Budaya Ludruk yang Mulai Hilang Eksistensinya

Ludruk Jawa Timur hampir punah

Ludruk merupakan suatu kesenian khas yang berasal dari Jawa Timur di mana ludruk ini merupakan suatu pementasan drama yang menampilkan kegiatan sehari – hari dari masyarakat Jawa atau membawakan cerita tentang mitos Jawa, percintaan, dll.

Advertisement

Namun seiring dengan berkembangnya zaman, keberadaan kesenia ludruk ini semakin pudar hingga hilang di mata masyarakat. Hal ini menyebabkan kesenian yang seharusnya di lestarikan oleh masyarakat justru menghilang dikarenakan adanya perkembangan zaman. Karena dalam kita melestarikan kesenian tersebut, dapat menambah rasa persatuan kita dan rasa cinta akan Indonesia karena begitu banyaknya budaya yang dimiliki Indonesia

Ada beberapa hal yang menyebabkan kesenian ini hilang. Pertama, kesenian ludruk ini sangatlah kurang dalam minat masyarakat dalam memainkannya. Karena semua pemeran didalam kesenian ini merupakan seorang laki – laki. Seorang laki – laki dalam kesenian ini juga dapat memerankan tokoh sebagai perempuan. Jika dilihat dengan minat masyarakat sekarang, dalam memrankan tokoh tersebutlah yang menyebabkan ludruk minim atas minat.

Kedua, cerita yang di bawakan pada pagelaran ludruk tidak se-menarik cerita dalam “sinetron”. Seluruh  cerita yang dibawakan dalam pagelaran ludruk tidak lepas dari kehidupan masyarakat Jawa Timur. Mulai dari cerita asal muasal suatu kejadian, mitos Jawa Timur, percintaan bahkan kegiatan sehari – hari dari masyarakat Jawa Timur juga dapat diangkat dalam pagelaran ludruk. Yang menyebabkan kesenian ini hilang karena para oemuda Indonesia yang tidak menyukai hal – hal seperti itu, mereka lebih memilih cerita yang lebih fresh, lebih baru yang ditayangkan pada media. Inilah juga bentuk dari perkembangan zaman dimana cukup hanya menyaksikan tontonan lewat Handphone tanpa harus melakukan suatu pagelaran yang besar

Advertisement

Yang terakhir, setiap cerita pada ludruk memiliki durasi yang lama dan menggunakan Bahasa Jawa . Durasi yang lama yang berkisar antara 20-30 menit pada ludruk memberikan kesan yaitu untuk menggiring penonton agar terus mengikuti cerita dan memahami isi cerita yang dibawakan. Tentu hal itu tidak lah salah, namun durasi yang lama dapat membuat penonton akan bosan dalam menonton pagelaran ludruk ini. Selain itu seluruh isi cerita dari ludruk ini dibawakan dengan Bahasa Jawa. Bagi orang – orang tua Jawa Timur tidak mempersalahkan itu, tetapi para pemuda Jawa yang tidak menyukai hal – hal yang masih menggunakan Bahasa daerah. Tentu ini merupakan masalah yang serius, karena Bahasa daerah menunjukkan kekayaan dari suatu daerah tersebut. Hal ini lah yang menyebabkan hilangnya kesenian ludruk waktu demi waktu.

Oleh karena itu, marilah kita bersama – sama jaga kebudayaan milik kita yaitu kesenian ludruk agar di Jawa Timur selalu ada pagelaran yang diadakan untuk memberitahu serta mengedukasi para pemuda Jawa Timur agar tidak menyepelekan tradisi ini karena tentu tradisi ini selalu menyampaikan pesan moral yang baik kepada setiap penontonnya. Menjaga kesenian ini juga merupakan bentuk dari persatuan yang dilakukan masyarakat Jawa Timur agar kesenian ini terus ada dan tidak di akui oleh negara lain.

Artikel Bermanfaat dan Menghibur Lainnya

Advertisement

“Artikel ini merupakan kiriman dari pembaca hipwee, isi artikel sepenuhnya merupakan tanggung jawab pengirim.”

Berikan Komentar

Tim Dalam Artikel Ini