#BertepukSebelahTangan; Ketika Mereka Memandang Sebelah Mata Karena Kamu Hanya Memiliki Sebelah Tangan

Tentang dia yang selalu berada pada lingkungan bertepuk sebelah tangan

Jika keyakinan adanya kehidupan lain setelah kehidupan di dunia ini terpatri. Sungguh tidak akan ada ruang bagi kita untuk berhenti berharap.

Advertisement

Panggil saja dia, Andre. Aku mengenal Andre sejak masih mengenyam pendidikan Sekolah Dasar (SD). Andre ialah sahabatku. Berdua dengan Andre di masa itu rasanya bisa saling melengkapi dan berbagi keceriaan masa kecil yang tak kan pernah terulang. Tapi, persahabatan kami harus terpisah karena Ia melanjutkan SMP di luar kota.

“Terima kasih karena kau mau menjadi sahabatku selama ini,” kalimat itu yang ditulis Andre pada buku harian punyaku. Aku terharu setiap membaca kalimat itu. Apalagi kalimat selanjutnya masih terangkai begitu rapi sehingga membuatku harus meneteskan air mata.

“Sahabat yang baik bukanlah sahabat yang sering menemani temannya karena rasa kasihan. Sahabat yang baik itu pengertian. Kamu, adalah sahabat yang baik sekaligus tangan kananku!”

Advertisement

Kata-kata dalam kalimat membuat suasana syahdu. Sahabatku memang terlahir dalam kondisi fisik yang tak sempurna. Tangan kanannya cacat. Ia kadang mengalami kesulitan untuk menulis, makan, dan kegiatan apapun karena harus bertumpu pada tangan kirinya. Ia selalu menganggapku sebagai tangan kanan karena aku siap membantu apapun yang Ia butuhkan.

“Ndre, aku ialah orang yang paling beruntung mengenalmu. Kau begitu sempurna. Kau bisa melakukan apa yang tidak bisa aku lakukan,” kalimat itu yang sering aku lontarkan kepadanya. Lubuk hatiku mengatakan aku banyak belajar dari sosok Andre. Bagiku, ia sama seperti aku dan manusia normal lain. Masing-masing punya kelebihan dan kekurangan. Tinggal bagaimana kita memanfaatkan anugerah yang Tuhan berikan untuk senantiasa bersyukur dan ikhlas dalam menjalani kehidupan.

Advertisement

Banyak teman lain yang memandang Andre hanya dengan sebelah mata. Mereka hanya melihat penampilan fisik dari Andre. Mereka tak peduli bahwa Andre masih memiliki hati dan bakat yang bisa saja mereka tak miliki.

“Woi! Jangan temenan lagi sama Andre. Dia kan nggak punya tangan!!” Ejekan itu sering terdengar dari teman-teman sekelas. Aku tahu hati Andre pasti terluka mendengar itu. Namun, kesabaran membuat Ia kuat dan tak pernah membalas sedikitpun hinaan dari teman-teman.

Setiap kami berjalan di lorong kelas saja, tatapan aneh mulai bergentayangan.  Aku hanya bisa menggengam erat tangan kirinya dan menguatkan hatinya untuk tidak menghiraukan ocehan. Justru Andre sering berkata “Percayalah! Aku sudah biasa menghadapinya”.

Kondisi Andre yang sering bertepuk sebelah tangan dalam lingkungan sekolah juga ditemui saat Ia melamar pekerjaan. Ia kembali terpinggirkan dan dianggap tak berdaya. Sempat putus asa, tapi semangat yang kuat tetap terpatri dalam jiwa raga. “Walau fisikku berbeda dari yang lain, setidaknya aku pasti memiliki kesempatan yang sama untuk sukses seperti yang lain”.

Kita memang tidak pernah tahu kalau Tuhan punya rahasia bagi setiap hambanya yang pantang menyerah. Tuhan selalu memberi yang terbaik untuk makhluknya yang mau berusaha. Rahasia itu terjawab ketika Andre yang selalu dipandang sebelah mata oleh orang lain punya bakat yang luar biasa. Melalui jari pada tangan kirinya, Ia mampu menggores warna-warni kisah hidup pada kanvas putih. Dengan bantuan kuas, Ia sulap kanvas polos demi menghasilkan gambar-gambar yang menakjubkan. Aku, kamu, dan mereka mungkin saja tak bisa melukis seindah itu. Inilah jalan hidup Andre sesungguhnya.

“Maka, nikmat Tuhan kamu yang manakah yang kamu dustakan, Sahabat?” ujar Andre kepadaku. Jangan pernah bosan berdiri di sampingku karena aku bisa kuat berkat dukunganmu. Andre memeluk erat genggaman tangan itu.

Aku terenyuh dan berkata “aku akan selalu menjadi sahabatmu. Ada atau tanpa tangan kananmu.”

Artikel Bermanfaat dan Menghibur Lainnya

Advertisement

“Artikel ini merupakan kiriman dari pembaca hipwee, isi artikel sepenuhnya merupakan tanggung jawab pengirim.”

Berikan Komentar

Tim Dalam Artikel Ini

Penulis

Seorang narablog yang berjiwa muda dan selalu berupaya menyeimbangkan kehidupan dunia nyata dan dunia maya*