Bersama Senja Aku Menunggumu Hingga Lelah

Di depan senja, kini aku menunggu. Melunasi janji kepada seorang pecinta yang selalu menjadi bayang hidupku. Dan kini, aku berharap ia pun menepati janjinya kepadaku.

Advertisement

Di mana Kamu ?

Seenggan itukah kau balas surat-suratku? Ada apa denganmu saat ini Tak sedikitkah kau rindu kepada wanita yang dulu selalu kau janjikan dihadapan hal-hal membahagiakan untuk masa depannya ini?

Terlalu banyak jawaban yang ingin kudengar darimu. Namun, belum satu-pun kudapatkan jawabannya. Kasih, aku masih tetap menjadi orang yang mencintaimu. Aku masih tetap dalam janjiku untuk selalu menjaga hatiku hanya padamu, dan pula aku masih dengan bangga mengatakan kepada dunia bahwa KAMU adalah MILIKKU SEUTUHNYA.

Advertisement

Dengan sabar, kini aku hanya bisa berbicara pada mentari bahwa kau telah pergi dan tak kembali. Aku sampaikan kepadanya lewat tiap tangis yang kutujukan kepadamu. Waktu demi waktuku terbuang untuk menggores pena suratku padamu. Entah kau tau, ataupun kau baca.

Akankah kau langgar ikrar sucimu?

Advertisement

Dulu, tanganmu membawaku menapaki arus di pinggiran pantai dengan senyum yang tak memudar. Kau suruh aku melihat pada ombak tinggi di tengah sana dan berkata "Cintaku tak seperti ombak itu yang akan surut. Cintaku tak memilki karang yang akan membuatmu sakit jika menapakinya. Karena, ombak cintaku padamu akan selalu pasang, dan tidak berkurang."

Selepas itu, kau ajak aku berlari dan bercanda, tentang cinta, cita dan masa depan yang kau rencanakan bersamaku. Saat itu percayalah, aku merasa menjadi wanita terbahagia di dunia. Hingga senja tiba, kau berikrar pada senja bahwa kau akan menjagaku. Kini, esok, lusa bahkan selamanya. Setiap hari kau lakukan itu hingga aku yakin, aku telah menemukan jodoh dan bahagiaku. Kubanggakan semua itu pada siapa saja yang ada dalam hidupku.

Hingga masa ini tiba, aku mulai bertanya. Apakah cinta itu dulu hanya kurasakan seorang diri saja? Nyatanya, 1 tahun lalu, di tanggal yang sama seperti hari ini, kau tak datang menepati janjimu pada senja untuk menjagaku selamanya. Kau biarkan aku menunggu sangat lama, hingga senyum di bibirku menjadi pudar. Tidakkah kau ingkari semuanya? Kau membuat semua yang dulu kau ucapkan sebagai omong kosong belaka

Aku kelah..

Penantian memang begitu menguras indah. Mungkin, sampai masanya aku membenarkan semua omong kosong cerpen tentang betapa beratnya menunggu seseorang untuk datang. Mungkin, hanya aku yang terlalu mencinta dan menyanyangimu, namun tidak pada dirimu padaku. Sekarang aku merasa lelah. Berdiri di depan senja dan menunggu mataharinya kembali tiba seorang diri. Tidakkah kisah kita sama saja seperti drama remaja ? yang saling mencinta, disakiti, dan menyakiti.

Untukmu, yang kuharap membaca seteguk surat-suratku, aku hanya ingin menyampaikan padamu. Betapa sabarnya aku menunggumu dan tak percaya semua kisah pelik yang orang lain ceritakan tentangmu. Betapa aku, yang terlalu tak percaya bahwa 'ditinggalkan' itu ada.

Namun, terima kasih. Karenamu, aku menjadi pribadi yang pantas dibanggakan saat ini. Aku menjalani beratnya hidup untuk bisa tetap kau cintai pada pertemuan kita yang tak kau hadiri kemarin. Kuharap kau hanya tau itu.

Untukmu di sana, yang aku cinta sampai saat ini, jaga dirimu dan tiap ucapmu. Kuharap, tak ada wanita penunggu senja lagi sepertiku di waktu esok.

Terima kasih…

Artikel Bermanfaat dan Menghibur Lainnya

Advertisement

“Artikel ini merupakan kiriman dari pembaca hipwee, isi artikel sepenuhnya merupakan tanggung jawab pengirim.”

Berikan Komentar

Tim Dalam Artikel Ini

Penulis

"Orang boleh pandai setinggi langit, tapi selama ia tidak menulis, ia akan hilang di dalammasyarakat dan dari sejarah. Menulis adalah bekerja untuk keabadian."