Sesayang-sayangnya sama pasangan, tak dipungkiri ada kalanya kita tetap dihampiri rasa bosan. Walaupun, katanya ada pasangan yang tidak pernah merasa bosan satu sama lain, entah itu benar adanya atau tidak, saya tetap saja menganggap itu sebagai fiktif belaka. Yang saya yakini adalah, sebagian besar kita pasti pernah berada di fase bosan terhadap pasangan. Atau, jangan-jangan saat ini memang tengah berperang melawan rasa bosan?
Kita analogikan dengan makanan favorit. Sehobi apapun kamu makan nasi padang, jika selama 24 jam seminggu makan naspad melulu, pasti akan bosan. Begitu juga dalam menjalani hubungan. Sesayang apapun, pasti ada titik di mana kita merasa bosan. Kita tidak perlu merasa bersalah ataupun menghindari keadaan ini. Merasa hampa dan hambar memang tak bisa dielakkan karena sang pencipta telah memprogram bosan sebagai sifat alamiah tiap insan. Sayangnya, terkadang keadaan mengompori kita dengan fakta pasangan yang tak kunjung peka. Atau di lain sisi, realita memasukkan kita dalam daftar jamaah long distance relationship? Duh, duh, penderitaan sempurna!
Bosan itu manusiawi. Namun, keputusan mengakhiri hubungan karena alasan bosan, menjadikan kita tidak manusiawi. Coba diingat-ingat kembali berbagai kenangan dan masa-masa sulit senang yang sudah dilalui bersama, apakah benar-benar harus diakhiri hanya karena satu kata—bosan? Perasaan ini muncul karena kita membiarkan diri untuk hanyut merasakannya. Langkah selanjutnya yang bisa kita ambil adalah mencoba untuk menerimanya, dan kemudian bangkit melawan dengan upaya membangun kembali suasana.
Ada yang berhasil melawan rasa bosan hanya dengan membuka-buka foto bersama, atau scroll chat yang ada. Namun, ada juga yang pusing sendiri dengan kondisinya, dan berimbas menyalahkan pasangannya dengan alasan “doi ga peka”. Untuk kasus kedua inilah, tidak bisa dilakukan hanya dari salah satu pihak saja. Kita tetap membutuhkan dukungan dan kerjasama dari pasangan kita untuk keluar dari lilitan rasa bosan.
Nah, lantas bagaimana agar pasangan mengetahui keadaan kita yang sedang tidak baik-baik saja, dan bersama-sama membangun kembali suasana? Jawabanya hanya satu, yaitu komunikasi. Yap, komunikasi adalah koentji. Jangan giliran pasangan bertanya, “Kamu kenapa?”, kamu justru menjawab “Gapapa”.
Satu hal yang terkadang tidak kita sadari, bisa jadi, pasanganmu sebenarnya merasakan hubungan yang mulai renggang melalui perubahan sifatmu belakangan. Ia tahu itu dan turut merasakan. Hanya saja, ia tidak mencoba bertanya dan justru memendamnya. Namun, feeling bahwa hubungan kalian sedang kenapa-napa itu selalu bisa dirasakan oleh pasangan. Maka, cobalah untuk dibicarakan secara jujur dan dicari jalan keluar terbaik.
Mayoritas penghuni bidang ilmu kode-kodean adalah perempuan, tetapi tidak menutup kemungkinan dari kaum laki-laki. Intinya, terlepas apapun gendernya mari kita belajar untuk berhenti kode-kodean. Dan bila pasanganmu sudah bercerita panjang lebar memberitahukan unek-uneknya, cobalah untuk menghargai dan memahami. Salah satu bentuk syukur adalah ketika kita maksimalkan anugerah mulut, otak dan hati pemberian Tuhan. Kalau tak kunjung diberdayakan, apa sudah siap, diambil Tuhan?
Kita harus belajar untuk tidak egois dalam mejalani hubungan dengan orang lain dan memang dituntut untuk lebih dewasa menghadapi ego diri dan keadaan. Bahwa harus diingat, selalu ada perasaan yang harus dijaga, baik itu dalam hubungan pacaran, atau dengan keluarga dan teman. Masing-masing orang memiliki perasaan dan hati, maka kita tidak boleh seenaknya menuntut untuk selalu dimengerti tanpa pernah balik mengerti dan memahami keadaan orang lain.
Percayalah, bosan itu hanya ujian untuk keadaan sesaat, dan teramat mudah bagi Tuhan untuk membalik keadaan. Bisa jadi, kamu hari ini sibuk bergelut dengan rasa bosan, sedangkan, ia tengah sibuk merencanakan sebuah kejutan untuk bertemu kamu.
Mungkin, kamu bosan karena sudah sekian lama berjauhan dengan pasangan, siapa tahu, dia sedang di perjalanan menuju kamu? Cukup terima rasa bosannya, dan iringi dengan pikiran yang baik dan doa yang baik. Mudah-mudahan, hidup berkenan memberi berbagai kejutan baik. Jangan terburu-buru mengambil keputusan, ya. Jangan sampai tindakan mengakhiri hubungan, kelak berbuah menyesali pilihan.
Artikel Bermanfaat dan Menghibur Lainnya
“Artikel ini merupakan kiriman dari pembaca hipwee, isi artikel sepenuhnya merupakan tanggung jawab pengirim.”