Cara Mengatasi Calo Tiket

Calo tiket merupakan seseorang atau sekumpulan orang yang terlibat dalam kegiatan penjualan kembali suatu tiket acara tertentu dengan harga tinggi untuk menghasilkan keuntungan. Kegiatan ini juga dapat disebut dengan ticket scalping dan sudah ada sejak tahun 1800-an. Calo biasa mendapatkan tiket melalui berbagai cara, seperti membeli banyak tiket selama fase penjualan tiket awal atau menggunakan sistem bot otomatis yang dirancang khusus untuk mengamankan tiket dalam jumlah yang besar. Calo kemudian akan menjual kembali tiket-tiket tersebut di pasar sekunder yang seringkali dapat ditemukan di berbagai platform sosial media layaknya twitter, instagram, dan facebook. Di Indonesia sendiri juga terdapat beberapa acara yang menjadi sarang terjadinya praktik scalping, seperti konser grup musik Coldplay, girlband k-pop Blackpink, dan Prambanan Jazz festival.

Advertisement

Kondisi tersebut menuai pendapat kontra dari publik karena dampak negatifnya terhadap konsumen dan keintegritasan sistem penjualan tiket. Calo yang mendapatkan tiket dalam jumlah besar pada fase penjualan awal dapat mengurangi ketersediaan tiket untuk para penggemar asli. Hal ini menyebabkan timbulnya perasaan kecewa bagi penggemar yang tidak dapat mendapatkan tiket legal dengan harga asli. Namun faktanya, kegiatan ticket scapling terus-terusan ada dan cukup populer di Indonesia. Berikut merupakan faktor-faktor yang dapat mempengaruhi berjalannya kegiatan scalping, seperti:

Memaksimalkan keuntungan: motivasi utama sebagian besar pelaku scalping adalah keuntungan finansial. Penawaran terbatas yang disandingi dengan permintaan tinggi memungkinkan calo untuk memanfaatkan keadaan ini dan menciptakan selisih harga. Dengan ini calo akan menghasilkan keuntungan substansial yang tinggi untuk diri mereka sendiri.

Ketersediaan tiket yang terbatas: Dalam banyak kasus, tiket untuk acara yang sangat dinanti-nantikan masyarakat seperti konser musik atau pertandingan olahraga favorit memiliki keterbasan dalam ketersediaan jumlah tiket. Kekurangan ini menciptakan situasi di mana permintaan jauh melebihi pasokan yang menyebabkan kenaikan harga di pasar sekunder. Calo memanfaatkan kekurangan ini dengan memperoleh bagian yang signifikan dari tiket yang tersedia dan menjualnya dengan harga yang membengkak.

Advertisement

Akses ke acara yang sudah habis terjual: Calo sering menargetkan acara yang terjual habis dalam waktu cepat sehingga menyisakan banyak penggemar yang tidak dapat mengamankan tiket melalui website resmi. Calo memanfaatkan rasa frustrasi penggemar dengan menawarkan tiket tersebut walaupun dengan harga yang menjulang tinggi. Penggemar sejati yang masih merasa sedih dan putus ada memiliki kemungkinan lebih besar untuk bersedia membayar harga tinggi demi menghadiri acara tersebut.

Kurangnya regulasi dan peraturan yang ketat: Dalam beberapa kasus, kurangnya peraturan yang ketat terhadap praktik scalping dapat menjadi pengaruh besar pada maraknya peredaran calo. Para calo cenderung memanfaatkan kesempatan untuk meraih untung dengan mudah karena tidak ada konsekuensi hukum yang tegas.

Advertisement

Faktanya, di negara Indonesia sudah ditetapkan undang-undang yang dapat menjerat para pelaku scalping seperti yang tertulis pada Peraturan Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Parekraf) Nomor PM.74/HK.501/MPEK/2020 tentang pengawasan dan pengendalian penjualan tiket acara hiburan. Peraturan ini dapat menjerat calo karena telah melakukan penjualan tiket tanpa izin resmi atau memperjualbelikan tiket palsu. Walaupun demikian, praktik ticket scalping masih terus beredar di dunia hiburan dan pertunjukan Indonesia. Menghentikan kegiatan yang sebenarnya illegal tersebut tidaklah mudah, namun jika diterapkan berbagai strategi maka prevalensi munculnya calo tiket dapat berkurang secara signifikan. Berikut merupakan bebereapa langkah efektif untuk membantu memerangi aktivitas ticket scalping:

Menegakkan peraturan dan mengimplementasikan hukuman yang sudah tertera pada undang-undang anti-scalping: Pemerintah dapat membuat peraturan dan hukuman yang detail serta tegas bagi para calo tiket. Hal ini dapat mencakup ketentuan range harga dalam penjualan tiket, pelarangan penggunaan sistem bot otomatis untuk pembelian tiket, dan mengharuskan penjual untuk mengungkapkan informasi yang relevan tentang tiket yang dijual. Penegakan hukum yang ketat juga akan melindungi konsumen atau penggemar dalam praktik scalping ini.

Memantau dan melaporkan aktivitas scalping: Peraturan dari pemerintah saja tidaklah cukup untuk menghentikan calo untuk melakukan aksinya. Harus ada dorongan dari tiap-tiap individu untuk melaporkan kasus scalping sehingga dapat diambil tindakan hukum untuk para calo. Pembentukan suatu komunitas tertentu untuk melaporkan calo, seperti hotline atau sistem pelaporan online di media sosial, dapat membantu pemerintah dalam mengumpulkan informasi dalam rangka penegakan tindakan anti-scalping.

Bekerja sama dengan platform website ticketing: Event organizer harus bekerja sama dengan platform ticketing untuk menerapkan langkah-langkah anti-scalping. Dapat digunakan teknologi canggih seperti artificial intelligence untuk mendeteksi sistem bot otomatis sehingga dapat mencegah aktivitas scalping. Selain itu, pihak penyelenggara acara dapat menciptakan tiket yang telah disesuaikan dengan identitas pembeli sehingga membatasi adanya penjualbelian tiket kembali.

Meningkatkan ketersediaan tiket: Untuk mengatasi adanya calo, penyelenggara acara dapat menambahkan opsi untuk meningkatkan ketersediaan tiket. Hal ini termasuk dengan tidak mengadakan acara hanya dalam satu kali saja melainkan acara dapat dilaksanakan dalam beberapa hari. Selain itu acara dapat diadakan pada hall yang menyediakan kapasitas penonton dalam jumlah besar.

Meningkatkan kesadaran masyarakat: Mengedukasi masyarakat terkait konsekuensi negatif dari praktik scalping dapat membantu menciptakan rasa tanggung jawab bagi tiap individu. Edukasi juga dapat mencegah konsumen untuk mendukung calo yaitu dengan tidak membeli tiket yang dijual ulang oleh para calo.

Dengan menerapkan strategi ini, pendekatan komprehensif dapat diambil untuk mengatasi praktik ticket scalping yang dilakukan oleh calo secara efektif. Cara-cara tersebut membutuhkan kolaborasi serta kerjasama yang baik antara penyelenggara acara, penyedia platform penjualan tiket, badan pengatur dari pemerintah, serta masyarakat umum untuk menciptakan pasar penjualan tiket acara atau konser yang adil dan terhindar dari calo.

Artikel Bermanfaat dan Menghibur Lainnya

Advertisement

“Artikel ini merupakan kiriman dari pembaca hipwee, isi artikel sepenuhnya merupakan tanggung jawab pengirim.”

Berikan Komentar

Tim Dalam Artikel Ini