Bipolar Disorder merupakan salah satu isu kesehatan mental yang patut diberi perhatian khusus oleh masyarakat. Menurut data WHO (2016), bipolar disorder merupakan salah satu gangguan jiwa yang paling umum diderita masyarakat dunia dengan jumlah sekitar 60 juta jiwa atau sekitar 1% dari seluruh populasi di seluruh dunia.
Penting bagi kita semua untuk memahami pengertian bipolar itu sendiri. Bipolar merupakan gangguan kesehatan mental yang menyebabkan penderitanya mengalami perubahan suasana hati dan energi secara ekstrem. Mudahnya, menurut pakar Psikologi Klinis, Alexandra Gabriella Adeline, M.Psi, C.Ht, bipolar adalah gangguan mood episodic.Â
Orang Dengan Bipolar (ODB) mengalami episode dengan dua fase, yaitu fase manik dan fase depresi. Fase depresi merupakan fase ODB mengalami keadaan yang sangat sedih atau putus asa. Sedangkan fase manik merupakan fase ODB mengalami keadaan yang terlalu gembira atau terlalu bersemangat. Pada keadaan tertentu, fase manik dan fase depresi dapat terjadi bersama.
Selama fase manik, mereka mungkin merasa sangat energik dan impulsif. Hal tersebut memungkinkan mereka untuk terlibat dalam perilaku berisiko, memiliki banyak ide & pikiran muluk-muluk, dan mengalami penurunan kebutuhan untuk tidur tanpa rasa lelah. Sebaliknya, fase depresi ditandai dengan kesedihan yang intens, kehilangan minat atau kesenangan, melakukan penarikan diri dari sosial masyarakat, kelelahan, gangguan tidur, hingga pikiran untuk mengakhiri hidup.
Terdapat beberapa faktor yang menyebabkan munculnya bipolar disorder ini, yaitu faktor genetika, faktor psikososial, dan faktor fisiologis. Faktor genetika merupakan faktor umum yang menjadi penyebab bipolar disorder. Penilitian menunjukkan bahwa jika salah satu orang tua menderita bipolar disorder, maka anaknya akan berpotensi mengidap bipolar disorder sebanyak 10-25%. Namun, tidak semua bipolar disorder disebabkan oleh genetika.
Ada faktor lain yaitu faktor psikososial, misalnya stress atau tekanan yang diberikan dari lingkungan sekitar ODB.  Selain itu, terdapat faktor penyebab utama yaitu faktor fisiologis. Penelitian menunjukkan bahwa otak ODB mungkin berbeda dengan orang yang tidak dengan bipolar disorder atau gangguan jiwa lainnya. Perbedaan yang dimaksud adalah terganggunya keseimbangan cairan kimia utama di dalam otak ODB.
Sedangkan, Gangguan Kepribadian Ganda/Dissociative Identify Disorder (DID) adalah gangguan disosiatif kompleks yang ditandai dengan adanya dua atau lebih status kepribadian atau identitas yang berbeda dalam satu orang. Identitas-identitas ini dapat mengendalikan perilaku individu dan seringkali disertai dengan celah ingatan untuk jangka waktu yang signifikan. DID biasanya berkembang sebagai respons terhadap trauma parah selama masa kanak-kanak.
Secara singkat, orang dengan bipolar tidak memiliki permasalahan pada identitas dirinya, seperti pengidap kepribadian ganda. ODB akan tetap menjadi dirinya sendiri, meskipun mereka mengalami permasalahan dalam mengelola perubahan emosi yang terjadi secara drastis.
Meskipun terlihat sama, keduanya memiliki pengertian dan karakteristik yang berbeda. Untuk lebih lanjut, seseorang tidak bisa mendiagnosis sendiri apakah ia mengidap bipolar atau tidak. Langkah tepat untuk memastikannya adalah dengan mendatangi ahlinya, yaitu psikolog atau psikiater.
Artikel Bermanfaat dan Menghibur Lainnya
“Artikel ini merupakan kiriman dari pembaca hipwee, isi artikel sepenuhnya merupakan tanggung jawab pengirim.”