Cara Berdamai dengan Overthinking Saat Orang Lain Tak Menyukaimu

berdamai dengan overthinking

Sebagai manusia sangatlah wajar jika ingin disukai dan disenangi oleh semua orang, ingin dielukan oleh semua orang. Namun, pada kenyataannya. hidup tidak sesempurna itu. Inilah sebuah ekspektasi dari manusia. Lalu bagaimana jika realita tidak sesuai dengan ekspektasi kita? Maka, jawabannya adalah TERIMA.

Advertisement

Perlu kita sadari, hidup bukan untuk disukai. Ada beberapa hal yang harus kita terima dalam hidup, diantaranya adalah terima bahwa hidup tidak selalu sesuai dengan harapan, terima bahwa ada saja orang yang tidak menyukaimu bahkan pada saat kamu berbuat baik sekalipun dan terima bahwa terkadang cara pandang manusia terhadap sesuatu terbatas. Maka itulah mengapa ada pepatah dont’t judge the book by it's cover. Karena memang kebanyakan manusia melihat segala sesuatu dari tampilan terlebih dahulu dan begitulah kebanyakan cara manusia menilai sesuatu. 

Lalu bagimana,  Jika ada seseorang yang tidak menyukaimu? Maka, jawabannya adalah jangan terlalu berfokus pada orang itu, lihatlah hidupmu secara utuh, coba bandingkan berapa banyak orang yang menyukaimu dan tidak menyukaimu. Jika lebih banyak orang yang tidak menyukai mu, maka kamu perlu coba untuk mengevaluasi diri bisa jadi memang ada hal kurang tepat yang telah kamu lakukan, namun jika sebaliknya, maka jangan terlalu menganggap hal itu begitu krusial. Lanjutkanlah hidup sebagaimana mestinya dan lakukanlah hal benar semaumu, ingat ya perlu digaris bawahi lakukanlah hal yang BENAR, ingat bukan hal yang benar menurut ego dan perasaan kamu tapi hal yang benar menurut agama dan tempat dimana kamu berpijak.

Sayangnya hal itu tidak semudah membalikkan telapak tangan, bukan? Karena jika terjadi sesuatu yang kurang menyenangkan, ibaratnya akan menjadi bahan pokok baru untuk diolah dalam benak pikiran kita, itulah mengapa kita terlalu fokus pada hal tersebut dan tentunya  hal ini akan mengganggu kinerja kita dalam melakukan segala sesuatu, terlebih pada orang yang cenderung overthinking, sehingga menjadikannya sebagai suatu hal yang besar untuk terus dipikirkan dan sulit untuk dihilangkan. Lantas, bagaimana cara untuk menghadapinya?

Advertisement

Kita terlalu banyak bertanya tanya mengapa orang itu tidak menyukai kita padahal kita tidak melakukan hal yang salah padanya sekalipun. Caranya adalah dengan menggeser mindset kita. Tanamkan pada pikiran kita bahwa kita memiliki misi besar, sebagai orang yang beragama, tentunya kita memiliki kewajiban untuk mengejar ridho dan cinta-Nya, dengan cara melaksanakan apa yang diperintahkan oleh-Nya dan memprioritaskan-Nya di atas segala kepentingan duniawi.Mengapa begitu? Sebab hidup ini fana, tidak kekal. Kita seringkali terlalu memikirkan penilaian manusia, sedangkan penilaian manusia itu dinamis selalu berubah-ubah. Maka tanamkan kata kata ini pada pikiran kita “Biarlah orang lain tidak menyukai ku, asalkan engkau ya Tuhanku selalu bersamaku dan karuniakanlah kebaikan dari arah yang lebih baik bagi-Mu”.

Peracayalah, Tuhan tidak akan pernah salah menilai hamba-Nya. Apa yang sebenarnya  kita cari dalam hidup ini? Penilaian manusia-kah atau penilaian tuhan? Karena perlu  diingat bahwa penilaian tuhan mutlak sedang manusia sebaliknya. Hidup masih terus berjalan kawan, lebih baik kita geser perspektif kita yang hanya selalu memikirkan diri sendiri sehingga kita lupa bahwa masih banyak orang yang masih memerlukan pertolongan bahkan pada hal kecil sekalipun, dari pada terus memikirkan hal tersebut, mari kita ganti prinsip hidup kita dengan "Bagaimana kita bisa bermanfaat untuk orang lain” bukan “Bagaimana kita bisa  disukai oleh orang lain”. Ingat, ya hidup bukan hanya persoalan suka menyukai saja, masih ada persoalan lain yang tentunya lebih penting dan memberi value bagi kita.

Advertisement

Semoga hidup kita tetap produktif ya, jangan sampai hal tersebut mendistraksi kinerja kita dalam melakukan aktivitas. Jadi, tetap semangat kawan!


“Sebaik-baik manusia adalah yang paling bermanfaat bagi manusia” (HR. Ahmad, ath-Thabrani, ad-Daruqutni. Hadits ini dihasankan oleh al-Albani di dalam Shahihul Jami’ no:3289).


Artikel Bermanfaat dan Menghibur Lainnya

Advertisement

“Artikel ini merupakan kiriman dari pembaca hipwee, isi artikel sepenuhnya merupakan tanggung jawab pengirim.”

Berikan Komentar

Tim Dalam Artikel Ini

Editor

Not that millennial in digital era.