Tak Ada Salahnya Berteman Baik dengan Masa Lalu. Meski Kenyataannya Kita Tak Bisa Bersatu

Berteman baik dengan masa lalu

Sudah lama kiranya waktu yang telah diberi Tuhan kepada takdir yang tak kunjung membaik. Kau yang jauh di sana sedang memperbanyak bahagia, mencipta tawa, sambil bersuka ria. Sedang aku masih selalu berusaha berdamai dengan suasana duka pasca berpisah. Tidak ada yang menginginkan bertemu dengan takdir buruk ketika perasaan dua hati anak manusia sedang melambung tinggi sebab asmara. Namun, ternyata semesta lebih tidak menginginkan sebuah kebersamaan antara kau dan aku.

Advertisement

Aku yang bermula mempunyai prasangka akan selamanya, tetapi berakhir dengan begitu cepatnya. Kenangan demi kenangan kerap kali muncul tanpa alasan yang jelas, entah sekedar menggoda kekuatan imanku atau memang ini murni perasaan rindu yang tak akan berujung temu. Setiap kali aku berusaha menghilangkan itu, semakin jelas rupanya menjelma dan tak ingin segera sirna. Pikirku bertahun-tahun lamanya sebuah kebersamaan, tidak akan mungkin secepat itu untuk enyah.

Bukan bermaksud untuk melupakan atau bahkan menyengaja hilang ingatan, hanya saja aku ingin berdamai dengan keadaan dan memulihkan ingatan bahwa kau yang jauh di sana sudah tidak ada lagi di persinggahan yang telah kita janjikan. Menyembuhkan luka yang pernah berdarah sedemikian rupa sebab fatamorgana cinta. Membiarkan asmara yang telah begitu parah, hilang tak terarah. Menerima kenyataan bahwa kau sudah mempunyai bahtera kebahagiaan yang berbeda.

Mungkin ini hanya soal waktu. Menerima bukan perkara hal yang mudah, terlebih menerima dia yang sudah tidak menginginkan untuk bersama. Banyak cerita yang harus di senyapkan ketika banyak pertanyaan di luar sana. Menguji seberapa kuatnya ingatanku ketika aku berusaha mengembalikan keadaan untuk tetap baik-baik saja.

Advertisement

Bulan demi bulan telah berlalu, kisah pilu sudah mulai menjadi debu. Waktu semakin berjalan maju, semakin banyak pula kau menggebu dengan ia yang menyempurnakanmu. Tidak tau bagaimana perasaanmu, sebenarnya itukah realitanya? Atau kau sedang bermain peran?

Sungguh aku tidak ingin siapapun tau tentang misi rahasia dengan Tuhanku. Semampuku jalan cerita yang lalu biar menjadi milik masa lalu. Munajat akan menjadi senjata andalanku ketika rayuan kenangan itu muncul. Mengingat umur yang tidak lagi muda, selayaknya aku dan kau mulai berjabat tangan dan berlapang dada tanpa berdebar. Anggap saja inilah pengalihan menjadi lebih baik lagi.

Advertisement

Menikmati skenario Tuhan tentang dua anak manusia yang sempat bersama tetapi tidak tau bagaimana akhir ceritanya. Aku yakin yang diinginkan Tuhan saat ini adalah jalan terbaik menurutNya. Bisa saling menguatkan diantaranya tanpa adanya cinta. Berbagi bahagia meski lewat perantara sosial media. Mari kita perbaiki ikatan yang sempat rumit, kita atur strategi apik tentang seklumit hati. Bukankah berdamai kemudian menerima adalah bagian terbaik dalam hidup setiap makhluk?

Mari meminta restu Tuhan kita dengan penghambaan lebih dalam lagi…

Artikel Bermanfaat dan Menghibur Lainnya

Advertisement

“Artikel ini merupakan kiriman dari pembaca hipwee, isi artikel sepenuhnya merupakan tanggung jawab pengirim.”

Berikan Komentar

Tim Dalam Artikel Ini

Penulis

Penikmat Kajian Ustad Hanan Attaki

Editor

Not that millennial in digital era.