Terbit fajar mulai menampakan sinarnya dari arah ufuk timur tatkala jalan hidupku ditakdirkan untuk berubah selamanya. Sebelum bertemu denganmu, hidupku Cuma sekumpulan tugas kuliah yang harus segera diselesaikan sebelum jatuh tempo dan rela di bagi dengan jam tidurku
Lalu kau datang
Perjumpaan kita begitu sangat sederhana tak sedramatis kisah-kisah sinema ftv yang tayang di salah satu televisi lokal. Kita hanya berjumpa di toko buku yang ada di salah satu kota ini tatkala hujan turun dari langit membasahi bumi ini.
Kau sangat begitu asyik memilah-milah buku yang khendak kau beli sementara aku selain sudah mendapatkan buku yang aku cari, diam-diam aku memperhatikanmu dalam kejauhan. Bola matamu yang cokelat adalah sebuah indera yang tak bisa ku tolak untuk dinikmati keindahannya dan senyum manismu yang berseri adalah racun bagi siapapun yang melihatnya tak terkecuali aku. Dengan bola mata yang cokelat itu kau melihat seisi dunia dan dengan bola mata itu pula kau berikan aku tatapan yang mengandung mantra sehingga membuatku tertarik untuk mengenalmu.
“hai” sapamu
Adalah kata yang mampu membuatku terpaku dan terperangah. Perempuan yang sedari tadi ku perhatikan dan ku idamkan untuk mengenalnya ternyata menyapa terlebih dahulu. Sempat tak percaya sampai-sampai aku diamkan beberapa detik tanganku untuk bersalaman denganmu. Dengan basa-basi layaknya dua anak manusia yang baru kenal kita selalu mempertanyakan hal-hal yang sudah tahu akan jawabannya ini di karenakan sudah menjadi hal lumrah ketika ada dua orang asing yang kebetulan bertemu disatu tempat. Jangankan untuk bercakap lebih jauh, sekedar menemukan topik untuk dijadikan bahan obrolan rasanya sudah bersyukur.
Pembicaraan pun semakin cair ketika kita saling bertukar pikiran kala membahas buku-buku pavorit begitupun dengan penulisnya. Ternyata kau suka buku-buku karya fiersa besari yang sanggup mengubah cara pandangmu terhadap dunia ini. Sebelum membaca karya-karyanya kau bilang :
“Aku tak bisa melihat sisi lain dari kekayaan budaya Indonesia terlebih dengan sosio kultural masyarakat Indonesia yang plural sampai akhirnya aku baca salah satu karyanya dan membuatku ingin keliling bumi nusantara lalu membuktikannya dengan mata sendiri” penjelasan darimu membuatku sedikit agak terkesan taka da seorang pun yang mampu menelaah buku sesingkat dan seterbuka itu terhadap seseorang yang baru dikenalnya
Setelah perjumpaan kita yang teramat sederhana itu aku harap aku dapat bertemu lagi denganmu lain kali kita harus berdirkurs tentang banyak buku lagi
Artikel Bermanfaat dan Menghibur Lainnya
“Artikel ini merupakan kiriman dari pembaca hipwee, isi artikel sepenuhnya merupakan tanggung jawab pengirim.”