Di zaman yang apa-apa sudah serba digital ini, perkembangan media sosial semakin melesat. Konten-konten segar bertebaran dan saling tarik-menarik perhatian, mulai dari konten edukasi, hiburan, review, berbagai jenis konten online shop berisi baju, tas, sepatu, dan masih banyak lagi. Sosial media seakan sudah menjadi kebutuhan di list paling pertama. Karena peminatnya yang tidak sedikit lagi seperti dulu, banyak orang kini memanfaatkan sosial media jadi ladang penghasilan.
Orang-orang berbondong-bondong terjun ke dunia content creator supaya bisa dapat penghasilan. Memang, kalau sudah berhasil menjadi content creator yang menarik banyak peminat, endorse bakal berdatangan dan nggak sedikit penghasilan yang bisa didapat. Itulah yang akhirnya menjadi sebuah magnet tersendiri. Alasannya, menggeluti dunia content creator bisa membuatmu meraup banyak keuntungan, salah satunya jadi dikenal. Siapa, sih, yang nggak mau dikenal?Â
Tapi, tunggu dulu, jangan lupakan fakta kalau semua hal yang enak nggak melulu seperti kelihatannya. Siapa pun bisa mencoba terjun ke dunia content creator, hanya saja pertanyaannya: apakah bisa benar-benar bertahan di dunia content creator?
Loh, kok, begitu pertanyaannya?
Iya, menjadi content creator kelihatannya enak. Kerjanya nggak terpaku 9 to 5 kayak kerja kantoran—apalagi kalau kamu tipikal yang nggak suka sesuatu keterikatan. Belum lagi bayaran endorse ketika sudah dikenal yang bisa sangat menambah saldo rekening. Namun di balik banyak kenikmatan terpampang di media sosial sebagai seorang content creator, ada banyak tanggung jawab yang dibebankan di pundak para content creator. Kusebutkan, ya.
Harus punya isi kepala yang out of the box alias nggak terpikirkan adalah salah satu tanggung jawab penting menjadi seorang content creator. Memang, kita nggak melulu bisa memuaskan orang lain. Tapi kalau orientasimu untuk menyenangkan orang-orang, jelas saja kamu harus punya ide-ide segar supaya kontenmu nggak stuck di konten begitu-begitu saja dan bikin para penikmat konten senang. Buatlah konten dengan bungkus yang lebih menarik di hari-hari berikutnya. Trend-trend baru akan terus bermunculan, dunia per-trending-an rasanya seperti nggak kasih kamu jeda karena selalu punya hal-hal baru.Â
Ide-ide itu harus diperbaharui seiring trend-trend silih-berganti. Orang-orang, penikmat konten, pasti punya rasa bosan. Makanya penting sekali ide-ide di kepala para content creator harus bisa membuat terobosan baru. Karena kalau para penikmat konten sudah bosan dan kita tetap stuck di konten-konten yang begitu-begitu saja, bisa-bisa para penikmat kabur. Alhasil konten kita berujung sepi engagement.Â
Kemudian, tanggung jawab terhadap para penikmat konten. Yang menikmati konten kita nggak semuanya sepantaran dengan kita. Apalagi media sosial sudah digunakan banyak kalangan usia. Bahkan, usia di bawah umur pun nggak sedikit yang pegang sosial media sendiri. Nah, itulah pentingnya cek insight dan lihat rentang usia para penikmat konten kita. Jika konten kita sekiranya nggak cocok untuk rentang usia 5-12 tahun, maka bisa beritahu kalau konten kita untuk umur 17 tahun ke atas. Karena nggak semua pemirsa bisa klik dengan konten-konten yang kita buat.
Kita memang nggak punya kendali atas orang lain. Namun setidaknya kita sudah memberi tahu, selebihnya ya bagaimana mereka mau menghiraukan peringatan kita atau tidak.Â
Contoh lainnya kamu adalah seorang content creator kecantikan, risiko yang diambil bisa jadi lebih tinggi. Kamu perlu memegang tanggung jawab untuk memastikan produk-produk kecantikan yang kamu bawa nggak menimbulkan efek berbahaya. Selain itu nggak semua umur cocok dengan produk kecantikan yang sedang kamu gunakan. Bisa kamu beri pemberitahuan pada judul, misal: skincare khusus para remaja. Nah, dengan begitu kamu menghimbau bahwa pemirsa di konten kamu itu khusus untuk para remaja.Â
Nggak cuma dua hal itu, content creator punya tanggung jawab terhadap time management. Bukan hanya seorang content creator aja, time management penting banget buat semua orang. Tapi untuk content creator yang jadwalnya nggak tetap, apalagi perlu editing, take berulang-ulang, revisi, sampai konten benar-benar bisa utuh dinikmati, time management penting banget. Kalau kamu nggak bisa bertanggung jawab sama jadwalmu sendiri, bagaimana semisalkan kamu keteteran? Padahal semakin banyak peminat, semakin butuh ide-ide baru, tentu saja semakin memerlukan jadwal yang teratur supaya nggak keteteran.Â
Content creator juga perlu tanggung jawab atas konsisten dalam berkarya. Segala hal dimulai dari nol, dari sepi peminat sampai bisa jadi ramai peminat. Perjalanan menjadi content creator nggak seenak kelihatannya. Dibalik ramai endorsement dan penghasilan, lihat perjalanan sebelum mencapai titik itu. Setiap hal yang dikerjakan butuh konsisten. Setelah sudah berusaha memperbarui ide, mengatur time management, tanggung jawab kepada para penikmat konten, akhirnya bergantung ke dirimu: apakah kamu bisa konsisten untuk membuat konten?
Jangan hanya berorientasi ke popularitas dan uang. Sebelum atau sesudah punya nama, content creator tetap dituntut buat punya rasa konsisten kuat. Karena, semua orang bisa memulai sesuatu, tapi nggak semua orang bisa mempertahankan apa yang sudah dimulainya. Makanya, penting banget pelihara rasa konsisten itu. Kamu nggak mau, kan, cuma sebatas nama yang lewat aja di benak para penikmat konten? Kamu tentu ingin jadi sesuatu yang terus diingat.Â
Konsisten lah. Itu kunci paling penting.Â
Artikel Bermanfaat dan Menghibur Lainnya
“Artikel ini merupakan kiriman dari pembaca hipwee, isi artikel sepenuhnya merupakan tanggung jawab pengirim.”