Halo dunia! Sudahkah ada hal-hal baik mengenai perkembangan covid-19 yang terjadi sampai tulisan ini jadi karangan utuh? Oh! Ternyata belum. Hari ini pun masih sama, perubahan pun bahkan tiada berasa. Di sepanjang tahun 2020 yang kita jalani dengan di rumah saja memang memberikan kita banyak pandangan tentang hidup dalam keluarga dan tinggal di rumah, begitupun proses kreatif dan produktif yang bisa dilakukan di rumah saja saat itu. Tapi bagiku, tidak di rumah saja dan menghirup udara bebas adalah mimpi yang selama ini aku angankan sepanjang tahun 2020 masih sama hingga penghujung tahun 2020 ini. Bukankah kalian pun demikian?
Harusnya mimpiku jadi mimpi kolektif, bukan? Mimpi yang juga diaminkan oleh banyak orang, terutama masyarakat Indonesia. Masyarakat yang di dalamnya ada aku, kamu, mereka, dan kita harus #BeraniWujudkanMimpi mengatasi pandemi ini agar cepat berakhir, paling tidak mereda pada waktu dekat.
Tak terkira banyaknya orang-orang yang merugi akan pandemi ini. Secara materi maupun secara psikis. Mengetahui hal itu, bukankah kita harusnya sadar di sepanjang tahun 2020 ini tak hanya aku atau kamu yang terpuruk atau bukan hanya kami tapi mereka pun terluka?
Pikiran mengenai pandemi yang belum juga berakhir ini benar-benar tidak banyak ditopang oleh pemikiran terbuka dari masyarakat. Jenuh, bosan, atau bahkan berani mati karena takdir Tuhan, jadi alasan yang paling mendasar dalam masyarakat yang memang butuh memperbaiki kebutuhan pokok yang berubah akibat ulah corona. Bagiku, boleh saja mengambil keputusan demikian, asalkan pada proses yang dilakukan betul-betul mematuhi peraturan protokol kesehatan dengan segenap kesadaran bahwa masa pandemi ini belum reda dan kita tidak baik-baik saja.
Mimpi kolektif yang bagiku harus terwujud di penghujung tahun 2020 untuk tahun 2021 adalah masyarakat jadi lebih mawas diri, tak lagi melakukan hal-hal tidak penting bagi beberapa orang membuat kesal melihatnya dalam bertingkah laku selama masa duka yang juga kolektif ini. Contoh yang paling segar di ingatanku dan membuat marah tapi tak bisa ku ungkapkan kecuali dengan menulisnya seperti ini adalah mengenai selebgram atau influencer yang menganggap dirinya “mampu” dan “paham” mengenai covid-19 tapi sungguh ironi hanya digunakan untuk memenuhi isi feed atau menambah koleksi highlight di Instagram.
Mereka yang ku sebut paham, bahwa biaya rumah sakit jika saja nanti kena imbas dari corona ini dapat ditanggungnya. Mereka pun dengan segala upaya sepertinya tak akan diberikan fasilitas yang biasa-biasa saja dalam perawatan selama masa kena imbas itu. Mereka mampu, tentu secara materi, sehingga seolah-olah hanya orang-orang mampu yang dapat sembuh dan bisa bertahan di masa seperti ini, sedangkan di sisi yang lain membuat seolah-olah ada celah yang berkata "Kalau tidak mampu jangan bepergian, lebih baik di rumah, masih ada pandemi". Aku jadi ingat, buku “Orang Miskin Dilarang Sakit” oleh Eko Prasetyo, cocok sekali dengan kondisi yang memberikan gambaran realita dunia medis Indonesia dan berhubungan sekali dengan masa kelam di 2020 ini.
Terlepas dari menyalahkan antar golongan Si Mampu dan Si Tidak Mampu dalam ceritaku, tentu saja hal yang paling kusorot saat ini adalah cara #BeraniWujudkanMimpi membebaskan Ibu Pertiwi yang dijajah oleh covid-19, sesuatu yang bahkan kedatangan dan kepergiannya tidak kasat mata. Mematuhi dan disiplin terhadap peraturan yang telah ditetapkan pemerintah dalam menangani pandemi ini bukan hanya diucapkan di bibir, yang harus dilakukan juga secara sabar dan telaten adalah kunci utama dalam memerangi dan berjuang melawan corona.
Seruan yang tak kasat mata juga, bukan? Seperti halnya penyebab kita memiliki mimpi kolektif dan mewujudkan mimpi kolektif ini. Selain itu, kesadaran antar individu mengenai wabah ini harus lebih ditingkatkan sebagai proses saling menghargai antar sesama manusia yang memiliki hak yang sama dalam hidup bermasyarakat dan bernegara.
Hal tersebut berkaitan pula pada kewajiban kita membela bangsa dan negara yang melibatkan semua sektor kehidupan namun yang pada saat ini terkonsentrasi pada sektor kesehatan masyarakat dan memengaruhi aspek kehidupan yang lain. #BeraniWujudkanMimpi kolektif ini semoga bukan keniscayaan hanya bagiku sebab ini adalah mimpi kolektif.
Saat proses tulisan ini dibuat aku berharap juga melalui #BRIGUNA ada pengetahuan dan pengalaman yang diberikan lewat bantuan coorporate social responsibilitynya agar individu yang mendapatkan manfaat tersebut tersadarkan tujuan di dalamnya adalah mewujudkan mimpi Indonesia bebas dari covid bukan hanya berpikir mendapat manfaat itu asyik.
Pada tulisan ini, aku tak bermaksud menggurui sesama masyarakat yang memiliki hak berpendapat, saat ini aku bermaksud mengajak untuk saling jaga dan berharap di penghujung tahun 2020 ini untuk tahun 2021 agar Indonesia terbebas dari jerat pandemi covid-19, dan semoga tahun 2020 yang telah kita jalani dengan segenap duka itu jadi cerita yang selalu dapat diambil amanat positifnya. Selamat menjalani sisa akhir tahun 2020 dengan mengusahakan yang terbaik dalam mewujudkan mimpi-mimpi yang belum bisa terwujud di tahun 2020, dan membuat mimpi jadi nyata di tahun 2021.
Artikel Bermanfaat dan Menghibur Lainnya
“Artikel ini merupakan kiriman dari pembaca hipwee, isi artikel sepenuhnya merupakan tanggung jawab pengirim.”