Berawal Dari Kelam Hingga Berujung Pada Cinta Diam-Diam

Hello, My Abstract Man

Bukankah waktu selalu menyelesaikan pekerjaannya dengan baik? Ya. Kenyataanya memang begitu. Bahkan kehadiranmu di sela kehidupanku adalah pekerjaan waktu yang seharusnya tak perlu membuatku terkejut lagi.

Advertisement

Tidak tahu entah ini cara waktu mencipta awal, yang pasti kala itu dimulai dari sebuah pesan masuk dari nomor baru di tengah malam itu. Siapa? Tanyaku dalam hati sembari mengumpulkan kesadaran di terbit mentari pagi itu. Ternyata itu pesan dari teman kosku yang izin pulang telat melalui nomor ponselmu. Waktu pun dimulai dari sana. Yah, beberapa kali komenanmu di story media sosialku menjadi tahap awal cerita ini dimulai.

Awalnya aku hanya menganggap semua itu biasa. Tak lain hanya karena kamu adalah sahabat dari teman-teman kosku. Semua berjalan seperti keinginan waktu bahwa kamu sudah ditakdirkan untuk menyentuh lembaran buku kehidupanku. Hingga tiba saatnya dirimu mengetahui kelam yang belum bisa kuselesaikan.

Ya benar, kala itu diriku terjerat dalam kisah yang nyatanya tak bisa dipaksakan. Tentang kisah beda agama yang harus kuakhiri. Hingga waktu memunculkan hadirmu di saat yang tepat. Lagi lagi waktu melakukannya dengan baik. Kau tahu, bagiku kehadiranmu adalah sebuah jalan Tuhan menegurku dari semua kebimbangan hidup yang kujalani.

Advertisement

Bagaimana mungkin kau adalah teguran? Faktanya memang demikian, kau adalah seorang pelayan gereja yang benar-benar mempunyai waktu dengan Dia si pemilik segalanya. Lalu aku? Aku hanya sosok yang masih terdiam di ujung itu dan hidup di antara kebimbangan. Waktu berjalan cukup baik, berputar bak meteor jatuh hingga akhirnya aku benar-benar bisa bangkit dari kelam itu.

Sejujurnya tak mudah, jatuh bangun bangkit mencoba mengikhlaskan takdir yang tak bisa dipersatukan. Namun hadirmu disetiap keadaanku kala itu juga menjadi rangkulan yang Kuasa dari keterpurukanku. Sadar tak sadar kamu sudah mulai tercatat dalam lembaranku. Benar, setelah tau kamu adalah pelayanNya rasa salut untukmu mulai tercipta. Sembari berbalas kirim kirim pesan membuatku semakin tau sosok jiwamu yang nyatanya diam diam mengambil alih sebuah rasa. Diikuti dengan kiriman melodi yang tak terduga darimu. Sepertinya kau begitu ahli dalam merenggut duniaku. Tanpa izin kau mendatangkannya begitu saja. Akhirnya lembaran demi lembaranku makin diisi denganmu dan olehmu. Bahkan tentang pagiku yang akhirnya selalu disapa dengan melodi yang tak sempat ku dengar diakhir malamku.

ADVERTISEMENTS

Perjalanan rasa ternyata tak bisa ditebak dimulai dari mana hingga berujung di mana. Rasa itu sendiri tak juga ditahu bagaimana hadir dan akan pergi. Sadar tidak sadar duniaku semakin dipenuhi tentangmu, memperhatikanmu diam-diam, mengkhawatirkanmu, dan menunggumu dari semua aktivitas sibukmu. Ya, kali ini waktu menciptakan cerita itu. Entah kamu sudah tahu ini atau tidak. Yang pasti sebagian diriku berlari menujumu, semakin cepat dan tak bisa ku kendalikan.

ADVERTISEMENTS

Adakah ini terasa juga bagimu? Akhirnya pertanyaan itu kumunculkan di sini. Aku belum tahu pasti bagaimana denganmu. Sosokmu terlalu abstrak dan sulit untuk ditebak. Atau ini hanya cerita biasa yang tak layak untuk ditandai bintang untukmu. Entahlah… Aku hanya bisa bercerita pada-Nya, mengungkap semua kata yang ada untukmu hanya pada-Nya. Sembari merayu-Nya untuk memperkenankanku menjadi pilihanmu.

ADVERTISEMENTS

Di setiap pertemuanku dengan-Nya ada kamu yang selalu dimohonkan. Berharap takdir dari-Nya adalah kamu. Begitulah akhirnya rasa itu hadir hingga saat ini. Hanya kusematkan dalam komunikasiku dengan-Nya, menjaga rasa yang kau tumbuhkan secara sadar atau tidak, menyimpannya dengan baik hingga kelak waktu berkata memperjuangkannya atau harus melepaskannya.

Advertisement

Namun…. Pilihanku kali ini adalah memperjuangkannya hingga waktu mengizinkan rasa ini punya balas darimu. Pada waktu yang tepat tak terlambat dan tak terlalu cepat. Hingga saat itu tiba, aku akan tetap menyimpannya sembari memohonkan restu dari-Nya.

Artikel Bermanfaat dan Menghibur Lainnya

Advertisement

“Artikel ini merupakan kiriman dari pembaca hipwee, isi artikel sepenuhnya merupakan tanggung jawab pengirim.”

Berikan Komentar

Tim Dalam Artikel Ini

Penulis

Penulis yang sedang Belajar