Pagi itu, ibuku sudah bersiap untuk menghadiri sebuah acara pertemuan di gedung kabupaten tempatku tinggal. Seperti biasa, jika acara mulai jam 8, ibuku jam 7 sudah bersiap untuk berangkat menghadiri acara tersebut. Setelah tiba di gedung ibuku dengan santai duduk dan menunggu tamu undangan lain datang. Dari kejauhan ternyata ada seorang ibu berseragam ASN yang juga sudah datang terlebih dahulu menunggu di bawah pohon.
Penasaran, ibuku lalu menghampiri beliau dan memperkenalkan diri. Tidak perlu waktu lama keduanya saling mengobrol santai membahas tentang agenda pertemuan hari itu. Dari pertemuan singkat itu ternyata ibuku dan beliau melanjutkan ke arah pembicaraan yang tidak terduga, yaitu membahas mengenai sekolah dan pekerjaan anak-anaknya.
Entah karena apa, tetapi setelah obrolan tersebut, ibuku dan beliau memutuskan untuk mengenalkan aku dan anak dari beliau. Saat itu aku berada di Jakarta karena sudah bekerja di sana, aku ingat betul, pagi itu ibuku menelpon yang awalnya pembicaraan biasa-biasa saja, aku sempat kaget karena ibuku tiba-tiba meminta untuk menghubungi seseorang yang kontaknya sudah dikirimkan kepadaku. Ibuku berpesan bahwa coba untuk disapa saja terlebih dahulu, itu merupakan anak kenalan ibu dan saat ini mau lulus kuliah Kedokteran di salah satu universitas swasta besar di Jawa Tengah.
Aku berpikir lama, dan awalnya bersikap cuek saja, namun setelah beberapa hari ibuku terus menanyakan hal tersebut, akhirnya aku memutuskan untuk sekedar mengucapkan salam kenal ke nomor yang diberikan oleh ibuku. Tidak kuduga ternyata ia merespon salamku dengan ramah, dari situ aku mencoba untuk menanyakan kabar dan kesibukannya. Ranumi..ya itulah nama yang ia ucapkan saat pertama kali memperkenalkan diri. Ia sedang sibuk karena mempersiapkan diri untuk acara wisuda.
Setelah itu, aku lebih sering lagi untuk sekedar menyapa dan menanyakan kabarnya, dan Ranumi pun juga membalas dengan ramah semua pesan yang aku kirimkan. Selang berapa waktu, aku berencana untuk pulang ke kampung halaman untuk menghabiskan sisa cutiku dan dengan iseng mengajak Ranumi untuk ketemuan. Aku tidak berharap banyak dengan ajakan itu, karena memang kita saling bertukar pesan belum terlalu lama.
Gayung bersambut, ternyata Ranumi mau menerima ajakanku dan memutuskan untuk bertemu di salah satu mal yang ada di kota kelahiranku. Pertemuan kami sederhana sekali, bertemu di salah satu toko yang menjajakan teh dan kami berdua memesan beberapa makanan ringan untuk teman kami mengobrol. Pertemuan kami tidak berlangsung lama, karena Ranumi datang bersama keluarganya, dan ingin melanjutkan perjalanan keluar kota. Dari pertemuan itu, obrolan kami berlangsung lebih sering, dan tidak sekedar basa-basi saja, beberapa kali kami mengobrol dan memperdebatkan sesuatu yang tidak penting.Â
Tetapi dengan adanya perdebatan kecil itu, hubungan kami menjadi semakin dekat dan menemukan kecocokan. Beberapa kali aku menyempatkan diri untuk sekedar menghampirinya ke Jawa Tengah saat akhir pekan tiba. Aku sangat senang karena kedatanganku disambut dengan hangat olehnya. Kegiatan kami saat bertemu pun juga terbilang sangat sederhana dengan menghabiskan waktu bersama di jalanan yang sering menggelar pasar kaget, dan membeli makanan cepat saji yang ternyata merupakan kegemaran kita berdua.
Waktu terus berlalu dan kedekatan kami sudah berjalan hampir 2 tahun lamanya. Berawal dari perkenalan dari kedua orangtua kami yang tidak sengaja, berakhir dengan kita yang memutuskan untuk melangkah ke jenjang pernikahan. Mungkin kata orang, kami bertemu karena dijodohkan, tetapi kami berpikir bahwa pertemuan kami ini sudah diatur dan digariskan oleh Tuhan, yang dengan kebesaran-Nya menunjukkan jalan dengan cara tak terduga. (RAP)
Artikel Bermanfaat dan Menghibur Lainnya
“Artikel ini merupakan kiriman dari pembaca hipwee, isi artikel sepenuhnya merupakan tanggung jawab pengirim.”