Berhubungan atau menjalin hubungan dengan seseorang, termasuk dalam hubungan percintaan bukan merupakan hal yang selalu indah. Cinta tidak selalu berhubungan dengan hal yang indah dan manis seperti yang dirasakan banyak orang atau dilihat banyak orang. Berelasi dengan seseorang atau mencintai seseorang membutuhkan keberanian, bukan hanya terhadap pasangan, tetapi juga terhadap keluarga dan teman.
Ketika seseorang memutuskan untuk berelasi dengan orang lain, orang tersebut harus membuka dirinya sendiri untuk semakin dikenal oleh orang lain, yang secara tidak langsung juga membuat kita mengenal diri sendiri, bahkan mungkin diri kita yang tidak ingin dikenal atau yang berusaha ditutupi. Ketika orang lain berusaha mengenal diri kita, ia mungkin akan membuka luka lama yang berusaha dilupakan atau malah membuat luka baru.
Pada saat menjalin hubungan dengan seseorang, kita belajar untuk memberi dan menerima, serta saling bergantung satu sama lain. Kita juga (secara tidak sadar) mempunyai "ekspektasi" tertentu terhadap orang tersebut dan ketika orang tersebut tidak memenuhi "ekspektasi" kita, maka tidak jarang kita menjadi terluka karenanya.
Semakin seseorang membuka diri terhadap orang lain, maka kemungkinan orang tersebut terluka juga semakin besar, namun kemungkinan orang tersebut untuk semakin dekat dan dimengerti oleh orang lain juga semakin besar. Hal tersebut merupakan pilihan dan resiko yang harus dijalani dalam kehidupan ini. Setiap pilihan yang ada di dunia ini kemungkinan memiliki dua resiko yang saling bertolak belakang.
Jika ingin menjalin hubungan atau berelasi dengan orang lain, seseorang harus tidak takut untuk terluka. Terluka memang menyakitkan tetapi luka tersebut yang kemungkinan membuat hubungan seseorang menjadi semakin kuat dan berkembang.
Pada dasarnya, bersosialisasi dengan orang lain membutuhkan keberanian, semakin dekat dan intim relasi yang ingin dibangun maka semakin banyak keberanian yang dibutuhkan. Keberanian untuk memperlihatkan diri kita sebenarnya, keberanian menunjukkan kelemahan kita, keberanian tersakiti, keberanian untuk bergantung terhadap orang lain, keberanian untuk mengizinkan seseorang datang dan ikut campur bahkan mungkin memporakporandakan hidup kita, merupakan beberapa keberanian dari banyak keberanian lain yang diperlukan.
Semakin banyak keberanian yang kita keluarkan, maka kemungkinan terluka juga semakin besar, namun kemungkinan berkembang, menjadi lebih kuat, dan mempunyai hubungan yang lebih baik lagi juga semakin besar. Tidak sedikit orang yang memilih menarik diri dari pergaulan (terutama percintaan) karena takut untuk tersakiti dan (sadar atau tidak sadar) melindungi diri mereka dengan kenyamanan yang mereka rasakan tanpa kehadiran orang lain.
Ketidakhadiran orang lain memang dapat membuat seseorang nyaman karena berbagai alasan (misalnya mengurangi konflik dengan orang lain, dapat mengontrol diri kita sendiri, dsb), namun kenyamanan tidak selalu baik bagi diri seseorang.
Kenyamanan sering menghambat seseorang untuk berkembang secara maksimal. Banyak orang yang tidak berani mencoba karena takut merasa tidak nyaman. Padahal, ketika seseorang mencoba sesuatu yang baru, hal yang pertama dan paling sering dirasakan adalah ketidaknyamanan, terutama jika berada pada situasi yang tidak pasti dan tidak jelas. Ketidaknyaman merupakan respon awal dan wajar, namun bukan berarti ketidaknyamanan selalu merupakan hal yang menakutkan atau menyakitkan.
