Bukan hal yang aneh bagi kita semua ketika tiba-tiba melakukan obrolan di kepala, situasi tersebut dinamakan dengan self talk atau berbicara dengan diri sendiri. Dialog-dialog dengan diri sendiri ini dipengaruhi oleh pikiran bawah sadar untuk mengungkapkan sebuah prasangka, keyakinan, ide, atau pikiran yang acak.
Self talk dapat berupa narasi negatif atau positif. Pola dari negatif self talk bisa berupa prasangka buruk dengan diri sendiri, mengingat sesuatu yang gagal, atau perasaan insecure bahwa kita tidak cukup baik bagi siapapun.
Lain hal nya dengan positif self talk yang berupa pembicaraan positif tentang diri sendiri, biasanya pola ini berisi dialog tentang ide-ide yang akan dilakukan, keyakinan untuk mewujudkan ekspektasi, juga mengingat hal-hal menyenangkan yang sudah terjadi.
Untuk membedakan keduanya kita ambil contoh saat selesai ujian sekolah, orang yang mengalami negative self talk akan cenderung berpikir bahwa jawaban yang telah mereka tulis semuanya kurang maksimal dan mulai pesimis untuk lulus ujian.
Di kasus yang sama, mereka yang terbiasa melakukan positive self talk tetap meyadari bahwa beberapa jawaban ujiannya kurang maksimal, namun mereka lebih fokus mengapresiasi keunggulan jawaban mereka di soal yang lain sehingga ada motivasi untuk membuatnya lebih baik lagi di ujian selanjutnya.
Oleh karena itu, self talk memiliki kekuatan super untuk menentukan persepsi terhadap diri sendiri juga memengaruhi kesehatan mental seseorang, pesan-pesan yang disampaikan kepada diri sendiri dapat memotivasi dan juga bisa membatasi diri kita tergantung pembicaraan tersebut adalah narasi negatif atau positif.
Banyak yang menganggap bahwa positive self talk serupa dengan toxic positivity, namun istilah-istilah tersebut jelas dua hal yang berbeda. Toxic positivity sering menipu diri dengan menganggap bahwa semua hal akan berjalan dengan baik, berekspektasi irasional dan menciptakan pribadi yang tidak produktif. Sebaliknya positive self talk memfokuskan kita untuk melihat hal-hal baik tanpa menyingkirkan sisi negatif  yang mungkin terjadi, sehingga dapat meningkatkan optimisme pada diri sendiri.
Meski terlihat mudah, positive self talk membutuhkan beberapa latihan agar terbiasa. Hal paling awal untuk berpikir positif adalah memahami dan amati pembicaraan yang ada di kepala, saat kejadian yang tidak terduga terjadi apa yang kamu pikirkan? Apakah kamu mengkritik  diri sendiri atau mengamati situasinya? Ketika menyadari pola self talk mu negatif, segera pikirkan sisi lain yang lebih positif. Hal ini tentu butuh konsistensi dan kesabaran yang ekstra namun percaya pada diri sendiri adalah langkah pertama.
Memberi afirmasi juga salah satu teknik dalam membentuk positive self talk, afirmasi yang baik dapat melatih pikiran untuk lebih ramah terhadap diri sendiri, optimis dan memiliki harapan. Beberapa afirmasi yang bisa dikatakan pada diri sendiri bisa berupa kalimat aku mencintai diriku sekarang atau aku pasti mampu melakukannya. Afirmasi-afirmasi yang sering dilontarkan pada diri sendiri dapat memotivasi kita untuk mewujudkan hal baik yang telah diucapkan.
Meskipun kita memiliki banyak teman dan keluarga yang dapat memberi kalimat-kalimat positif  dan dorongan, namun yang senantiasa bersama kita adalah diri kita sendiri, oleh karena itu suatu keharusan bagi diri kita untuk menjadi pendamping, pemotivasi, penyemangat dan juga pemberi dukungan terkuat yang memberi rasa aman dan kenyamanan adalah apa yang kita pikirkan di kepala, jadi mulai kontrol apa yang diri kita sering bicarakan disana.
Artikel Bermanfaat dan Menghibur Lainnya
“Artikel ini merupakan kiriman dari pembaca hipwee, isi artikel sepenuhnya merupakan tanggung jawab pengirim.”