Nyatanya, Memperjuangkan Cinta yang Bertepuk Sebelah Tangan Memang Tak Sederhana. Rasanya Sungguh Merana

memperjuangkan cinta yang bertepuk sebelah tangan

Mencintai seseorang yang ternyata tidak dapat kita miliki memang tak pernah sederhana. Terkadang orang lain dapat berkata dengan mudahnya untuk melupakan dia yang tidak mencintai atau tidak peduli dengan perasaan kita. “Untuk apa membuang-buang waktumu untuk menunggu dia yang bahkan melihatmu saja tidak,” begitu kata orang-orang.

Advertisement

Namun apakah kamu tahu bahwa semua tak sesederhana itu. Perasaan itu tumbuh begitu saja bersama banyak alasan untuk tetap bertahan mencintai. Bertahan dengan semua rasa sakit itu tak mungkin tanpa alasan. Karena dia ada begitu dekat, mengerti kamu lebih dari siapa pun, selalu ada di setiap titik terendahmu, sejauh kamu mengenal seseorang tak ada yang seperti dia yang memperlakukanmu begitu baik. Segala lebihnya tak berhenti membuatmu terkagum, hingga kurangnya pun tak luput dari matamu, namun hatimu dengan besar hati menerimanya.

Akhirnya kamu rela jatuh, memperjuangkannya semaksimal mungkin yang kamu bisa lakukan, sembari berpikir apakah dengan sekeras ini kamu berjuang, dia tak membuka hatinya sedikit pun? Apakah sedikit saja dia tak menjadi luluh? Sampai dia dengan prinsip dan pilihan hidupnya tetap berkata, "Aku tak bisa bersamamu.”

Mungkin itu terdengar sangat bodoh, bukan? Namun mereka itu hanya ingin berjuang, selama dia merasa usahanya belum sampai pada titik maksimal, mereka tak akan berhenti. Dia datang membawa segala sempurnanya, sampai tanpa sadar kamu menjadikannya ukuran terbaik seseorang yang bisa kamu cintai. Orang-orang yang baru datang padamu, seakan tak pernah bisa lebih baik darinya, selalu ada yang tidak bisa kamu terima dalam diri orang-orang tersebut.

Advertisement

Ini mungkin terdengar sangat keras kepala. Namun nyatanya memang mereka belum mampu lepas dari bayang-bayang dia yang mereka cintai. Percayalah mereka hanya tak ingin menyakiti hati seorang yang datang hanya karena otaknya akan selalu memutar perbandingan dengan dia yang mereka cintai itu. Sebodoh atau sekeras kepala apapun mereka dimatamu, tetap mereka hanya manusia yang memiliki cinta yang luar biasa untuk seseorang. Tak perlu kamu terus mengatakan mereka bodoh dan keras kepala, karena pada akhirnya mereka akan menyadarinya sendiri.

Mereka hanya butuh lelah berjuang, menerima kenyataan dan waktu. Waktu untuk menyembuhkan semua lukanya, karena menerima kenyataan dia yang sangat dicintai ternyata benar-benar tak bisa dimiliki itu akan menorehkan luka tersendiri dalam hatinya. Hingga akhirnya mereka akan menyadari bahwa di luar sana akan ada seseorang yang dapat mencintai dengan caranya sendiri dan dapat diterima segala lebih dan kurangnya tanpa melihat lebih dan kurang seorang yang lain.

Artikel Bermanfaat dan Menghibur Lainnya

Advertisement

“Artikel ini merupakan kiriman dari pembaca hipwee, isi artikel sepenuhnya merupakan tanggung jawab pengirim.”

Berikan Komentar

Tim Dalam Artikel Ini

Penulis

I just want to write what in my mind.

Editor

une femme libre