Ketidaknyamanan terkadang hanya muncul sebagai warning atau tanda hati-hati bagi diri kita bahwa mungkin kita akan tersakiti atau kita berada pada situasi yang asing, tetapi belum tentu tersakiti. Selain itu, ketidaknyamanan juga dapat berubah menjadi kenyamanan seiring berjalannya waktu dan tergantung usaha yang dilakukan. Dalam kehidupan ini, seseorang akan dihadapkan terhadap banyak pilihan, termasuk pilihan untuk mau terus-menerus berada pada zona nyaman namun tidak berkembang secara maksimal, atau sebaliknya menantang rasa tidak nyaman tersebut namun dapat berkembang dengan lebih maksimal.
Pada dasarnya, manusia adalah makhluk sosial yang membutuhkan orang lain, sehingga tanpa disadari ia tidak bisa hidup tanpa orang lain. Setiap orang butuh orang lain, butuh merasa dibutuhkan dan membutuhkan, serta mencintai dan dicintai. Kehadiran orang lain membuat seseorang dapat berkembang dengan lebih maksimal dan membuat kehidupan menjadi lebih berwarna dan penuh arti.
Tidak sedikit orang mengatakan bahwa ia tidak membutuhkan orang lain, padahal ketika setiap fasilitas yang ada di dunia ini ada karena adanya orang lain yang membuatnya. Bisnis bisa berkembang karena ada orang lain yang membutuhkannya dan menggunakannya. Hal tersebut memperlihatkan bahwa pada dasarnya kita butuh orang lain dan mau tidak mau harus berelasi dengan orang lain.
Tidak sedikit orang yang menarik diri dari pergaulan dan relasi dengan orang lain karena mungkin terlalu nyaman dengan keadaannya yang sekarang. Tidak sedikit orang yang lebih memilih mempunyai binatang dibandingkan berelasi dengan orang lain, karena lebih aman dan tidak tersakiti. Mereka tidak mau mengeksplorasi keadaan yang lain, padahal mungkin ada keadaan lain yang lebih menyenangkan dan membuat nyaman.
Mereka mengatakan bahwa mereka sudah bahagia tanpa butuh dukungan orang lain, padahal mungkin adanya dukungan dan cinta banyak orang, dapat membuat hidupnya menjadi lebih bahagia dan bermakna.
Tidak sedikit orang juga yang mengatakan bahwa ia menyadari ia membutuhkan orang lain. Ia mau berelasi dengan orang lain dan sedang mencari pasangan atau orang-orang yang mau mendukungnya, namun ia masih belum menemukannya atau sering tidak bertemu dengan orang yang tepat.
Padahal, sebenarnya mungkin salah satu alasan orang tersebut belum menemukannya bukan karena tidak ada orang yang baik dan tepat di dunia ini untuknya namun ia cenderung menutup diri dan takut membuka diri. Ketika ada orang yang mendekat, orang-orang tersebut secara tidak sadar menarik diri sehingga orang yang mau mendekat tidak dapat masuk untuk mengenal dan membuat diri dikenal lebih lanjut oleh orang lain.
Ketika seseorang ingin mengetahui apakah orang tersebut dapat membuat nyaman atau tidak, maka seseorang harus mengizinkan orang lain untuk mengenal orang tersebut terlebih dahulu.
Seorang yang sukses bukan seseorang yang tidak pernah melakukan kegagalan, tetapi tetap berani berusaha menghadapi setiap kegagalan yang ada dan tidak takut untuk terus maju serta mencoba, bahkan mungkin dalam situas yang sama. Perbedaan pemenang dan orang yang kalah bukan terletak dari seberapa banyak keberhasilan atau kegagalan yang dihadapi tetapi mau menyerah atau tidak dengan situasi yang ada.
Dalam hidup ini, banyak paradoks yang harus dijalanin, termasuk dalam menjalin hubungan. Mau terus menerus berada dalam situasi yang sama namun tidak dapat berkembang secara lebih maksimal, atau berani mengambil resiko namun ada kemungkinan mendapatkan hasil lebih dari yang diharapkan? Hidup itu dipenuhi dengan pilihan yang membingungkan tetapi tetap harus dipilih. Jadi, apa pilihanmu?
Artikel Bermanfaat dan Menghibur Lainnya
“Artikel ini merupakan kiriman dari pembaca hipwee, isi artikel sepenuhnya merupakan tanggung jawab pengirim.”