Dunia digital yang semakin berkembang membuka banyak kesempatan bagi generasi Z untuk berkarya. Platform-platform begitu terbuka membuat para anak muda berbondong-bondong menampilkan diri dengan karya-karya mereka. Sudah tidak mengherankan lagi jika kita temukan berbagai content creator tersebar di segala platform.
Content Creator atau seseorang yang menciptakan suatu konten dalam bentuk apa pun (karya tulis, video, art digital, dan edukasi tertentu) memang sudah menjadi bidang yang digemari. Bidang content creator sudah tidak bisa disepelekan mengingat perusahaan dan online shop saat ini memerlukan skill ini untuk menciptakan branding yang baik di mata audiens.
Namun, sering kali bidang content creator dianggap mudah. Padahal sebenarnya banyak sekali struggle yang dialami para content creator ketika menjalani bidang mereka. Tak jarang banyak yang berhenti di tengah jalan karena stuck dengan ide-ide atau kurang kuat komitmen. Paling sering, mereka kehilangan ide di tengah perjalanan, tidak bisa mengikuti alur dinamis dunia digital, tidak terbuka dengan perkembangan-perkembangan baru sehingga konten-konten mereka berhenti begitu saja.Â
Selain memerlukan skill pribadi, tidak banyak yang memerhatikan perkara-perkara kecil. Ide, misalnya, masalah paling menonjol yang sering bikin langkah berhenti. Banyak yang memilih terjun ke dunia content creator hanya karena benefit ketika sudah mencapai puncak, sementara selama perjalanan menuju puncak tidak memperhitungkan perkara-perkara kecil seperti ide. Padahal perkara-perkara kecil bisa jadi masalah yang cukup serius.
Tapi, para content creator pemula tidak perlu khawatir atau takut. Ada beberapa cara yang bisa digunakan supaya meminimalisir perkara kecil soal ide yang bisa-bisa jadi masalah besar. Begini, nih.
#1Â Rajin-rajin up-to-date tentang perkembangan di sosial media.
Menjadi content creator sepertinya sudah menjadi kewajiban untuk akrab dengan perkembangan yang ada di sosial media. Kepekaan dan rasa keingintahuan yang tinggi diperlukan selama menempuh bidang content creator. Jelas, yang namanya seorang kreator, pastinya menciptakan sesuatu dan menciptakan sesuatu perlu pembaharuan. Sebab waktu akan bergulir, selera pasar akan berubah, begitu pula dalam hal kesukaan. Belum lagi menghadapi persaingan yang semakin kuat seiring munculnya para content kreator baru. Bahkan, kamu bisa lihat, seseorang bisa sangat mudah viral di zaman sekarang.Â
Kepekaan dalam merasakan apa yang menjadi minat, tentu saja bisa membantumu. Di samping kamu membuat konten yang sesuai minat dan bakatmu, kamu bisa membungkusnya ‘sedikit’ dengan sesuatu yang menjadi kesukaan audiens.Â
#2Â Re-search topik-topik menarik
Ide tidak melulu datang. Maka ide perlu kita undang. Topik-topik menarik banyak sekali bertebaran, dan kalau kita peka bisa saja kita temukan ‘celah’ untuk ide konten. Rajin-rajin research juga merupakan hal terpenting bagi seorang content creator. Jika penulis saja perlu membaca supaya karya mereka bisa ‘tajam’, begitu pun seorang kreator. Siapa tahu, kan, sekali research ternyata menemukan dua-tiga ide konten?
Dua-tiga ide konten bisa untuk persiapan selanjutnya, tinggal mencari bahan. Dengan me-research topik-topik, kontenmu akan bertambah kualitasnya. Karena apa yang kamu buat bukan sesuatu yang asal-asal, melainkan perlu pendalaman. Tentu saja hal itu bisa menambah ‘nilai’ di mata para audiens.Â
#3Â Pengalaman pribadiÂ
Terkadang, kalau kita sudah mencari-cari yang jauh dan masih belum ketemu juga, cara paling efektif adalah melihat ke dalam diri sendiri. Yap, pernah mendengar kalimat: tidak perlu mencari yang jauh-jauh, lihatlah ke yang terdekat? Yang paling terdekat dari seseorang adalah diri mereka sendiri. Seorang kreator bukan tak mungkin tak punya pengalaman menarik.
Kita sering menemukan seorang komedian yang menjadikan pengalaman mereka sebagai materi lelucon, maka seorang kreator juga bisa menggunakan cara itu. Pengalaman pribadi yang dibungkus dengan bungkusan menarik, ditambah bumbu hasil research kesukaan audiens, bisa jadi kontenmu akan menjadi sesuatu yang unik di mata para audiens. Asalkan kita tahu takaran, ya, mana bagian kehidupan kita yang privasi dan mana yang bisa dibagikan.Â
#4Â Minta pendapat orang-orang terdekat.Â
Meminta pendapat orang-orang terdekat bisa menjadi pendekatan secara tidak langsung dengan mereka. Sama seperti kalimat tidak perlu mencari yang jauh-jauh, lihatlah ke yang terdekat, pendapat-pendapat itu bisa kamu jadikan sebagai tolak ukur untuk memerhatikan sebenarnya minat seseorang dalam hal apa, sih?
Tolak ukur itu bisa menuntun kamu saat menjalani konten-konten berikutnya. Setelah mengumpulkan mana yang paling banyak disukai, bisa jadi konten yang kamu buat akan menarik perhatian audiens. Mungkin saja di antara pendapat-pendapat itu ada keresahan tersirat yang tidak bisa mereka suarakan. Tapi dengan kamu membuat suatu konten, tentu saja secara halus kamu menjadi perwakilan atas keresahan mereka.Â
Strategi sederhana ini bisa digunakan untuk kalian para kreator pemula dalam meningkatkan audiens, dimulai dari orang-orang terdekat dulu. Makanya selain skill dan kepekaan, relasi pun juga hal penting bagi seorang kreator.Â
Tidak ada yang mudah dan instan di dunia ini, termasuk di bidang content creator. Di balik struggle yang dirasakan, seorang content creator menjadi bidang yang bermanfaat asalkan apa yang dibagikan adalah hal-hal baik. Jangan sampai karena menginginkan sampai di titik puncak jadi melakukan hal-hal tidak etis. Tekunlah pada proses, jadilah kreator yang #beranibaik, dan jangan ragu menyebarkan hal-hal baik lewat konten kalian.Â
Artikel Bermanfaat dan Menghibur Lainnya
“Artikel ini merupakan kiriman dari pembaca hipwee, isi artikel sepenuhnya merupakan tanggung jawab pengirim.”