Mulai dari Kekeringan hingga Berita Viral di Media Sosial, Ada Hubungannya Nggak ya dengan Kita?

Kehidupan nyata dan kehidupan media sosial

Beberapa pekan ini diberanda Facebook saya banyak kabar yang ramai dibahas, misalnya ada pengumuman SBMPTN, gosip ikan asin, dan isu polusi udara di Jakarta yang sudah mengalahkan Beijing.

Advertisement

Dari beberapa kabar itu, kenapa saya tidak menanggapi dengan tulisan tafsir ugal-ugalan seperti biasanya saya menulis, yang menjadi alasan saya tidak membuat tulisan tentang beberapa berita viral tersebut adalah, karena salah satunya, saya sedang liburan di kampung istri saya.

Boro-boro saya mau menulis tanggapan soal berita yang sedang viral, keadaan kedaulatan pangan daerah tempat tinggal sedang terancam. Beberapa bagian sawah didaerah saya mulai kekeringan sampai tanah mulai retak-retak dalam dan tanahnya sawah seperti mau terbelah. 

Tapi bagi yang punya pompa air bisa sedot dari sumur bor ditengah sawah untuk pengairan tanaman padi, asalkan kalian punya modal uang untuk beli gas atau bahan bakar pompa air. Tak sampai disitu penderitaan petani, apakah setelah punya modal dan pompa air nanti sumur bor sumber air tersebut ketika dipompa akan mengeluarkan air? 

Advertisement

Kalau seandainya tidak mengeluarkan air, makin parah keadaan sawah dan keuangan para petani beberapa bulan kedepan. Tentunya akan mengalami kekurangan karena gagal panen.

Sangat disayangkan, apabila sudah keluar modal awal menanam padi, dari sewa traktor untuk bajak sawah, beli benih padi, bayar pegawai tandur tanaman padi, dan biaya pupuk tanaman padi serta obat hama sawah. Kalau akhirnya ditengah jalan tidak ada air irigasi, maka tanaman padi akan pada layu mau mati, tanah saja sampai kering retak. 

Advertisement

Mau meratapi keadaan tidak bakal merubahnya, timbulah rasa bingung mau disedotin air apa tidak ya, tapi tanah sawahnya sudah retak dalam air tidak bakal bisa membajiri tanaman padi kalau hanya modal keuangan yang sedikit untuk membeli bahan bakar untuk pompa air, kalau tidak disedotkan air, juga sangat di sayangkan sudah keluar modal menanam. 

Apalagi melihat padi-padi yang layu itu sudah mulai keluar biji padinya mau menangis rasanya tidak tega seperti menyiksa tumbuhan.

Karena ada rasa tak tega terhadap tumbuhan padi maka saya bersama anak saya berniat melihat keadaan disawah milik keluarga. Karena tiap hari hanya melihat sawah milik orang yang berada di pinggir jalan saja, pasti keadaan sawah keluarga saya juga tak jauh beda dengan keadaan sawah yang kekeringan seperti milik yang lain.

Berita Viral Di Beranda Facebook

Hasil pengumuman SBMPTN ramai dibahas bagi yang keterima atau hanya sekedar bernostalgia waktu dulu pernah mengalami menunggu hasil SBMPTN. Bagi saya kenapa tidak ikut ikutan membahas karena memang saya tidak punya suatu cerita pengalaman tentang ikut serta dalam SBMPTN, dulu habis lulus sekolah yang ada difikiran saya hanya kerja, kerja dan kerja eee…aaa.

Karena saya sekolah di SMK berharap mudah dalam melamar pekerjaan, Walaupun pada waktu itu setelah lulus sekolah SMK saya juga dapat tawaran beasiswa disalah satu ma'had penghafal 1000 Hadist. Karena ingin membatu keadaan orang tua jadi yang ada di pikiran saya mencari kerja agar bisa membantu keadaan ekonomi keluarga. 

Jadi saya tak punya pengalaman soal SBMPTN, kuliah di swasta saja tidak kepikiran setelah lulus SMK apa lagi SBMPTN. Tapi sekarang memang ada hubunganya dengan hal tersebut karena adik saya yang baru lulus mendaftar SBMPTN setelah pengumuman ternyata tidak lolos walapun poin nilainya lumayan bagus.

Mungkin salah ambil jurusan sehingga ketidak cocokan nilai dengan jurusan, pada akhirnya tidak diterima atau memang nilainya yang kurang. Intinya tidak lolos seleksi lah.

Mungkin adik saya akan mengikuti jejak kakak kakaknya yang kuliah di Universitas Swasta, Walaupun swasta tapi bagi kami tetap menjalankan tradisi berpikir berpikir dan berpikir agar IQ nasional tidak drop kata bung Rocky Gerung.

Bagi kami anak Jawa pedalaman kuliah dimana saja yang penting bersyukur alhamdulillah. Soal bertambahnya ilmu tergantung banyaknya diskusi bersama para konstituante dan akademisi intelektual yang menjadi teman kita. 

Soal gosip ikan asin, bagi saya tak ada hubunganya, hanya sering saja makan ikan asin, kalau ikan asin yang dimaksut dengan berita viral berujung hukum itu paling sudah pernah tahu saja tapi tak perlu diceritakan.

Soal polusi udara Kota Jakarta yang melebihi Beijing yang meyandang gelar udara paling berpolusi di dunia. Karena saya pernah merantau di Kota Jakarta memang awal merantau sangat berasa perbedaan keadaan udara antara di Kota Jakarta dengan di kampung saya, tapi saya tak punya parameter untuk menganggap bahwa udara di Kota Jakarta berpolusi.

Tahunya hanya panas dan seperti banyak asap kendaraan saja dan tidak terfikir apakah baik buruknya untuk kesehatan.

Awal merantau memang saya batuk batuk, lihat kondisi lantai ruangan yang buat tidur saja banyak debu sudah kelihatan tebal seperti tepung tumpah. Mungkin karena banyak kendaraan bermotor atau asap bakar bakaran sampah, atau asap PLN seperti di Film Sexy Killer itu. Atau karena jarang hujan sehingga tanah menjadi debu dan berterbangan campur dengan udara.

Yang penting fenomena Jakarta udaranya menjadi berpolusi bukan salah Gubernur lho ya. Yuk sama sama sadar lingkungan, kan kita sudah rekonsiliasi eh, konsolidasi 

Artikel Bermanfaat dan Menghibur Lainnya

Advertisement

“Artikel ini merupakan kiriman dari pembaca hipwee, isi artikel sepenuhnya merupakan tanggung jawab pengirim.”

Berikan Komentar

Tim Dalam Artikel Ini

Penulis

Mahasiswa | Penulis Lepas