Mother tongue memang kerap kali menjadi salah satu kendala bagi pribumi untuk bisa fasih berbahasa asing. Meski begitu, tidak sedikit yang telah berhasil membuktikan bahwa bahasa bukan sesuatu yang tidak bisa ditawar, seperti halnya pembelajaran eksak. Tapi belajar bahasa sama pula belajar budaya. Ketika sudah memahami bagaimana kebiasaan pengguna bahasa tersebut, maka perlahan kita bisa mengikuti bahasa mereka, walau terkadang tidak bisa 100%, karena memang pada dasarnya lidah kita berbeda dalam pengucapaan beberapa huruf tertentu.
Bukan rahasia umum, jika ingin menggapai mimpi #BelajarDiNegeriOrang salah satu syarat mutlak dan tidak bisa tawar-tawar adalah tes kemampuan berbahasa asing yang dibuktikan dengan selembar kertas bertuliskan skor akhir. Konversi dari empat aspek dasar, listening, reading, writing dan speaking. Ketika keempatnya sudah memenuhi standar, maka dengan mudah si pemilik seritifkat bisa mewujudkan mimpi untuk #BelajarDiNegeriOrang. Bagaimana nasib yang belum bisa memenuhi skor minimum? Ya harus berjuang lagi, lagi dan lagi. Kalau perlu sampai para soal menempel lekat di memori kita atau bahkan si soal bosan melihat ekspresi kita lagi, kita lagi. Jadi mau enggak mau mereka membantu untuk merai skor sesuai yang dibutuhkan. Just kid, jangan terlalu sepaneng!
Lanjut, intinya saat skor kemampuan bahasa asing masih belum mencukupi dan gejolak #BelajarDiNegeriOrang dalam hati terlalu membuncah, cara satu-satunya adalah berlatih, mencoba dan terus berusaha. Karena pada dasarnya, belajar bahasa asing memang tidak mudah, tanpa sering diasa. Pun belajar bahasa tak bisa hanya mengetahui rumus, menghapal dan berusaha berbicara sesuai rumus. Bukan, bukan seperti itu. Percayalah! Jika kalian belajar bahasa asing dan berpacu hanya dengan teori rumus, maka hasil yang kalian dapat adalah stak di tempat. Sebab, dalam hal speaking yang lebih dibutuhkan adalah lawan bicara paham, bukan susunan kata yang sesuai dengan rumus. Beda hal jika kalian ingin menuliskannya. Maka kesesuaian aturan harus diperhatikan, karena targetnya tidak lagi hanya membuat pembaca paham, tapi juga bisa dipelajari ulang oleh newbie yang ingin mendalami ilmu.
Setelah dirasa semua persiapan matang, speaking bisa diandalkan dan writing bisa diabadikan, tidak diragukan lagi. Kesempatan untuk bisa #BelajarDiNegeriOrang akan segera terwujud. Tinggal menunggu moment terbaik yang membawa ke sana. Sekali lagi, belajar bahasa asing memang tidak mudah, tapi bukan berarti tidak bisa. Apapun ilmunya, asal tekad dalam hati kuat, disiplin waktu dan tidak takut mencoba, insyaallah keberhasilan sudah semakin dekat.
Ingat hadist ini ya saat lelah melanda dan mental mulai melemah.
“Siapa yang menempuh jalan untuk mencari ilmu, maka Allah akan mudahkan jalan baginya menuju surga.” [HR. Muslim]
Kesimpulannya, siapapun yang mau berusaha keberhasilan tak akan terelak darinya dan barang siapa yang malas bekerja, maka jangan tanyakan di mana letak keberhasilannya. Karena semua hukum alam itu berbanding lurus, rajin berusaha maka kaya, malas bekerja maka kauharus terima takdir yang sudah ada.
Keep hamasah! Meski saat ini kelulusan dalam tes kemampuan berbahasa asing belum kaukantongi, tapi percayalah! Suatu hari nanti sertifikat itu akan dengan mudah masuk di antara tumpukan folder pentingmu di meja belajar. Asal dengan catatan kemalasan jauh-jauh dari para pejuang. Kedisiplinan adalah sahabat karib yang tak akan terlupakan.
Gagal tes kemampuan berbahasa? Coba lagi dong, jangan menyerah! Demi bisa #BelajarDiNegeriOrang.
Artikel Bermanfaat dan Menghibur Lainnya
“Artikel ini merupakan kiriman dari pembaca hipwee, isi artikel sepenuhnya merupakan tanggung jawab pengirim.”