Saat kita sedang dirundung masalah atau sedang dalam suasana hati yang sedih, seringkali kita mencari orang untuk bercerita. Orang yang kita harap mau meluangkan sedikit waktu untuk mau memahami perasaan kita atau bahkan berharap mereka dapat menyembuhkan suasana hati kita.Â
Orang tua, kakak, adik, sahabat, mereka bisa siapa saja. Terkadang hanya dengan didengar kita dapat merasa menjadi lebih baik. Setelah mencurahkan semua rasa lewat kata rasanya semua beban itu terbuang dari dalam diri kita.
Mereka yang baik adalah orang-orang yang menghargai cerita kita meskipun mereka tidak bisa memberikan solusi apapun, mereka yang baik adalah orang-orang yang rela menyembunyikan kebosanannya untuk mendengarkan keluhan-keluhan kita tapi pantaskah kita menyalahkan mereka yang tidak dapat berbuat demikian?Â
Sudah sewajarnya jika masing-masing orang lebih memprioritaskan kehidupan dan persoalan pribadinya dibandingkan mempedulikan kehidupan orang lain. Kata peduli tentu berbeda dengan mengurusi ataupun sekedar ingin tahu permasalahan orang lain. Peduli adalah suatu tindakan yang membutuhkan pengorbanan baik waktu, tenaga, perasaan, maupun materi.
Tidak jarang jika kita bercerita kepada orang yang salah, cerita kita malah dijadikan bahan tertawaan ataupun bahan gossip untuk kepuasan diri mereka sendiri. Kita tidak bisa melihat dengan jernih ketika berada di dalam persoalan yang rumit. Ingin rasanya sesegera mungkin masalah itu lenyap ataupun suasana hati kita berubah menjadi bahagia dalam sekejap.Â
Tapi pada akhirnya lagi-lagi kita merasa sama, kosong. Bahkan ketika kita sudah berdoa ataupun menuangkan semua cerita ke dalam diary. Lalu bagaimana kita mengatasi semua ini? Pertanyaan itu yang terus muncul di dalam benak kita.
Sadarilah, tidak semua persoalan bisa diselesaikan dalam sekejap. Beberapa diantaranya membutuhkan proses dan waktu yang berperan besar di dalamnya. Dari hal seperti inilah kita paling sering tidak sadar bahwa kita sedang diajari untuk menjadi pribadi yang sabar. Sabar bukan hanya tidak marah ketika dihina, sabar bukan hanya kuat menunggu berjam-jam tanpa mengeluh, sabar juga adalah ketika kita bisa menerima diri kita sendiri.Â
Jangan mengutuki dan menyalahkan dirimu karena ketidakmampuanmu mengatasi masalah-masalah yang ada saat ini. Jangan juga membandingkan diri dengan orang lain. Ketika kita membandingkan diri dengan orang lain, kita akan bertemu orang yang lebih rendah dari kita dan kita akan menjadi sombong. Kita juga akan bertemu orang yang lebih tinggi dari kita dan itu akan membuat kita merasa rendah diri.Â
Kapasitas setiap orang berbeda-beda, unik dan jelas tidak mungkin sama. Kenalilah dirimu yang sejati itu seperti apa. Jadikanlah kisah orang lain hanya sebagai inspirasi semata.
Ada kalanya kita harus berjuang sendiri tanpa ada yang mau mendengar cerita kita. Terkadang dalam kesendirian itu kita akan menemukan diri kita yang sebenarnya, mendengarkan diri kita yang tak pernah diberi waktu oleh alam sadar kita untuk berbicara. Ditemani oleh sang waktu, lambat laun kita akan dipulihkan dan mendapatkan kembali semangat untuk berjuang.
Artikel Bermanfaat dan Menghibur Lainnya
“Artikel ini merupakan kiriman dari pembaca hipwee, isi artikel sepenuhnya merupakan tanggung jawab pengirim.”