Apapun yang kalian pikirkan tentang aku, tak bisakah kalian bergeser sedikit saja dari kehidupan pribadiku? Sejatinya pernikahan juga salah tujuan hidupku. Jadi tak perlu banyak bertanya. Tentang kapan dan siapa, atau ingin yang seperti apa. Perjalananku sekarangpun sudah mengarah kesana.
Bukankah hidup pada hakekatnya bercerita tentang memilih? Sudikah kalian memberi aku ruang untuk lebih leluasa memilah, mana diantara mereka yang datang dengan serius atau hanya ingin bercanda? Karena bagiku jauh lebih baik aku membiarkan hati ini menunggu seseorang yang tepat untuk dijadikan rekan menghadapi masa depan, daripada harus menghabiskan banyak waktu dengan orang yang salah, yang hanya akan mengunci kebebasanku.
Berhentilah menilaiku ini itu. Entah tentang aku yang terlalu pemilih atau orang tua yang terlalu memiliki standar cukup tinggi bagi mereka yang ingin mengambilku dari sisi mereka. Adakah orang tua yang tak menginginkan kebahagian bagi anak-anak mereka? Jadi ku mohon berhentilah merasa paling tahu apapun tentang aku. Sungguh.. menikah sekarang ataupun nanti itu sama sekali bukan bagian kalian.
Aku percaya bahwa Tuhan punya skenario indah. Tiap apapun yang dipahat oleh tanganNya pasti jadi karya yang luar biasa. Jadi untuk apa membantah atau mendesakNya mempercepat segala sesuatu jadi seperti yang kalian mau. Adakah jaminan kalian yang dijari manisnya telah melingkar cincin dengan label penyatu bisa lebih tertawa bahagia dibandingkan aku?
Bila mau sedikit saja menikmati, bukankah tiap tahapan perjalanan hidup itu selalu patut membuat kita berdecak kagum dan bersyukur atas rencanaNya? Kalau aku sendiri menikmati perjalananku yang seperti ini, kenapa kalian harus dengan rela membuang energi hanya untuk mencibiri apa yang sudah Tuhan kehendaki?
Ayolah.. Ini bukan hanya tentang kutemukan dia yang berbeda jenis kelamin denganku kemudian berucap cinta. Tapi padanya bisa kutaruhkan rasa percaya, jutaan harapan dan perhatian yang ku harap tak akan habis termakan usia. Aku berharap dalam dadanya kutemukan dekap yang mampu menghangatkan, saat perjalanan dunia kurasa mulai terlalu dingin untuk diteruskan.
Dia yang bersedia berhenti padaku saja. Dia yang sudah bisa merasa cukup saat telah menemukanku. Dan tak pernah lelah mengajarkanku untuk jadi yang paling dia mau. Juga tak inginkan perpisahan sekalipun debat terhebat nantinya singgah dalam kebersamaan kami. Jadi ku mohon pada kalian, agar tak terlalu mendikte apa yang harus aku lakukan.
Toh kalaupun waktunya sudah tiba, aku juga akan mengajak kalian bersuka cita bersama. Akan ku perkenalkan dia pada kalian yang selalu merasa penasaran. Jadi bersabar sajalah! Beri aku waktu untuk menjalani semua proses ini dengan lega. Memantaskan diri bagi dia yang namanya akan tertera bukan hanya dalam doa tapi hatiku juga. Dia yang karena rusuknya aku bisa hadir kedunia. Jadi tunggu saja. Wanita ini, bila waktunya sudah tiba pasti akan menikah juga.
Artikel Bermanfaat dan Menghibur Lainnya
“Artikel ini merupakan kiriman dari pembaca hipwee, isi artikel sepenuhnya merupakan tanggung jawab pengirim.”
sutuju. inspirasi banget
cool
otewe menemukanmu 😀
Hehe dorongan orang tua untuk menikah pasti selalu buat kebaikan kita sendiri
Tetep berdoa