Senja kala kehidupan mahasiswa di kampus dan tugas akhir yang tak kunjung selesai bisa dibilang merupakan topik yang sudah klise. Meskipun beda angkatan beda mahasiswanya, tapi selalu ada saja yang terkendala dalam menyelesaikan tugas akhir. Catatan ini didedikasikan sebagai pengingat. Untuk kawan-kawan mahasiswa tingkat akhir, pun untuk saya sendiri yang ketika menulis catatan ini tengah berada di semester 9 dan masih berkutat dengan skripsi.
Awalnya karena sesuatu hal, pengerjaan skripsi saya terkendala. Namun seiring waktu berjalan, saya sampai tidak punya alasan apabila ditanya kenapa tidak kunjung lulus. Ya, saya sedang berada di posisi demikian.
"Bisa mengenyam bangku perkuliahan merupakan salah satu anugerah bagi kehidupan seseorang. Mengingat tidak sedikit yang bisa merasakannya. Bahkan tidak sedikit pula yang putus pendidikan sejak masa sekolah, apapun penyebabnya."
Barangkali begitulah yang akan dikatakan oleh kebanyakan orang terhadap kita. Sebenarnya yang mereka katakan tidak salah, pun mungkin di dalamnya juga terkandung niat untuk memberikan semangat. Tapi terkadang menyampaikan hal yang benar di waktu yang tidak tepat dapat berujung kesalahan.
Kita sepakat kalau setiap orang punya waktu dan perjuangannya sendiri dalam menggapai mimpi. Namun dalam perjalanannya, tentu setiap dari kita akan butuh bantuan dari orang lain. Entah untuk sekedar mengucapkan kata semangat atau mengapresiasi dengan mengatakan kamu hebat. Hal-hal yang kelihatannya bersifat remeh seperti itu kadang bekerja sebagai pemantik yang bisa menyulut api semangat untuk berkobar. Tapi layaknya mata koin, ada pula hal-hal remeh lain yang dapat dengan segera mengguyur api semangat yang sedang redup.
Ejekan dan kata-kata meremehkan yang dibungkus dengan dalih hanya bercanda merupakan hal yang paling umum terjadi. Terlihat remeh sekali, tapi orang jarang berpikir kira-kira akan berdampak bagaimana kepada orang lain yang mereka tuju dengan semua itu. Memangkas lingkar pertemanan yang toxic barangkali jadi suatu pilihan yang perlu. Di sisi lain kesendirian saat mengerjakan tugas akhir bagi sebagian orang bisa sama dengan menemui jalan buntu. Pasalnya mungkin belum tahu apa yang mesti dilakukan tahap demi tahap.
Tapi menyerah bukanlah pilihan. Ada asa terpendam di lubuk hati kita yang menunggu untuk kita gapai. Ada harapan berbalut doa yang senantiasa dipanjatkan untuk mimpi kita. Merawat mimpi memang bukan pekerjaan yang mudah. Namun mari kita mengingat sebermula. Mengenang yang telah kita lalui sampai kita berdiri di titik ini.
Bila diingat-ingat lagi, ternyata ada banyak hal yang sebelumnya mungkin terlihat sangat berat dan mustahil untuk kita lalui. Nyatanya setiap dari hal-hal tersebut telah berhasil kita lampaui. Untuk kawan-kawanku mahasiswa tingkat akhir di manapun kalian berada. Kita telah mendaki sebuah gunung mimpi dan sampai di lereng paling atas yang amat terjal dan berpasir.
Sedikit lagi puncak, kawanku. Tidak perlu terburu-buru. Namun juga jangan beristirahat terlalu lama. Merangkak perlahan pun tak apa. Asal selalu ada perkembangan sekecil apapun itu. Bertahanlah, kawanku. Kamu tidak sendiri. Yuk terus #BeraniWujudkanMimpi.
Artikel Bermanfaat dan Menghibur Lainnya
“Artikel ini merupakan kiriman dari pembaca hipwee, isi artikel sepenuhnya merupakan tanggung jawab pengirim.”