Tergelitik saat pertama kali bacanya beberapa waktu yang lalu. Saya lupa entah di Twitter atau di Linkedin lebih tepatnya. Tapi yang pasti garis besarnya seperti ini sikap professional itu ditunjukkan ketika kita bekerja dengan orang yang kita nggak suka. Saya renungi kalimat tersebut. Ada benar dan juga ada tidak benarnya.
Menurut saya dunia professional adalah ketika kita dan juga tempat kerja kita menerapkan lingkungan kerja yang suportif. Adanya penghargaan dan juga peringatan untuk performa yang turun bisa menjadi salah satu acuan. Memang dunia kerja atau dunia professional itu tidak bisa berdiri sendiri. Selalu ada orang-orang yang berperilaku meresahkan dan cenderung toxic seringkali membuat pekerjaan jadi tidak teratur dan tidak tepat waktu.
Apakah kalian pernah melewati fase itu? Masa dewasa, saat dimana harus berhubungan dengan orang banyak di dunia pekerjaan adalah waktu yang tidak ada habisnya. Jika kamu menginginkan perubahan, mungkin harus ada sedikit improvisasi di dalam diri kamu. Entah mengalihkan hal-hal selain dari pekerjaan, menekuni hobi atau bisa juga mencari ‘kolam’ yang baru.
Di internet sudah banyak sekali contoh-contoh orang yang sukses dengan karir dan juga risikonya masing-masing. Ada yang banting setir menjadi pengusaha atau ada yang beralih kepada bidang pekerjaan yang lain. Tentu dengan banyak suka dan dukanya. Jika kita dengan sangat mudah menghakimi pilihan orang lain, di zaman sekarang itu sangat fatal sekali.
Kita tidak mengenal dekat orang tersebut, tidak begitu memperhatikan dari kecil hingga dewasa, darimana saja pemasukannya, tidak bisa. Yang bisa kita lakukan biasanya adalah mengambil jarak, memikirkan / merenungkan, dan juga berfikir apakah kita, saya atau kamu seperti dia? Sosok yang cepat sekali kaya?
Memang benar harus ada rasa tegas, percaya diri dan juga teguh pendirian untuk membuktikan bahwa kita itu layak dan juga bisa bekerja secara profesional. Saya selalu kagum dengan orang-orang yang banting setir atau keluar dari zona nyamannya. Tapi, masih berada di zona nyaman pun ya tidak masalah. Sah-sah saja. Toh, tidak ada sama sekali yang merasa dirugikan.
Memang tidak ada salahnya berkecimpung di bidang yang itu-itu melulu. Tapi saya pribadi mulai gerah jika kemampuan diri kita (skill) tidak bertambah sama sekali. Saya sadar sekali dunia sekarang berubah begitu cepat. Kita tidak bisa selamanya menyalahkan keadaan. Bisa jadi salahnya itu ada di kita yang tidak bisa menerima, tidak adaptasi terhadap segala perubahan kedepannya.
Kembali ke permasalahan berkecimpung di dunia profesional, mendapatkan rekan kerja yang profesional atau tidak mungkin itu adalah jalannya. Menyikapi atasan atau rekan kerja yang tidak bertindak profesional itu mungkin ada jurusnya, ada celahnya. Tapi jika semua hal tersebut sudah kamu lakukan dan tidak menemui titik terang, lantas apa yang akan kamu lakukan?
Apakah atasan akan mendengarkanmu? Apakah rekan kerjamu akan mendengarkanmu juga disaat mereka pun pusing dengan kerjaannya? Atau memakai pepatah :
Tuhan menciptakan mulut untuk berbicara dan kedua tangan untuk baku hantam, bukankah begitu?
Artikel Bermanfaat dan Menghibur Lainnya
“Artikel ini merupakan kiriman dari pembaca hipwee, isi artikel sepenuhnya merupakan tanggung jawab pengirim.”