Bangunlah komitmen, ajak berjuang bersama, walaupun dalam diam.
Aku tak tahu harus mulai dari mana tentang pernyataan ini, yang jelas pemikiran ini muncul secara spontan melalui pengalaman yang berusaha aku kaji sendiri sedikit demi sedikit. Banyak pihak yang meragukan, terutama dari kalangan teman sebayaku, walaupun sudah kujelaskan sedemikian rupa.
Pengalaman yang memberiku banyak pelajaran bahwa mencintai seseorang tak harus berpacaran memang benar adanya, kadang banyak orang yang menilai hanya dengan pacaranlah semua dibuktikan, sampai pacaran dijadikan jalan satu-satunya untuk menempuh suatu hubungan yang serius. Aku tak begitu yakin dengan pacaran ini, ada dua alasan. Pertama, melaului cerita dan melihat bagaimana realita teman yang yakin penuh dengan cara berpacaran, walaupun tak semua, namun kebanyakan mereka hanya manis di awal biasa di tengah dan akhirnya putus juga, dan begitu seterusnya dan berulang-ulang.
Alasan yang kedua adalah pengalamanku sendiri. Latar belakangku yang lulusan pondok, selama di pondok juga jarang menemui sistem pacaran. Mendekati wanita pun dalam cara santri berbeda dari realita di luar. Setelah lulus dari pondok aku menempuh pendidikan di salah satu kampus di Malang. Sebagai manusia biasa, juga memiliki hasrat yang sama dengan laki-laki lain, tentunya rasa tertarik pada lawan jenis sering kali muncul.
Berawal dari rasa penasaran mengenai bagaimana rasanya pacaran, akhirnya aku memberanikan diri mendekati wanita yang selama ini memang aku sukai, namun tetap dalam hati, tak ada niatan untuk berpacaran. Ternyata benar apa yang dikata guru terbukti, mendekati wanita bukan perkara mudah, semua jadi luntur, semua jadi lupa, semua jadi sirna, layaknya dunia hanya wanita yang kita suka saja.
Namun satu sisi, ada hal yang secara tak sadar aku lalai, saking terlalu asyiknya dekat dengan wanita walau hanya sebatas via chating BBM, WA, atau LINE, tugas kuliah jadi terlupakan, kuliah jadi keteteran, dan yang paling parah, ibadah menjadi taruhan. Penderitaanku semakin menjadi setelah ada konflik antara aku dan wanita yang sedang aku dekati, diam-diam ada laki-laki lain yang sedang mendekatinya juga, setelah kutanya alasan mengapa ada laki-laki lain mendekatinya, jawabannya mengejutkan, wanita itu ternyata butuh kepastian, butuh alasan mengapa dia diperhatiakan, didekati tanpa ada kejelasan status. Akhirnya pertanyaan yang selama ini aku takutkan muncul juga. Setelah aku jelaskan panjang lebar, bahwa aku hanya mau komitmen tak mau pacaran, dia tak menerima 100% alasanku itu.
Setelah kejadian itu aku merenungkan semua. Ternyata Tuhan memang tak suka kalau ada makhluk yang mencintai lebih dari diriNya, ini sebuah peringatan keras bahwa cinta yang paling cinta adalah cinta kepadanya. Cinta kepada sesama makhluk hanya dalam rangka cintanya kepada Tuhan, semua rasa cinta di dunia ini seharusnya memang bermuara kepada Tuhan. Mendekati wanita juga tak semudah yang dipikirkan, harus kuat iman kuat badan dan kuat batin, banyak hal yang harus dipertaruhkan, mendekati wanita cukup dengan diam saja, mintalah kepada yang menciptakannya, kalau sudah siap katakan, dan ajak berjuang bersama. Berjuang bersama ini tak harus dengan berpacaran saja, bangunlah komitmen.
Selanjutnya tunggu hasilnya, apabila diragukan, kita buktikan komitmen dengan cara apa yang lebih bisa dipertanggungjawabkan akhirnya.
Artikel Bermanfaat dan Menghibur Lainnya
“Artikel ini merupakan kiriman dari pembaca hipwee, isi artikel sepenuhnya merupakan tanggung jawab pengirim.”
Leave a Reply
You must be logged in to post a comment.