Berawal dari Benci Hingga Jatuh Cinta pada Pekerjaan yang Membawa Segudang Cerita

Kepala sekolah itu tidak selalu tampil dengan sosok mengerikan, seperti Adri yang justru bisa menjadi sahabat bagi siswa-siswinya

Kaku, mencekam, dan penuh dengan aturan yang ketat adalah kata-kata yang umumnya dipikirkan oleh kebanyakan orang saat mendengar kata kepala sekolah. Seorang murid pasti akan merasakan sensasi takut untuk masuk ke ruang kepala sekolah. Apalagi jika harus duduk berlama-lama sambil mendengarkan petuah dari sang kepala sekolah.

Advertisement

Ruang kepala sekolah itu identik dengan ruang pemimpin yang sibuk dengan sejumlah agenda kegiatan rapat. Jika mengingat kembali scene di beberapa film atau sinetron, ruang kepala sekolah digambarkan sebagai tempat bagi murid-murid yang berkutat dengan kasus tertentu, misalnya bolos kelas, mendapat nilai rapor yang buruk dan masalah lainnya.

Jika ditanya backsound yang cocok untuk mengiringi langkah seorang murid menuju ke ruang kepala sekolah, maka lagu bernuansa horor terdengar lebih pas. Mustahil rasanya jika membayangkan suasana ruang kepala sekolah dihiasi dengan musik bernuansa pesta atau lagu-lagu yang menghibur.

Namun ada cerita yang unik dari seorang kepala sekolah yang bernama Adrianus Nara. Kepala sekolah yang bekerja di SMP Don Bosco 2 ini nampaknya berhasil mematahkan sejumlah mitos tentang ruang kepala sekolah yang mencekam dan sosok kepala sekolah yang kaku pada murid-muridnya.

Advertisement

Kepribadian kepala sekolah yang satu ini mirip seperti Profesor Dumbledore dalam film Harry Potter. Dumbledore diceritakan sebagai seorang kepala sekolah yang bijaksana, tekun, dan senang memotivasi Harry Potter untuk menggapai cita-citanya sepanjang Harry menempuh pendidikan di Sekolah Hogwarts.

Hal demikian juga yang dilakukan oleh Adri kepada siswa siswinya di sekolah. Kini Adri memang seorang pemimpin di sekolahnya, namun pria pengagum karya Gunawan Mohamad ini tak pernah menghilangkan kebiasaannya untuk dekat dengan anak-anak dan rekan kerjanya.

Advertisement

Tapi tentu saja awal cerita kedekatan Adri dan murid-muridnya tidak datang secara instan. Adri pun pernah melalui berbagai kisah yang berliku. Tak pernah terbayangkan juga olehnya untuk terjun di dunia pendidikan. Semua berawal dari tawaran yang diberikan oleh saudaranya, maka Adri pun mencoba untuk bekerja di sekolah.

Di awal pengalamannya mengajar, Adri tentu merasa seperti memikul beban berat karena profesinya sebagai pendidik saat itu dilakukan dengan terpaksa. Pada saat itu ia belum punya alasan untuk mencintai profesinya. Bayangkan, Adri pasti jenuh dan jarum jam terasa bergerak sangat lambat hingga yang ada di dalam pikirannya adalah ingin cepat-cepat selesai mengajar di hari itu. Beruntungnya ia masih bisa mengelola dirinya dengan olahraga dan kegiatan positif lainnya.

Suatu ketika di kelas agama, Adri pernah menuliskan begitu banyak hal hingga memenuhi isi papan tulis. Namun muridnya hanya tercengang karena tak mengerti satu hal pun yang dibicarakan oleh Adri. Sejak saat itu, Adri mulai membuka dirinya dan membebaskan murid-muridnya untuk melontarkan hal yang mereka inginkan pada mata pelajaran agama yang diampunya.

Perlahan Adri mulai belajar untuk mengenal dan dekat dengan siswa-siswinya. Sebagai seorang guru tentu ia tetap mendidik anak-anaknya untuk respek namun di sisi lain ia bisa berkomunikasi seperti sahabat dengan muridnya. Jika kebanyakan guru memilih untuk beristirahat di ruang guru, maka sosok yang hobi berolahraga ini selalu menjelajahi lorong sekolah, sambil duduk dan makan bersama murid-muridnya. Semangatnya dalam bekerja juga lahir dari keakraban dengan murid-muridnya sendiri.

