Buat Rasa yang Terlanjur Terpatri


Jika hidup cuma tentang ‘stuck’ pada rasa yang terpatri, mungkin sedari dulu aku sudah mati.


Advertisement

Terdengar berlebihan, namun sepenggalan fakta memang bicara banyak dari lisan yang berujar. Sebenarnya hatiku geli membahas ini, namun jari-jariku lihai menari di atas tuts keyboard. Kali ini entah mengapa topik ini menjadi menarik.

Kadang luka membuatmu jadi puitis dan pandai menulis. Aku terluka hari ini? Iya. Benar. Namun sebab apa yang membuatku seperti ini, tak pula penting sekarang. Manusia memang begitu, perasaannya sering tak menentu, mood-nya fluktuatif, semudah itu terbolak-balik.

Advertisement


Untukmu yang terluka atas hal yang kau sebut suka, cinta. Hal itu lumrah sebenarnya. Jika perlu menangis, maka menangislah. Bebaskan hatimu dari rasa gundah. Adalah hakmu untuk mendapat rasa lega. pun tak usah malu, manusia punya titik yang berat dalam menjalani hidup. Bahkan yang kau sebut cinta ini bisa jadi salah satu pemicu.


Kau cuma perlu terbangun dan menyadari bahwa hidup ini berjalan dengan sangat dinamis. Kadang seseorang datang ke hidupmu cuma buat singgah, tak menetap selamanya. It’s okay, ada yang nanti benar-benar menetap. saat kau belum lahir ke duniapun, namanya sudah rapi tertulis, yang perlu dilakukan kali ini adalah menanti sambil memperbaiki diri.

Advertisement

Untukmu, gadis-gadis diluar sana yang punya hak untuk bahagia. Kau yang membaca ini. Kau wanita, akupun sama. Kala perasaan yang halus dan mudah hancur adalah milikmu, milikku pun sama. Maka izinkanlah aku sedikit berbagi cerita.

Perlu bertahun-tahun buatku untuk berdiri di titik ini, perlu waktu lama aku menempa diriku menjadi seperti ini. Kala cinta bukanlah prioritas utamaku. Munafik jika rasanya aku bilang bahwa aku tidak butuh, aku butuh. Namun semua hanya selingan. Tak jadi main course di meja makanku, itu cuma dessert. Pada kata manis yang mereka tujukan padaku baik secara langsung maupun tidak langsung, hatiku tak mudah percaya. Pada upaya yang mereka lakukan untuk taklukkan hatiku, aku pura-pura tak tahu. Padahal aku berada dalam keadaan sadar.

Mempersepsi manusia itu lebih sulit daripada mempersepsi benda mati. Manusia itu cepat sekali berubahnya. Apa yang kau tangkap dari dia, kadang tidak seperti itu aslinya. Kadang sudah benar yang kau tangkap, cepat sekali berubahnya. begitu juga perasaan. Nah, itu intinya. Kadang kita sering salah arti. perasaan kita begitu lembut, kita akan termotivasi dalam hal apapun ketika kita merasa bahwa ada yang mencintai kita. Kita butuh perhatian, hal itu pula yang membuat kita merasa ada dan berharga.

Kadang jika akal kita sudah dimasuki rasa, seringnya kita ‘keblinger’, tak semua perhatian yang kita terima dapat ditafsirkan cinta. Oke, katakanlah itu cinta, tapi luas sekali pemaknaan cinta. Tuhan juga suruh kita agar saling cinta sesama manusia. Ya kau manusia, dia manusia. maka atas alasan itu cinta. Cinta pada sesama manusia. Wanita yang mudah sekali baper hatinya, sudah klepek-klepek saja rasanya, sudah menghangatlah pipinya, berdebar lah jantungnya, dan berbagai macam rasa yang membuat bahagia.

Bahagia kata orang, namun aku sendiri merasakannya sebagai hal yang membuat aku tidak nyaman. Eh namun nyatanya, perhatiannya adalah untuk semua orang. Pupus lah anganmu sebagai makhluk spesyel (kasih bawang goreng yang banyak pake ayam suwir) :P


Lagi, kuperingatkan padamu. Bahwa tak perlu banyak berupaya menghapus perasaan yang telah terlanjur muncul namun ternyata tidak bertepuk, bahkan dengan sebelah tanganpun. Kau baca ini, semakin kau melupakan, malah kau akan semakin mengingat.


Ya sudah, biarkan saja. Nanti kau akan lupa sendiri. Lukamu, sedih-sedihmu, jangan kau ikuti. Jangan sengaja tenggelam dalam perasaanmu, dan menganggap dia masih yang terbaik dan satu-satunya. Tidak, itu hanyalah tipuan dari kesedihanmu sendiri. Kau bisa move on, asal kau mau. Lebih baik pula move up, serahkan hatimu pada sang pencipta. Pindahkan ke atas. Tak usah lagi ke hamba. Karena berharap pada manusia akan menyakitimu sendiri. Hanya Tuhan yang harusnya jadi tempatmu berharap.

Hal terakhir, masa mudamu terlalu sayang apabila hanya dihabiskan untuk menggalaukan remeh-temeh cinta. Kau muda belia, cantik dan penuh potensi. Lakukan saja apa yang kau suka. Jadilah gadis yang kuat dan independent. Jangan 'murahan' dalam urusan hati dan perasaan. Kau perlu pula jadi ‘djinak-djinak merpati’, dapatkan hatimu harusnya tak semudah itu, dan jatuh dalam hal ini aslinya tak sesakit itu.

Artikel Bermanfaat dan Menghibur Lainnya

Advertisement

“Artikel ini merupakan kiriman dari pembaca hipwee, isi artikel sepenuhnya merupakan tanggung jawab pengirim.”

Berikan Komentar

Tim Dalam Artikel Ini