang orang terdekat. Sedang bagian lainnya adalah bagian menyebalkan, menyebalkan karena yang kutemukan untuk disalahkan atas semua hal yang terjadi adalah diriku sendiri.

Aku takut menjadi gila atas semua suara-suara bising yang ada di kepala. Untuk itu aku mencoba membungkam mereka semua dengan beberapa tanya sederhana, seperti hal apa yang aku senang lakukan saat waktu luang dan apa makanan favoritku. Aku sedikit terkejut saat mengetahui bahwa aku kesulitan dalam menjawab pertanyaan-pertanyaan itu. 

Advertisement

Apa aku seasing itu dalam mengenali diri sendiri? Lalu timbul tanya lanjutan, mengapa aku bisa berlaku demikian? Aku menyadari benar jawaban untuk tanya ini. Kenapa bisa demikian, karena aku terbiasa dan membiasakan diri untuk tidak menyukai sesuatu. Pikirku dulu, aku tidak ingin lagi mengambil resiko sakit atas perginya sesuatu atau merasakan perasaan-perasaan yang tidak bisa aku kendalikan ketika aku menyukainya. 

Untuk itulah aku membiasakan diri untuk menekan perasaan suka atau mencintai sesuatu, baik itu pada hubungan dengan orang lain, pada suatu kegiatan ataupun pada apa apa yang aku konsumsi.

Advertisement

Aku menyadari, bahwa aku terlalu keras pada diri sendiri, seakan ia tidak berhak untuk merasakan bahagia atas suatu hal kecil yang disenangi, hingga ditekan untuk tidak menyukai sesuatu. Saat ini aku memutuskan untuk tidak apa sedikit bersantai saat merasa lelah, tidak apa untuk sedikit menjadi boros pada hal yang kamu senangi, karena kamu berhak untuk beristirahat, kamu berhak untuk bersenang-senang sewaktu-waktu dan kamu berhak untuk bahagia. 

Yang aku perlukan adalah kendali pada setiap hal yang aku senangi. Karena ternyata membatasi dan bersikap keras pada diri sendiri bukanlah solusi atas rasa yang dulu tidak bisa aku kendalikan. Nyatanya, dengan membatasi diri aku tidak merasakan lebih bahagia dibandingkan ketika aku menyenangi sesuatu.

Tahun ini mungkin menjadi tahun terberat yang aku lalui dibandingkan dengan tahun-tahun yang lalu, karena semua emosi dalam bentuk tanya, rasa khawatir dan segala ketakutan yang tertahan sekian lama meledak dalam satu waktu seakan memberi tahu, bahwa dulu aku tidak memberikan ruang dan waktu dengan berbicara pada diri sendiri untuk sekedar menyampaikan perasaan-perasaan yang ingin diungkapkan, menyampaikan bahwa dulu aku seringnya menolak perasaan-perasaan yang dirasa negatif karena ego yang selalu ingin menampilkan sisi baik-baik saja. Saat inilah mereka (perasaan perasaan itu), ingin menyampaikan bahwa dulu aku sejahat itu pada diri sendiri.

Meskipun tahun ini menjadi tahun terberat yang dilalui, namun di tahun ini pulalah aku banyak belajar dalam mengenal diriku sendiri. Sendiri yang dulu selalu ku anggap sebagai sepi, saat ini aku belajar banyak darinya untuk mengaji diri. Dengannya aku belajar untuk lebih memaknai hidup, yang mana rasa bahagia tidak melulu soal kuantitas, ia juga dapat hadir pada hal-hal kecil yang selalu disyukuri. 

Sekarang aku bahagia dengan tidak lagi menghiraukan perkataan mereka yang berniat menjatuhkan, aku bahagia dengan tidak lagi membandingkan hidupku dengan hidup orang lain, dan aku bahagia atas kesempatan menikmati hal hal kecil yang aku senangi. Itu semua adalah satu bentuk usaha untuk mencintai diri sendiri (self love). Aku sadar betul bahwa beberapa waktu kebelakang aku terlalu menuntut hidupku pada kesempurnaan untuk selalu terlihat baik-baik saja dan selalu menampik atas rasa atau bagian yang aku anggap lemah.

Tuhan, terima kasih atas kesempatan waktu yang Engkau beri sampai saat ini, terima kasih pada setiap kesempatan tawa untuk aku merasakan bahagia, terima kasih pada setiap duka untuk aku lebih banyak belajar sabar darinya. Dan untuk aku, terima kasih atas penerimaan diri hingga rasa asing itu kini perlahan pergi dan juga terima kasih karena telah bertahan sampai sejauh ini. Pada masa ketika kamu merasa akan gila, tenang kamu masih waras sampai saat ini. Ungkap isi kepalaku.

Artikel Bermanfaat dan Menghibur Lainnya

Advertisement

“Artikel ini merupakan kiriman dari pembaca hipwee, isi artikel sepenuhnya merupakan tanggung jawab pengirim.”

Berikan Komentar

Tim Dalam Artikel Ini

Penulis

Senang membaca dan mendengarkan musik, selalu tertarik dengan obrolan mengenai pemaknaan hidup.