Hai para pejuang mimpi! Apa kabar? Semoga jiwa dan ragamu sehat selalu ya!
Di sini aku berkedudukan seri seperti kalian, para pejuang mimpi. Sama-sama belum mencapai mimpi, namun tak mau berhenti meraih mimpi. Mimpi itu bisa disamakan dengan bahan bakar. Ya, mimpi dijadikan bahan bakar untuk terus melaju dalam hidup. Dengan mimpi, segala kesulitan akan menjadi tantangan yang harus ditaklukkan bukan malah dihindari. Dengan mimpi, bangun di pagi hari akan menjadi harapan baru untuk terus berkarya, bukan malah menjadi rutinitas yang terus diratapi. Karena itu setiap mimpi berharga, entah itu kecil atau besar.
Salah satu kesalahan dalam proses meraih mimpi adalah menurunkan standar mimpi. Seringkali ketika menghadapi cibiran orang-orang sekeliling hingga orang terdekat, kejenuhan berkepanjangan, mengalami kegagalan, atau kesulitan lainnya, orang-orang cenderung memilih untuk menurunkan standar mimpi yang dimiliki. Pada satu fase sulit tersebut banyak orang menganggap mimpi mereka terlalu mustahil atau “muluk-muluk banget”. Kesulitan dan kesalahan bertubi-tubi memang dapat membuat rasa percaya diri tergerus, tapi hal tersebut tidak seharusnya turut menggerus mimpimu. Pada dasarnya tidak ada mimpi yang terlalu kecil untuk diperjuangkan dan terlalu besar untuk diraih.
Ketika sedang berada di posisi karya ditolak berulang kali, meraup kerugian dalam membangun usaha, alat untuk berkarya tidak sebagus dan memadai seperti milik orang lain, tidak ada dukungan dari orang terdekat, atau apapun penghambatmu dalam meraih mimpi, kamu hanya perlu ingat satu hal. Jangan turunkan standar mimpimu hanya karena keterbatasan alat, omongan negatif orang lain, ditolak dan melakukan kesalahan terus menerus, karena ternyata itu semua merupakan bagian dari proses. Ketika kamu berproses dan berprogres sedikit demi sedikit saat mengejar mimpi berarti mimpimu layak diperjuangkan!
Kalau dulu orang besar seperti Thomas Alva Edison langsung menyerah pada saat dikeluarkan dari sekolah dan dianggap bodoh sewaktu kecil, dunia tidak akan terang benderang seperti hari ini. Dengan cemoohan orang, dianggap murid yang tertinggal, harus banyak bekerja sampingan seperti menjual koran untuk membiayai rasa ingin tahunya untuk menemukan sesuatu, serta ribuan percobaan gagal, Thomas Alva Edison malah menemukan lampu yang sangat bermanfaat bagi kehidupan makhluk hidup sampai sekarang.
Bayangkan saja peralatan dan teknologi pada masa itu pastinya nggak semaju sekarang, tetapi kemauan keras dan rasa ingin tahu Thomas Alva Edison mengalahkan rasa sedihnya dalam menghadapi hidup. Mana sempat jadi sobat ambyar seperti kebanyakan anak muda sekarang, kalau yang dilakukannya adalah sibuk mengerjakan mimpi. Itulah yang membuat mimpinya terwujud bahkan berdampak bagi orang banyak.
Mimpi tidak mengenal status sosialmu, usiamu, dengan alat apa kamu meraihnya, bahkan senang atau sedihnya hidupmu. Mimpi hanya menunggumu untuk meraih dan tak melepaskannya. Mimpi butuh diwujudkan bukan hanya dibayangkan. Mimpi butuh pengorbanan, bayar harga, dan kekonsistenan. Berjanjilah lalu beraksilah pada mimpimu bahwa kamu akan mengejar dan tak akan melepaskannya!
Artikel Bermanfaat dan Menghibur Lainnya
“Artikel ini merupakan kiriman dari pembaca hipwee, isi artikel sepenuhnya merupakan tanggung jawab pengirim.”