Berhadapan dengan Gangguan Campuran: Kecemasan dan Depresi

Aku gak pernah berharap akan mendapat anugerah ini. Sejak kecil, aku anak yang aktif dan sangat menyukai bersepeda. Terbentuk sejak sekolah dasar, aku menjadi tomboy,sebutan untuk sebagian perempuan yang dimana ia mempunyai perilaku seperti laki-laki,tidak sepenuhnya laki-laki juga ya,aku masih mempunyai sisi perempuan, hanya saja maskulinitasku lebih dominan daripada sisi feminim. Dalam teori kepribadian yang pernah dikemukakan oleh Karen Horney, mengatakan bahwa Oedipus Kompleks merupakan hal yang bukan termasuk konflik seksual & agresif antara anak dan orang tua, tetapi kecemasan yang timbul dari gangguan dasar seperti penolakan, perlindungan yang berlebih serta hukuman dalam hubungan anak dan orang tua.

Advertisement

Dari penjelasan diatas, aku menyadari bahwa sebuah keluarga yang utuh tidak selalu membuatmu merasa aman dan terlindungi. Ada pola tertentu yang mempengaruhi kepribadian hingga tingkah laku seorang anak hingga ia bertumbuh dewasa nanti.

Pada akhirnya, ada hal mengguncang hidupku, dimana aku harus dihadapkan pada pilihan sulit dan keluarga yang tidak mampu seutuhnya membuatku aman. Keluarga, tempat yang seharusnya menjadi tempat perlindungan pertama bagi seorang anak, tidak aku dapatkan, entah karena gangguan dasar yang aku alamin namun tidak disadari oleh orang tuaku sendiri. Menyebabkan rasa bersalah dan rasa tidak aman, aku sebagai anak.

Aku kelimpungan saat itu, namun setelah melewati masa kecemasanku yang bertahan dalam kurun waktu 1 tahun. Pada tahun berikutnya, aku mengalami fase dimana aku mampu berkegiatan seperti orang pada umumnya namun tidak mendapatkan motivasi atau dorongan emosi yang menurutku perlu ada, agar aku paham bahwa hidup perlu dinikmati. Sayangnya, tidak dengan tahun itu. Aku merasakan bahwa aku merasa seperti robot, aku bekerja selayaknya orang bekerja, namun saat sendirian, aku bisa merasa sangat putus asa hingga melakukan self harm atau melakukan hal yang menyakiti diriku sendiri pun menyalahkan diri sendiri.

Advertisement

Hingga suatu saat, aku memberanikan diri untuk mengunjungi salah satu tenaga profesional di kotaku. Karena aku merasa ini sudah tidak normal dan mengganggu aktivitas sehari-hari. Ya, untuk aktivitas aku masih bisa melakukan dengan baik, tapi tidak yang kasat mata. Mental dan energiku terkuras lebih banyak dari orang normal pada umumnya. Merasakan ingin bersosialisasi tapi tidak menginginkan untuk bertemu orang banyak, sangat peduli dengan orang lain tapi merasa terjebak dan bersalah ketika melakukan hal tersebut, seperti setengah hati tapi harus memaksa diri sendiri,"kalau nggak aku siapa lagi?" Membuatku menyalahkan diri sendiri kenapa harus berbuat baik kepada orang lain yang seharusnya gak perlu kamu bantu, karena itu bukan urusanmu, uruslah dirimu sendiri! Pikiranku kacau akibat kecemasan dan depresi yang datang sekaligus.

Pada akhirnya, aku di diagnosa oleh psikiater mempunyai gangguan campuran anxietas dan depresi. Merujuk pada sebuah jurnal:"Gangguan Campuran Anxietas dan Depresi merupakan gejala-gejala anxietas maupun depresi, dimana masing- masing tidak menunjukkan rangkaian gejala yang cukup berat untuk menegakkan diagnosis tersendiri." 

Advertisement

Dalam satu hari, seseorang yang mengalami dan sudah terdiagnosa mempunyai gangguan campuran, akan mengalami setidaknya 2 hal tersebut dalam satu periode selama 24 jam. Misal, pada pagi hari ia akan mengalami depresi dimana ia merasa tidak baik dan mulai abai terhadap lingkungannya, namun saat malam hari, ia akan mencemaskan apa yang telah ia lakukan sebelum matahari terbenam dan mencemaskan hal-hal yang membuat kecemasan itu semakin menjadi. Mereka juga akan mengalami gangguan mood dari yang ringan hingga parah. 

Orang dengan diagnosa ini memang akan sulit terlihat bahwa ia betul mengalaminya, karena secara fisik ia terlihat baik-baik saja, namun tidak dengan mentalnya. Mereka di sekitar kita, tapi gak sedikit orang enggan untuk berobat ataupun berkonsultasi karena gangguan campuran ini berada di tengah gangguan lain. Ibarat jembatan yang menghubungkan satu kota dengan kota lainnya, gangguan campuran anxietas dan depresi merupakan gangguan yang sama-sama tidak mampu terpisahkan, tapi dampaknya pada seorang gangguan akan sangat sulit untuk mencoba berpikir bahwa ia baik-baik saja, proses yang dilalui pun cukup panjang,karena grafik kambuhnya tidak sama seperti tahun-tahun yang ia alami, tetap akan ada perubahan yang signifikan selama orang tersebut mau berproses.

Artikel Bermanfaat dan Menghibur Lainnya

Advertisement

“Artikel ini merupakan kiriman dari pembaca hipwee, isi artikel sepenuhnya merupakan tanggung jawab pengirim.”

Berikan Komentar

Tim Dalam Artikel Ini

Penulis

A Virgo. Sapere Aude.