Bentuk Perlawanan Pribumi Terhadap Kolonialisme dalam Novel Bumi Manusia Karya Pramoedya Ananta Toer

Novel Bumi Manusia karya Pramoedya Ananta Toer merupakan novel yang diterbitkan pada tahun 1980. Novel ini menceritakan berbagai bentuk kolonialisme,rasa nasionalisme dan perjuangan pergerakan. Novel ini bercerita mengenai bentuk tindakan kolonialisme yang dilakukan bangsa eropa terhadap kaum pribumi. Bentuk tindakan nasionalisme  yang dilakukan oleh masyarakat pribumi bertujuan untuk memperjuangkan kehormatan bangsa.

Advertisement

Seorang yang menjadi pribumi dalan novel Bumi Manusia sering menjadi bahan olokan di negerinya sendiri. Pribumi sering menjadi pendatang di negerinya sendiri. Pribumi menjadi dihina-hina dalam setiap kehidupan yang dialami, baik saat dengan orang yang dikenal maupun orang yang jauh sekalipun. Kehinaan pribumi adalah kebahagiaan bagi bangsa Belanda saat itu, seperti nama Minke yang jika diingriskan seperti monkey atau dengan bahasa indonesianya Monyet. Dengan mengejek Minke, maka orang-orang belanda menegaskan bahwa kedudukannyalah yang paling tinggi karena tampak jelas bahwa pribumi meskipun sudah hidup secara Belanda, bahkan bersekolah di Belanda kedudkannya secara hukum berada dibawah Belanda.

Adanya tindakan kolonialisme yang dilakukan bangsa Eropa membuat pribumi melakukan bentuk perlawanan karena bangsa kolonial yang menguasai pribumi baik itu dari ekonomi, politik dan budaya. Penjelasan Jean Marsis kepada Minke mengenai orang aceh yang sangat memiliki rasa nasionalisme yang tinggi terhadap bangsanya. Terbukti bangsa Aceh melakukan perlawanan kepada bangsa koloni.

Aceh merupakan wilayah yang kaya ibu pertiwi. Jadi, negara kolonial Eropa menjajah wilayah tersebut karena wilayah Aceh merupakan wilayah yang menguntungkan bagi orang Eropa. Namun, pihak Aceh langsung mengambil tindakan perlawanan terhadap negara kolonial melalui perang, tidak hanya Orang Aceh memiliki keyakinan kuat bahwa mereka dapat menghancurkan perusahaan kolonial di Eropa.

Advertisement

Selama kolonialisme, orang selalu memandang rendah masyarakat adat di Eropa, meskipun masyarakat adat memiliki prestasi Eropa membenci Kutipan di atas menunjukkan bahwa Mienke selalu Robert Mallema membencinya karena Mienke adalah penduduk asli Belanda.Hal ini menimbulkan sikap nasionalis dalam dirinya, masyarakat adat yang selalu dihina dan dihina Membenci Mienke memaksa Mienke mengambil tindakan  terhadap Robert Keras kepala.

Tindakan perlawanan Mienke tidak ada dalam konsepnya senjata atau memanggilnya untuk melawan karena perasaan meradang. Tindakan perlawanan  apa yang dilakukan Mienke dalam kutipan di atas menggemakan kata-kata Robert Enggan, jika  dianggap sebagai pan-Eropa lebih tinggi dari indikator Mienke  belajar di sekolah Eropa dan memperoleh  pengetahuan Eropa, karenanya posisinya setinggi orang Eropa. Ini adalah perlawanan Selamat kepada Robert Mallema karena telah melawan  penghinaan seperti itu.

Artikel Bermanfaat dan Menghibur Lainnya

Advertisement

“Artikel ini merupakan kiriman dari pembaca hipwee, isi artikel sepenuhnya merupakan tanggung jawab pengirim.”

Berikan Komentar

Tim Dalam Artikel Ini

Penulis