Baru ku sadari
Cintaku bertepuk sebelah tangan….
Kau buat remuk seluruh hatiku…
Aku merebahkan tubuh di kasurku ditemani dengan alunan lagu pilu itu. Memang sudah sejak kemarin sore sebagian besar waktuku aku habiskan untuk merebah di kasur. Pagi tadi aku sesekali berberes kamar kos ku yang berukuran 4x5m. Namun, pekerjaan ku itu tak membuatnya tampak lebih rapi.
Bagaimana tidak. Aku mencoba untuk membereskannya dari barang-barang yang berlebel namamu. Aku memang sengaja untuk memberi lebel itu karena memandang barang-barang bertuliskan namamu, rinduku seketika lenyap. Aku merasa kau sungguh-sungguh dengan rasa cintamu untukku. Setiap aku memegang satu barang milikmu air mataku tak mampu untuk ku bendung. Berkali-kali aku hanyut dalam kesedihanku.
Beberapa minggu lalu aku baru tau ternayata kau tak setulus yang aku harapkan. Sudah lama sebelum hari itu, aku melihat perubahan atas sikapmu. Aku bisa melihatnya dari intensitas perhatianmu padaku. Aku sudah menyampaikan keresahan ku atas perubahanmu dan kau pun menyangkalnya.
Akhirnya, kau berterus terang padaku tentang keberadaan dia yang kau kenal beberapa minggu terakhir. Hancur sudah. Aku semakin menangis mengingat hari itu. Segala rencana untuk hidup bersama denganmu seketika pupus karena pengakuanmu itu. Mengapa harus sampai sesakit ini?
Cintaku bertepuk sebelah tangan. Impian untuk bersama hanya terpatri pada diriku sementara kau masih menerima hadirnya dia dalam hidupmu. Aku keliru denganmu. Aku terlalu menaruh hati ku padamu. Hingga ketika hatiku harus sesakit ini, aku malah menyalahkan diriku sendiri. Tak seharusnya aku membiarkanmu merasa tak nyaman denganku.
Seharusnya aku tak egois akan segala obsesiku untuk mempersiapakn segalanya sebelum bersamamu sehingga terkadang aku terkesan kurang memperhatikanmu. Aku menyesal. Aku harus memupuskan harapan kita untuk bersama dengan memberikan celah di hatimu untuk menerima hadirnya orang lain. Kini kau sudah mencintainya.
Aku sempat berpikir akan keberadaanku di hatimu. Tak kah lagi ada cinta untukku? Apakah seluruh rasa itu telah kandas dan digantikan olehnya? Aku rasa aku sudah temukan jawabannya melalui amplop merah muda bertuliskan wedding invitation. Kau telah memilih dia dan melanjutkan segala mimpi kita dulu bersama dengannya.
Kau telah memantapkan hatimu untuk bahagia bersamanya. Lalu aku? Aku yakin kau tak peduli akan hatiku. Namun, hatiku, aku tak yakin akan kuat melihatmu bersanding dengan dia wanita pilihanmu. Aku tak akan pernah mengutukmu atas rasa sakitku. Aku hanya ingin menyembuhkan lukaku dan menata ulang hatiku yang sempat hancur karena kepergianmu.  Â
Singkat memang waktu yang kau berikan untukku memutuskan apakah aku harus bersahabat dengan luka atau mengutuk luka. Aku pun memilih untuk bersahat dengan luka. Aku hanya berdoa untuk kesembuhan hatiku dan kebahagiaanmu diiringi alunan lagu yang kian menyayat ini. Sambil terus merintih perih pada hatiku. Lalu kamarku? Biarkan. Biarkan saja namamu memenuhi kamarku berharap aku dapat merasakan sedikit rasa yang sama dengan waktu itu agar lukaku sedikit saja terobati.
Â
Baru ku sadari
Cintaku bertepuk sebelah tangan….
Kau buat remuk seluruh hatiku…
Artikel Bermanfaat dan Menghibur Lainnya
“Artikel ini merupakan kiriman dari pembaca hipwee, isi artikel sepenuhnya merupakan tanggung jawab pengirim.”