Perpisahan Ini Membuatku Semakin Meyakini bahwa Menyayangimu Adalah Ujian Terindah yang Pernah Tuhan Berikan

menyayangimu ujian terindah dari Tuhan

Teruntuk kamu pria yang sudah mengisi hari-hariku selama dua tahun ini. Kisah kita memang harus berhenti di sini. Bukan karena ku tak lagi cinta, tapi aku lebih mencintai Tuhan-ku.

Advertisement

Masih teringat pertama kali kita bertemu. kamu dengan tingkah lakumu yang menurutku begitu konyol, sampai kadang membuat aku sedikit terganggu dengan keberadaanmu. tapi entah bagaimana justru aku mulai terbiasa dengan semua itu. Justru aku akan merasa sepi jika kamu tak di sana.

Teringat akan setiap usahamu membuat aku bahagia. Kamu berbeda, tidak seperti yang lainnya yang begitu berusaha diawal lalu berubah cuek ketika sudah mendapatkannya. Kamu memanggilku Desember, tidak romantis tapi penuh makna. Aku masih ingat alasanmu menamaiku Desember, itu karena kamu menyukai musim liburan. Kamu bilang artinya kita bisa menghabiskan banyak waktu bersama dan bersenang-senang. Aneh memang tapi  yang kamu lakukan selalu menjadi kenangan manis untukku.

Masih teringat jelas setiap tempat yang kita kunjungi. Mulai dari yang memliki persiapan matang hingga yang tanpa persiapan. Perjalanan-perjalanan seru yang kita jalani satupun dari semua cerita perjalanan itu tidak ada yang tidak berhasil membuat aku bahagia bersamamu.

Advertisement

Kamu selalu ada di sana saat aku butuh untuk bersandar, bahkan untuk hal-hal remeh yang sebenarnya pun bisa aku selesaikan sendiri, kamu selalu membuat aku nyaman dengan keberadaanmu. Senyuman dan semangat yang selalu kamu berikan bahkan di saat aku tidak meminta. Kamu tahu betul bagaimana keadaan dan perasaanku, hingga aku sedikit lupa bagaimana caranya bertahan tanpa ada kamu. Aku bukan wanita manja, tapi dengan kehadiranmu membuat aku yakin kalo kamu orang yang dapat diandalkan.

Tak hanya di situ, aku suka bagaimana caramu memulai pembicaraan. di saat kita dapat bertemu ataupun hanya via telepon, topik pembicaraan yang ringan dan suaramu yang hangat merupakan perpaduan yang sempurna. Hanya mendengarkanmu berbicara aku sudah merasa cukup, kita tertawa untuk hal-hal remeh yang kadang tak lucu. Aku ingat bagaimana kamu tertwa untuk guyonanku yang tak lucu.

Advertisement

Kamu adalah orang yang selalu ada dalam setiap doaku. Aku selalu bertanya tentangmu kepada Tuhan. Bertanya tentang apa yang ada di masa depan, akankah kita berlanjut atau hanya sampai di sini?

Sering aku menangis karna jawaban yang datang tak seperti yang kuharap. Bukan sakit hati kepada Tuhan, lebih kenapa harus aku dan kamu yang menjalaninya. Sering aku mencari alasan kepada Tuhan agar dapat bertahan lebih lama bersamamu, aku yang suka mengulur-ulur waktu, dan aku yang merengek-rengek minta maaf pada Tuhan karena tidak mendengarkan perintah-Nya.

Kemarin kamu bertanya apa alasan perpisahan ini? Kamu bertanya bukankah kita baik-baik saja? Berat mulutku untuk menjawab pertanyaanmu. Berkali-kali aku mengalihkan topik pembicaraan untuk mengulur waktu agar aku dapat menyusun kata-kataku. Seperti yang kukatakan tak kutemukan kekuranganmu, kehadiranmu begitu sempurna, hanya saja jalan kita harus berpisah di sini.

Aku tak ingin menambah penyesalan dalam hidupku. Aku tidak mau kita berpisah karna pertengkaran, sebaik waktu kita bertemu dan bersatu sebaik itu pula aku ingin kita berpisah. Aku tak mau kisah ini ditutup dengan kemarahan. Aku tak mau menambah kesedihanku dengan saling melukai. Saat itu jujur kukatakan kalau kita sudah seharusnya berpisah.

Tuhan memang satu, kita yang berbeda. Menyatukan perbedaan bukan hal yang mudah. Bukan aku tak mau berusaha dan berjuang. Hanya saja aku paham betul siapa aku dan siapa kamu, kita adalah dua insan yang begitu mencintai Tuhan. Melihat kamu yang tak pernah meninggalkan sholat membuat aku sadar bukan aku yang akan ada di sampingmu di masa depan. Aku hanya pengisi waktu di kala Tuhan sedang menyiapkan yang terbaik dan layak untuk menjadi masa depan begitu pula dengan aku.

Hal ini tidak mudah untuk kita jalani, di setiap sudut jalan kita akan menemukan serpihan kenangan. Mungkin akan menusuk hati dan pikiran. Kelak kita aku mengalami hal-hal dimana kita merindukan satu sama lain. tapi kamu tetap harus melangkah. kita harus sama-sama bertahan pada keputusan ini, bahwa aku bukan untuk kamu dan kamu bukan untuk aku.

Satu yang aku yakini, kisah ini adalah sebuah ujian indah yang Tuhan berikan. Ia ingin tahu siapa yang lebih kita cintai, Tuhan atau pasangan kita. Aku sudah mengulur waktu begitu lama untuk hal ini, kini aku harus siap untuk semua uji ini. Begitupula kuharap kamu. Aku akan selalu mendoakan kamu. Kelak kita akan sama-sama menemukan pendamping yang sepadan. Aku berdoa agar hal-hal baik selalu datang kepada kamu dan aku. Biarkan cerita ini berakhir dan menjadi pelajaran berharga untuk kita di masa depan.

Mari kita saling melupakan dan melangkah untuk sesuatu yang sudah menanti di depan sana, sesuatu yang aku yakini lebih baik. Sesuatu yang merupakan hadiah dari Tuhan sebagai hadiah kelulusan kita.

Terima kasih sudah pernah hadir di dalam perjalanan cintaku. Terima kasih sudah pernah menuliskan cerita-cerita indah di hidupku. Terima kasih sudah melakukan banyak hal baik di cerita cintaku. Aku berharap kelak kamu akan mendapatkan balas yang sesuai.

Dari aku,

Your Desember

Artikel Bermanfaat dan Menghibur Lainnya

Advertisement

“Artikel ini merupakan kiriman dari pembaca hipwee, isi artikel sepenuhnya merupakan tanggung jawab pengirim.”

Berikan Komentar

Tim Dalam Artikel Ini

Penulis

I don't have anything but FAITH

Editor

une femme libre