Saking semangatnya, saat langit masih gelap dan matahari belum menampilkan pesonanya, pria yang dikenal sederhana dan ramah ini sudah tiba di sekolah. Bukan semata-mata untuk menghindari kemacetan ibukota, tapi Adri punya antusiasme sendiri untuk berjumpa dengan murid-muridnya. Pria yang doyan makan ikan ini juga ingin memiliki lebih banyak waktu untuk bersama dan memahami murid-muridnya dari sudut pandang mereka.

Meski kini kegiatan belajar masih berlangsung secara daring, tapi Adri meluangkan waktu untuk bertemu salah seorang siswanya yang merupakan pindahan dari Papua. Siswa ini dikenal masih kesulitan dalam hal beradaptasi dengan sistem belajar, materi pelajaran dan malu dalam hal bersosialisasi di sekolah. Namun pria kelahiran 18 April ini pantang menyerah dalam memahami siswanya. Di saat itu, mungkin beberapa guru nyaris putus asa, tapi semangat Adri membangkitkan kembali daya juang seorang guru BK untuk kembali mendampingi siswa asal Papua tersebut.

Seorang guru BK yang juga merupakan rekan kerja Adri, saat itu kagum melihat sosok kepala sekolah yang mau ikut bermain basket dengan beberapa siswa di depan ruang BK. Saat itu, satu sama lain saling melempar bola sambil menyebutkan nama makanan favorit, warna kesukaan, hobi, dll. Bahkan, Adri juga dengan senang hati mendengarkan cerita seorang siswinya dan guru BK yang meneleponnya malam-malam sambil bercerita dan bersenda gurau bersama. Di momen itu, Adri tak hanya menjadi semangat bagi siswinya, tapi untuk guru BK yang sempat merasa minder dan hampir patah semangat dalam mengajar daring.

Di mata Adri, kedekatan dengan murid dan rekan kerja adalah sebuah kunci untuk menyelami dan lebih memahami hal yang dirasakan, dipikirkan, dan mengetahui kekuatan yang dimiliki oleh murid-murid dan rekan kerjanya. Jika dekat, maka akan ada segudang cerita yang bisa diluapkan. Bisa jadi cerita itu berisi tentang kegelisahan atau kecemasan dari seorang murid. Pribadi Adri yang pandai bergaul dan humoris membuat siswa siswi ingin segera masuk sekolah tatap muka dan bermain dengannya.

Saat awal pindah dari sekolah sebelumnya ke SMP Don Bosco 2, Adri pernah bertanya kepada seorang guru BK tentang gambaran siswa-siswi di sekolah tersebut, mulai dari kegalauan anak-anak hingga potensi mereka. Mungkin jika ditanya apa buku favorit sosok yang gemar merawat tanaman ini, maka buku itu adalah buku profil tentang keseharian siswa siswi di tempatnya mengajar. Tak ada cerita yang lebih berarti baginya selain kebahagiaan murid-muridnya sendiri.

Kepribadian Adri juga tak jauh berbeda dari tokoh Captain America dari film Avengers. Buktinya ia mampu memimpin timnya, mengerahkan semangat untuk siswa siswinya yang hampir kehilangan semangat belajar menjadi antusias mengikuti kelas.

Adri tegas sebagai pemimpin, namun hangat seperti matahari pagi yang siap membimbing dan mendengarkan curhatan para murid hingga rekan kerjanya. Ia tak ada ambisi untuk mendominasi, namun siap turun untuk menjadi teman seperjalanan bagi siswa-siswinya dan rekan kerjanya.

Ternyata kepala sekolah tak semengerikan yang diceritakan dalam film. Buktinya ada kepala sekolah seperti Adri yang siap menjadi sahabat dan teman bercerita bagi murid-muridnya. Mari belajar dari kepala sekolah yang tak membentengi diri dengan murid-muridnya tapi mau menyapa dan mengajak berbicara dari hati ke hati layaknya berkomunikasi dengan seorang sahabat.

Artikel Bermanfaat dan Menghibur Lainnya

Advertisement

“Artikel ini merupakan kiriman dari pembaca hipwee, isi artikel sepenuhnya merupakan tanggung jawab pengirim.”

Berikan Komentar

Tim Dalam Artikel Ini