Hari minggu kemarin adalah hari dimana kamu hidup berbahagia bersama pilihan hatimu. Mungkin aku adalah salah satu dari sekian banyak pengagummu yang tak rela dengan pernikahanmu. Kemarin sebenarnya ada pertemuan yang harus ku hadiri, tapi aku tidak bisa kemana-mana. Aku hanya tidur dan mencoba menenangkan pikiranku. Meskipun begitu mata ini bila terpejam justru mengingat kenangan yang dulu, ketika aku bisa melihatmu masih sendiri. Untungnya kemarin ada adik keponakanku yang main kerumah. Kami belajar memasak bersama. Setidaknya dia bisa membuatku sedikit melupakan kesedihanku.
Seharusnya aku harus bahagia juga kan? Karena seseorang yang ku kagumi, yaitu kamu, sekarang ini dengan usiamu yang memang sudah matang bisa menemukan tulang rusukmu. Tapi rasanya sejak kemarin hingga hari ini terlihat di history teman-temanmu semua diisi dengan foto-foto kebahagiaan atas pernikahannmu.
Aku tidak sanggup untuk melihat semua itu. Sampai-sampai teman-temanku menghubungiku aku tidak bisa mengangkatnya, karena aku benar-benar total untuk tidak memegang ponsel dan kutinggalkan di kamar. Baru sore harinya ketika aku harus latihan bersama anak-anak didikku, mengharuskanku menggunakan ponsel kembali karena harus menghubungi mereka untuk latihan.
Rasanya sangat bersalah sekali karena ternyata teman-temanku sudah beberapa kali menghubungiku. Aku berusaha untuk tetap bisa profesional dengan tanggungjawab yang ada. Tapi sebagai manusia aku tetaplah manusia yang tak pernah luput dari rasa sedih dan terpuruk juga. Ingin rasanya aku cerita tapi kepada siapa? Aku cerita pun kepada saudaraku yang memang tahu karena aku mengagumimu justru menggodaku dengan bercandaannya. Iya aku tahu itu sifatnya untuk menghiburku tapi rasanya tak sedikitpun senyum yang bisa ku berikan.
Ya Tuhan, inikah rasanya patah hati karena bertepuk sebelah tangan yang sebenarnya? Ketika melihat orang yang dicintai selama ini harus bahagia bersanding di pelaminan dengan orang yang ternyata bukan kita? Dari malam hari sampai dengan pagi ini, entah kenapa aku belum bisa sepenuhnya melupakanmu. Justru terngiang-ngiang apa saja hal konyol yang pernah kulakukan demi mendapatkan respon darimu.
Untuk sesuatu perasaan yang sudah kusampaikan dulu, apakah aku akan menyesalinya karena ini jawaban darimu? Padahal sebenarnya waktu itu kamu sudah menjawabnya. Hanya saja aku yang selalu percaya kamu kan membuka hati untukku.
Sebenarnya lambat laun ketika pertemuan terakhir satu tahun yang lalu itu aku berusaha untuk tidak menghubungimu. Bisa dibilang aku mulai berusaha untuk melupakanmu. Ternyata kamu pun juga ganti nomor. Itu ku ketahui saat ulang tahunnmu di tahun kemarin. Aku berusaha untuk menghubungimu dengan mengucapkan selamat ulangtahun untukmu lewat DM.
Dan tak kusangka kamupun membalas DM ku. Kucoba menanyakan kenapa sekarang tak pernah ada muncul? Ternyata kamupun menjawab bahwa nomor yang kumiliki masih tetap aktif hanya saja nomo WA-mu ganti. Tanpa ku minta ternyata kamupun memberikan nomor barumu. Ku simpan saja di ponsel-ku. Entah untuk apa sebenarnya kusimpan? Memunculkan rasa suka lagi?
Aku mencoba untuk membuka hati untuk orang lain. Tapi sampai saat ini aku pun belum bisa menemukan seseorang yang menjadi pasanganku. Sampai hari kemarin aku mendengar akhirnya kamu menikah, lagi-lagi membuatku merasa seperti sia-sia saja apa yang kukatakan dulu kepadamu.
Jahatnya aku yang masih tidak merelakanmu sampai saat ini. Aku minta maaf kak. Tapi setidaknya kamupun salah satu orang yang juga sudah membantuku mewujudkan impianku. Mungkin benar kata pepatah. Tidak semua yang bertemu untuk dipersatukan. Meskipun secara resmi aku belum mengucapkan selamat atas pernikahanmu, ku harap entah suatu saat nanti kamu akan membaca tulisanku ini.
Terimakasih kak, sudah membantuku untuk berani meraih salah satu impianku. Terimakasih karena aku mengagumimu, hingga akhirnya mengantarku untuk meraih salah satu impianku. Meski ku tahu dan aku harus segera sadar kalau impian terbesarku untuk memilikimu ternyata memang tidak bisa. Satu pertanyanku untukmu kak, apakah gambar dari kardus yang aku buat untukmu waktu hujan dulu, yang kulindungi tanpa memperhatikan diriku sendiri masih tetap di meja kerjamu? Atau sudah kakak buang atau simpan digudang? Oya satu pertanyaan terakhir, apakah boleh foto saat pertama kali kita bertemu masih ada di akun instagrammu kak?
Â
Artikel Bermanfaat dan Menghibur Lainnya
“Artikel ini merupakan kiriman dari pembaca hipwee, isi artikel sepenuhnya merupakan tanggung jawab pengirim.”