Malam ini hujan kembali mengguyur dengan derasnya. Suara hujan menambah berisik suasana malam ini, tetapi hal ini tidak mengusik Mela. Iamasih saja terus melamun dengan asyik di jendela kamar kosnya.
Dia berharap Ardi datang ke kosnya untuk mengajak makan malam bersama. Padahal dia tahu betul Ardi tak mungkin datang. Bagaimana mungkin bisa datang, kalau mereka berdua saja tidak pernah berkomunikasi. Bahkan untuk sms menanyakan kabarpun tidak pernah mereka lakukan. Dasar Mela, sukanya mengkhayal saja.
"Ah Ardi, aku lapar, aku ingin makan malam sama kamu. Kamu mbok ya datang,"gumam Mela.
"Makan malam sama kamu menyenangkan sekali ya, apalagi kalau ditambah lilin jadi semakin romantis. Sungguh i miss you, Ardi,"
Pikirannya semakin mengelana entah kemana, seperti burung yang terbang bebas ke angkasa. Mela semakin asyik bergulat dengan semua lamunannya, tanpa Mela sadari Irene datang menghampiri dan mengagetkannya.
"Hayo ngelamun mulu, Mel. Ntar kesambet kunti pojok, piye?"
"Ah, Irene kamu ngagetin aku aja sih,"
"Ngelamun apa to kamu? Jangan bilang si Ardi lagi. Bosen aku,"
"Hehehehehe,"
Mela hanya nyengir, dia merasa seperti pencopet yang ketahuan basah lagi mencopet dan mau digerebek masa.
"Ah tenan to iki, kamu kalau nyengir pasti jawabannya emang ngelamunin si Ardi."
"Haha, kamu pancen sahabatku, Ren. Benar banget tebakannya. Habis gimana lagi gak ngelamunin Ardi, hla wong aku kangen dia,"
"Hladalah baru nyadar to kamu kalau aku ini sahabat sing top markotop sing ngerti banget tentang kamu. Kamu ini aneh, kangen itu sms apa line apa bbm, bukannya malah ngelamun gak jelas begini. Lak ngelamun ngene sing ana kamu kesambet setan,"
"Masalahnya kamu tahu sendirikan, aku sama Ardi itu gak pernah sms apa bbm apa line, intinya sih gak komunikasi begitu. Ya gak lucu dong ah, tiba-tiba aku sms bilang kangen sama dia, yang ada dia malah ilfeel ama aku. Kita itu enggak sedekat seperti apa yang teman-teman lihat."
"Ya kalau gitu, kamu move on to, jangan stay di Ardi mulu. Emangnya Ardi mikirin kamu kaya kamu mikirin dia? Enggak to?"
"Iya juga sih. Tapi susah, wes kadung sayang gini ke Ardi,"
"Dicoba aja dulu kali Mel. Tetap berusaha ya,"
Ting…
Bunyi bbm masuk, Irene membaca pesannya.
"Bbm dari sapa, Ren. Luki?"
"He,eh. Eh wes ya, kamu jangan galau mulu ntar jadi kaya galon. Hahaha. Aku pergi dulu ya,"
"Pergi kemana? Masih hujan gini juga?"
"Pergi makan malam sama Luki dong. Iya masih hujan tapi Luki udah nunggu di depan. Dah sayangku Mela,"
"Duh enaknya yang mau kencan. Aku kapan? Malangnya nasibku, jones gini,"
Irene tak menyahuti omongan Mela, diapun beranjak dan keluar dari kamar Mela. Melapun melanjutkan kembali lamunannya. Dia sangat merindukan Ardi.
Kembali terngiang-ngiang kisah saat bersama selama 40 hari di desa terpencil ketika melakukan prakerin kampus. Betapa syahdunya, kala itu.
——————————————————————————————–
Sore yang indah sangat cocok untuk berjogging ria bersama teman sambil mengelilingi taman kampus yang hijau dan indah. Mela dan Elda tidak menyia-yiakan kesempatan, merekapun jogging di jalan sekitar kampus.
"Da, suasananya enak banget, cocok banget buat jogging kaya gini,"
"Iya bener banget Mel, cihuy banget dah,"
Melapun mulai menambah kecepatan joggingnya.
Tanpa terasa hari sudah mulai malam, Elda pun mengajak Mela untuk segera pulang ke indekos.
"Mel, udahan ah. Balik yuk, udah mau maghrib,"
"Oke deh," sahut Mela.
Akhirnya mereka berdua pulang ke indekos. Sebelumnya Mela harus mengantar Elda pulang ke indekosnya.
"Udah sampai nih, Da,"
"Oke Mel. Makasi ya. Kamu jangan banyak galauin si Ardi ya,"
"Ah, kamu ini apaan, to. Iya ya, aku enggak akan galau-galau lagi,"
Sepanjang perjalanan pulang, Mela terus memikirkan Ardi. Pikiran Mela mengembara kemana-mana. Tiba-tiba ada yang menyapa dan menyalip Mela.
"Hei, cewek,"
"Eh," Mela terkaget. Ia pun menoleh ke arah samping, ternyata yang menyapa Ardi. Belum sadar benar Mela dari kekagetan, Ardi langsung pergi begitu saja. Cusss……wussss….
Enggak kelihatan…
Akhirnya Mela tersadar "Duh, itu tadi Ardi ya. Asyik akhirnya ketemu Ardi. Kangenku berkurang deh,"
Memang jatuh cinta itu berjuta rasanya, tidak ketemu saja sudah merindu setengah mati saja. Inilah yang namanya kangen. Bagaimana kamu mau kangen juga nggak kayak Mela kangen Ardi? Makanya jatuh cinta dong.
-FIN-
Artikel Bermanfaat dan Menghibur Lainnya
“Artikel ini merupakan kiriman dari pembaca hipwee, isi artikel sepenuhnya merupakan tanggung jawab pengirim.”