Surat Terbuka Teruntuk Kamu, Berbahagialah dan Jadikan Kesehatan Mentalmu sebagai Prioritasmu!

Bersedihlah bila kau ingin bersedih. Marahlah jika kau mau marah. Menjeritlah jika kau mau menjerit. Tetapi jangan lupa untuk bahagia!

Teman, hari ini banyak sekali badai yang berembus padamu, ya? Kuharap kau baik-baik saja. Mungkin kau terbatuk sesekali, berusaha mengambil napas segar setelah dilanda badai seperti itu. Kau mencoba menghelanya berkali-kali, berusaha menyegarkan paru-paru malangmu yang terkena debu dalam badai itu.

Advertisement

Masalah yang kau hadapi pun seperti itu. Datang silih berganti seakan tak ada habisnya. Kau duduk termenung, berpikir kapan masalah ini akan berhenti. Kau benar-benar frustasi, nyaris menangis, berpikir kapan semua ini akan membaik.

Menangislah kalau kau memang mau menangis. Tak ada yang akan menyalahkanmu. Tak akan ada yang meledekmu bila kau menangis. Bahkan menangis membuktikan bahwa kau sebenarnya orang yang kuat dan kau telah berani jujur pada dirimu sendiri.

Teman, bagaimana kabar cuaca hari ini setelah badai berembus? Apa kau baik-baik saja? Kuharap kau tak tergulung ombak yang membuatmu terseret. Kuharap tak ada yang melukaimu saat kau tergulung. Kuharap kau tak terluka. Berteriaklah minta bantuan dan acungkan tanganmu ke udara agar kami dapat menolongmu, agar kami dapat segera menyadari keberadaanmu dan menyelamatkanmu sebelum kami terlambat.

Advertisement

Kami tak ingin terlambat. Kami tak akan pernah segan menolongmu, kau tahu? Kami sangat menyayangimu. Kami akan melakukan apa pun agar kau tetap berada di sini, bersama kami.

Teman, bagaimana dengan tanaman di sekitar hari ini? Segar atau layu? Kuharap segar, walau panas terik dan hujan mengguyur. Kuharap tanaman itu segar, tak akan layu, walau cuaca seterik apa pun, walau cuaca seburuk apa pun.

Advertisement

Sama seperti dirimu, kuharap kau tetap tersenyum walau hidup memperlakukanmu dengan sangat keras. Hidup hanya sedang mendidikmu, teman. Kau tak perlu khawatir. Kau tak perlu menyerah.

Teman, aku benar-benar berharap kau menjadikan dirimu sebagai prioritasmu sendiri. Perhatikanlah dirimu dulu. Perhatikan kesehatanmu. Jaga kesehatan mentalmu. Berbahagialah. Pikirkan bagaimana kau bisa berbahagia dan dengan cara apa kau bisa menggapainya.

Bersedihlah bila kau ingin bersedih. Marahlah jika kau mau marah. Menjeritlah jika kau mau menjerit. Tak akan ada yang marah padamu.

Luapkan semuanya hingga beban di hatimu berkurang. Kamu telah berusaha menyelamatkan dirimu sendiri dari keterpurukan setiap kali kamu mengungkapkan isi hatimu.

Bila kau telah meneriakkannya, terima kasih telah berani. Tetaplah seperti itu di saat hujan badai datang menghampirimu. Kami pun akan terus mendukungmu.

Kami menyayangimu.

Artikel Bermanfaat dan Menghibur Lainnya

Advertisement

“Artikel ini merupakan kiriman dari pembaca hipwee, isi artikel sepenuhnya merupakan tanggung jawab pengirim.”

Berikan Komentar

Tim Dalam Artikel Ini

Penulis

mental health and psychology enthusiast. suka nonton anime, tidur, classical head.