Berburuk sangka itu boleh, menuduh yang jangan. Begitu kata salah satu dari ribuan netizen di media sosial Twitter yang saya tidak sempat untuk menangkap cuitannya.
Kamu sering tidak sih berburuk sangka? Bisa jadi kepada kedua orang tua kamu, adik atau mungkin kakakmu dan juga kepada rekan kerjamu? Kapan terakhir kali berburuk sangka kepada seseorang? Kalau saya, saya selalu berburuk sangka. Dan saya selalu menyukainya. Mempunyai sifat suudzon di zaman sekarang bagi saya adalah benteng pertahanan pertama saya.
Apalagi di zaman dewasa sekarang ini. Dimana diluaran sana kita tidak bisa 100% mempercayai setiap individu. Karena bagi saya, siaga dan juga waspada itu adalah kunci agar kita bisa selamat di dunia yang bahaya ini.
Mengapa saya suka dengan berprasangka buruk dibanding dengan berprasangka baik? Sederhana saja, karena saya tidak ingin berharap pada apapun dan siapapun. Bagi saya menggantungkan harapan kepada manusia adalah tindakan yang tidak ada jaminannya. Jika sudah berprasangka buruk setidaknya saya sudah ambil tindakan, sudah ambil ancang-ancang. Apakah kalau diteruskan menjadi lebih baik atau tidak? Apakah kalau diteruskan akan menjadi baik untuk saya atau tidak?
Dunia kerja mengajarkan saya bahwa berburuk sangka itu penting. Tapi dunia media sosial menjelaskan lebih detail lagi. Berburuk sangka itu boleh, menuduh yang jangan, dan setelah saya cerna ya ada benarnya juga. Kalau sampai ke tingkat tuduhan, tandanya itu sudah serius dan bisa saja menyerempet ke ranah hukum. Namun jika berburuk sangka, setidaknya ada satu-dua pengalaman yang bisa mengajarkan dan belajar membuat kita membuka mata dan telinga lebar-lebar
Memang, memasuki dunia kerja adalah dunia yang tidak bisa kita atur sesuka kita. Tidak bisa kita genggam erat-erat. Terkadang harus diulurkan, terkadang harus ditarik lagi. Memasuki dunia kerja ada kalanya kamu harus memprioritaskan diri kamu sendiri dibandingkan dengan yang lain. Tahu kapan waktu untuk memberikan ‘lebih’ dan tahu kapan waktunya untuk berhenti.
Tak semua yang saya katakan atau tulis itu benar. Itu pendapat saya dan mungkin pendapat orang berbeda-beda. Mungkin ada yang setuju dan juga tidak setuju. Bahwa berburuk sangka itu adalah salah satu cara kita bisa menjaga diri kita sebaik-baiknya. Dengan meminimalisir menuduh tapi setidaknya dengan berburuk sangka kita bisa jaga diri dan membaca situasi. Apakah situasi ini menguntungkan atau tidak.
Terkadang banyak kalimat dan juga perkataan yang sekelebat melintas begitu saja. Lupa untuk dicatat maupun ditulis ulang. Namun pada dasarnya setiap omongan orang, cuitan orang, komentar orang, itu bisa saja menjadi refleksi atas diri kita masing-masing kedepannya.
Jadi sudah berburuk sangka kepada siapa di hari Kamis ini?
Artikel Bermanfaat dan Menghibur Lainnya
“Artikel ini merupakan kiriman dari pembaca hipwee, isi artikel sepenuhnya merupakan tanggung jawab pengirim.”