Jika kamu merasa bahagia yang aku berikan tak cukup untuk membuatmu bertahan, tak bisa memberimu alasan untuk menetap. Beritahu aku, agarku bisa melepasmu dengan ikhlas, meskipun itu terlalu sulit untuk aku lakukan. Namun demi bahagia yang aku inginkan, aku relakan hati ini patah dengan sendirinya.
Jika suatu hari nanti kamu sudah menemukan bahagia yang kamu cari, kabari saja aku agar aku bisa kirimkan doa untukmu agar kamu nyaman di sana. Bersama seseorang yang kamu pilih hatinya untuk kamu berlabuh. Aku harap, kamu tak lagi mempermainkan hatinya sepertiku dulu dengan alasan kamu tak bahagia kembali, itu tak baik bagi hidupmu.
Dengan begitu, barangkali aku di sini sudah menyatakan kalah dari mengejar bahagia bersamamu. Mungkin aku bisa mencintaimu untuk waktu yang lebih lama, tapi jika bahagiamu bukan untukku, itu tak adil bagiku. Setelah segala upaya kulakukan untuk bisa selalu berada di sampingmu. Sejauh itu pula aku sadar bahwa takdir takkan pernah membawamu ke dalam semestaku. Kamu hanya singgah, selebihnya kamu hanya mencoret-coret buku ceritaku dengan luka dan air mata.
Namun lebih dari itu, aku bersyukur atas waktu-waktu yang kulalui bersamamu, bercengkerama perihal apa saja yang muncul di pikiranmu. Menjadi penulis atas segala luka yang kamu tuliskan di kertas-kertas ceritaku, menjadi seseorang tempatmu menumpahruahkan segala kebencian atas perjalanan cinta yang sedang  dijalani.
Hingga aku tersadar di mana keberadaanku yang sesungguhnya, sedang perpisahanmu kupikir akan menjadi jalan untuk menjadi lebih dari sekadar itu. Pernah ada suatu perputaran waktu di mana aku berharap air mataku takkan pernah jatuh kembali. Membiarkan diriku tenggelam dalam kesedihan adalah sebuah kesalahan. Namun ternyata, waktu itu tidak pernah tiba, dan aku hanya mampu menyapu gerimis di mataku dari sebuah jarak yang penuh batas.
Pilihanmu atas kebahagiaan ialah jalanku untuk mencintaimu. Sebab, mengenalmu ialah titik balik dari segala kegelapanku. Lembut genggaman tanganmulah yang menarikku dari dasar samudra itu, dan kamu memberiku sebuah jalan menuju ke tepian samudra kesepian. Bersamamu, aku tak lagi benar-benar sendiri. Bersamamu, aku merasa bahwa ada setitik cahaya di antara segala kegelapan itu. Meskipun kamu tak benar-benar milikku.
Keputusanmu memilih seseorang yang lain menjadi sebuah titik di mana aku belajar lebih memahami arti dari sebuah kata mencintai. Sepotong kata yang memiliki kekuatan begitu besar. Ada sebagian dari diriku yang begitu ingin ego menguasai diri ini dan terus berjalan menujumu. Meskipun, aku tahu itu hanya akan menjadi kesia-siaan. Sedangkan sebagian diriku begitu ingin bertahan; menjelaskan bahwa mencintai, itu tidak pernah mengenal jarak dan waktu.
Lalu, aku paham bahwa mengalah ialah jalanku untuk mencintaimu. Mungkin, dengan menerima kekalahan, aku akan menjadi lelaki yang mencintaimu paling dalam. Setidaknya, sampai aku menemukan seseorang sepertimu.
Terima kasih atas cinta yang dulu pernah kamu gemakan dalam lubuk hatiku hingga aku merasa Bahagia meskipun itu tak sepenuhnya bertahan, namun mencintaimu adalah suatu hal yang paling kubanggakan, dan bertemu dengan seseorang sepertimu adalah suatu titik dimana aku mengerti bahwa cinta tak selama memiliki.
Artikel Bermanfaat dan Menghibur Lainnya
“Artikel ini merupakan kiriman dari pembaca hipwee, isi artikel sepenuhnya merupakan tanggung jawab pengirim.”