Banyak orang sering mengatakan bahwa perilaku seseorang dibentuk oleh inner child-nya. Tapi apa sih sebenarnya arti inner child itu? Mengapa inner child yang terluka bisa mempengaruhi seseorang dan bagaimana cara mengatasinya?
 Apa itu inner child?
Inner child adalah konsep yang menggambarkan sifat dan sikap kekanak-kanakan yang dapat dimiliki setiap orang. Namun, kondisi setiap individu tidak sama. Alasannya karena itu tumbuh dari pengalaman masing-masing individu sebagai seorang anak.
Inner child dapat digambarkan sebagai bagian dari diri kita yang tidak tumbuh dan tetap menjadi anak-anak. Dengan kata lain, bagian ini masih bersarang dan bersembunyi di dalam diri kita. Bagian ini berisi semua kenangan dan perasaan yang kita alami sebagai seorang anak, baik dan buruk. Sayangnya, hal ini juga menyerap energi negatif, baik dalam bentuk perilaku maupun perkataan, dari orang yang menurut kita dapat membuat kita merasa aman. Sehingga ketika inner child disakiti, hal itu mempengaruhi kita sebagai orang dewasa dalam mengambil keputusan dan berhubungan dengan orang lain.
Inner child adalah salah satu komponen yang membentuk karakter  kita. Karena itu, kita perlu mengetahui, menerima, dan terhubung dengan inner child kita. Inner child dapat mempengaruhi karakter atau kepribadian seseorang saat dewasa. Jika dibiarkan, inner child yang buruk dapat menimbulkan dampak negatif seperti kesulitan berkomunikasi, kesulitan membangun hubungan sosial, dan kesulitan mengambil keputusan. Selain itu, seseorang juga sulit mengenali perasaannya.
Anastasia Satriyo, penulis dan psikolog anak dan remaja, mengatakan bahwa inner child atau adverse childhood experiences merujuk pada kepribadian atau karakter seseorang yang terbentuk dari pengalaman saat anak-anak. Hal ini dapat memengaruhi suatu pikiran, emosi, dan perilaku seseorang ketika dewasa.
Inner child dapat digambarkan sebagai bagian dari seseorang yang tidak tumbuh dan tetap menjadi anak-anak. Bagian ini berfokus pada semua ingatan dan perasaan yang Anda alami sebagai seorang anak, baik dan buruk
Masa kecil yang penuh dengan pengalaman menyenangkan, seperti kasih sayang orang tua, menanamkan energi positif dan sikap optimis yang terbawa hingga dewasa. Pada saat yang sama, pengalaman masa kecil yang buruk, seperti menyaksikan kekerasan, merasa diabaikan dan kehilangan orang yang dicintai, dapat meninggalkan luka emosional yang akan bertahan hingga anak tumbuh dewasa.
Inner child yang tidak dirawat dan terluka seringkali berdampak negatif. Diantaranya sulit berkomunikasi, sulit menjalin hubungan sosial, sulit mengambil keputusan bahkan mempengaruhi pola asuh. Seseorang dengan inner child yang terluka biasanya menunjukkan emosi negatif seperti ketakutan, kekecewaan, kemarahan atau kecemasan berlebihan terhadap situasi yang berhubungan dengan trauma. Namun, tidak semua orang bisa memahami inner child mereka.
Untuk memulai penyembuhan, seseorang harus mengakui keberadaan inner child di dalam dirinya sendiri. Jika ada perasaan ragu atau menolak untuk mengeksplorasi masa lalu, akan sulit bagi orang tersebut untuk memulai proses penyembuhan.
Meditasi juga dapat membantu seseorang menjadi lebih nyaman dengan emosi yang tidak diinginkan. Seseorang sulit mengenali perasaan tidak nyaman jika tidak didukung untuk mengekspresikan diri.
Dengan mengenali emosi, kita dapat lebih memahami bagaimana pengaruhnya terhadap perilaku dan cara menghadapinya. Jika kita tidak mengenali emosi, kita tidak dapat merasakan apa yang kita rasakan. Kurangnya persetujuan emosional juga bisa menyebabkan kurangnya cinta diri.
Kita juga bisa menulis surat untuk mengatasi inner child kita dengan memulai proses penyembuhan. Juga sangat penting untuk memiliki keberanian dan percaya pada diri sendiri setiap kali kita ingin melakukan sesuatu.Â
Artikel Bermanfaat dan Menghibur Lainnya
“Artikel ini merupakan kiriman dari pembaca hipwee, isi artikel sepenuhnya merupakan tanggung jawab pengirim.”