Untukmu yang Tengah dalam Masa Penantian, Meski Puluhan Lamaran Pekerjaan Telah Dikirimkan

Belum dapat kerja

"Aku kok belum dapat kerja sih?” “Dia udah dapat, aku belum,” Kapan ya dapat kerja? Capek gini terus.” Itu tadi merupakan beberapa kalimat yang sering diucapkan oleh hampir semua orang yang berada pada fase transisi dari bangku kuliah menuju dunia nyata yang sesungguhnya, kalau kata orang banyak sih gitu.

Advertisement

Yap, fase menganggur atau bahasa halusnya belum mendapatkan pekerjaan. Ya, hampir setiap orang mungkin pernah mengalami fase menganggur setelah lulus dari bangku kuliah. Hampir semua orang, karena sisanya yang lain bisa jadi ada yang sudah langsung mendapatkan pekerjaan bahkan sebelum lulus dari bangku kuliah. 

Fase menganggur atau belum mendapatkan pekerjaan merupakan fase yang kadang sangat menjengkelkan. Pada fase ini, kesabaran adalah kata kunci utama yang harus dimiliki. Banyak orang yang merasa jenuh dan lelah menunggu panggilan kerja yang tidak kunjung datang. Jenuh karena setiap hari hanya berkutat dengan hal yang sama, follow dan scroll akun-akun lowongan pekerjaan di sosial media, bolak-balik cek email berharap ada notifikasi panggilan kerja ataupun interview. Namun, kabar baik itu masih belum datang juga, hmm.

Saat teman yang lain mungkin sudah mendapatkan pekerjaan, dan kita masih belum mendapatkan angin segar dari pekerjaan yang sudah kita lamar sebelumnya. Ah, ingin berkata kasar saja rasanya, eits gak boleh, gak baik.

Advertisement

Belum lagi jika bertemu dengan teman-teman atau keluarga besar lainnya, kemudian mereka bertanya, “Hai, apa kabar? Sudah kerja dimana sekarang?” Wow, pertanyaan yang sebetulnya sederhana, tapi menyimpan sejuta jarum di dalamnya. Lalu kita hanya bisa senyum dan menjawab “Kabar baik juga, masih belum nih, belum rezeki,” padahal rasanya nyesek banget, sakit tapi tidak berdarah, hiks.

Berat memang dan butuh tenaga ekstra untuk bisa tetap kuat dan tegar dalam menghadapi fase “sulit” seperti ini. Transisi dari dunia kuliah yang hampir semua fasilitas kita miliki, masih mendapatkan “subsidi” dari orang tua, masih bisa nongkrong sana-sini dengan teman-teman, kemudian dihadapkan pada fase menganggur memang tidaklah mudah.

Advertisement

Beban dan tanggung jawab setelah lulus kuliah juga terasa sangat berbeda, kamu yang sekarang bukanlah anak kecil lagi yang segalanya mungkin serba “disediakan.” Namun, kamu yang sekarang adalah orang yang berbeda, tanggung jawab dan peran yang bisa jadi juga berbeda dari sebelumnya.

Kamu juga harus sadar bahwa konsep hidup itu adalah tentang transisi, transisi dari kamu yang dulu masih anak-anak menuju dewasa, transisi dari masa sekolah menuju kuliah, transisi dari masa lajangmu menuju hari pernikahanmu, transisi dari masa menganggur menuju dunia kerja, dan tentu saja transisi dari hidupmu saat ini menuju kematianmu suatu saat nanti. Ya, semua ini tentang transisi, berpindah dari satu titik ke titik yang lain.

Selain itu, semesta juga turut ikut campur perihal pilihan yang kamu ambil. Kamu boleh jadi sangat menginginkan sesuatu, tapi belum tentu itu yang terbaik buat kamu, pun sebaliknya. Berapa kali kamu sudah yakin akan mendapatkan sesuatu, namun pada kenyataannya, kamu gagal mendapatkan hal tersebut.

Mari flashback sedikit, apakah kampusmu yang kemarin ini merupakan kampus impianmu ketika dulu awal masuk kuliah? apakah jurusanmu yang kemarin ini merupakan jurusan impianmu ketika dulu awal masuk kuliah? Bisa jadi jawabannya bukan sama sekali. Coba lihat, itu tadi merupakan contoh pilihan hidupmu yang sebetulnya tidak sesuai dengan apa yang kamu harapkan di awal, dan sebetulnya masih banyak juga pilihan hidup lainnya yang jauh dari harapan awal.

Namun, mari lihat lagi, jika saja dulu kamu berhasil masuk di kampus dan jurusan impianmu, bisa jadi kamu tidak akan menjadi kamu yang sekarang ini, bisa jadi kamu tidak akan pernah berjumpa dengan sahabat-sahabat terbaikmu yang sekarang ini, bisa jadi kamu tidak akan pernah berjumpa dengan pahit manisnya cintamu yang sekarang ini, bisa jadi kamu tidak akan pernah berjumpa dengan calon jodohmu yang sekarang ini, dan bisa jadi kamu tidak akan pernah berjumpa dengan hal-hal serta orang-orang hebat lainnya.

Lihat, hidup itu kadang memang selucu ini, hal yang dulu kamu sesali dan tidak suka, pada akhirnya akan menjadi hal yang paling syukuri. Semesta memang punya caranya sendiri dalam memainkan alur hidup. Dan kita hanya sebagai aktor yang mengikuti alur film-Nya yang sangat kompleks ini.

So, kamu yang yang sekarang berada pada fase ini, sabar ya, kamu gak sendiri kok, masih ada di luar sana yang juga sedang berada pada fase ini. Masih ada di luar sana yang sedang merasa galau berada pada fase ini, namun mereka masih bisa tegar dan tersenyum menghadapinya. Kamu yang sedang galau menunggu panggilan pekerjaan, bersabarlah sedikit lagi, ini cuma masalah waktu, kawan. 

Kamu bakal kerja, yang kamu butuhkan sekarang adalah semangat pantang menyerah dan tidak pernah putus asa. Lalu, untuk menghilangkan rasa jenuh dan galaumu, kamu bisa mengisi hari-harimu dengan melakukan sesuatu yang kamu sukai, nongkrong bareng teman, ikutan komunitas dan kegiatan sosial, atau mungkin jadi part time dan freelance, ya setidaknya untuk sedikit mengalihkan perhatianmu agar tidak merasa galau.

Terakhir, teruntuk kamu yang belum mendapatkan pekerjaan, sabar ya, dikit lagi kok.

Artikel Bermanfaat dan Menghibur Lainnya

Advertisement

“Artikel ini merupakan kiriman dari pembaca hipwee, isi artikel sepenuhnya merupakan tanggung jawab pengirim.”

Berikan Komentar

Tim Dalam Artikel Ini

Penulis

Sang pemimpi dari Sumbawa, yang kalau makan, minumnya Tropical Tea, hobby baca dan travelling :-)

Editor

Not that millennial in digital era.