Di zaman sekarang banyak istilah bermunculan untuk menyebut generasi-generasi muda saat ini. Beberapa bulan ke belakang, ada istilah generasi sandwich yang menjadi hits dan buah bibir di media sosial. Jika dilihat dari pengertiannya, generasi sandwich merupakan orang dalam usia produktif yang perlu membiayai pengeluaran orang tua, anak atau saudaranya, dan juga diri sendiri.
Belum reda tentang generasi sandwich, muncul lagi istilah baru yaitu generasi geprek. Lantas, apa yang dimaksud dengan generasi geprek? Bagaimana caranya agar terhindar dari generasi geprek? Kita simak ulasannya bersama yuk, Sobat Hipwee.
Felicia Putri Tjiasaka, CFA yang merupakan ahli Financial Investment Practitioner atau Investment Storyteller dalam Webinar bersama ALAMI dengan tema Cara Atur Keuangan yang Aman Buat Generasi Geprek pada Rabu, 20 Juli 2022 kemarin mengatakan bahwa generasi geprek merupakan orang dalam usia produktif yang perlu membiayai pengeluaran orang tua, anak atau saudara-nya, dan juga diri sendiri namun mempunyai penghasilan tergolong rendah (kelas menengah bawah). Tak hanya itu, generasi geprek juga dipenuhi dengan social pressure atau tekanan sosial yang mengharuskannya untuk sanggup dan mampu menjalankan perannya.
Dalam praktiknya, banyak sekali kendala berupa kesalahan-kesalahan dalam mengatur keuangan pada generasi geprek. Diantaranya adalah punya penghasilan yang pas-pasan, tidak membangun habit atau kebiasaan menabung dan berinvestasi, tidak membantu orang tua menyiapkan dana pensiun, serta tidak membantu anak atau saudara dalam menyiapkan dana pendidikan.
Kesalahan-kesalahan yang biasanya dilakukan oleh generasi geprek tersebut sebenarnya bisa diatasi dengan melakukan solusi-solusi preventif agar nantinya keuangan perlahan bisa membaik. Misalnya saja menambah side income atau job lain, membangun kebiasaan menabung dan berinvestasi sedini mungkin, menyiapkan dana pensiun untuk orang tua, serta merancang dana pendidikan anak.
Langkah atau upaya selanjutnya untuk orang yang termasuk generasi geprek agar keuangannya tidak semakin berantakan adalah melakukan sesuatu yang selama ini tidak pernah dilakukan atau terlintas di pikiran. Felicia mengatakan bahwa generasi geprek perlu melakukan money hacks atau peretasan uang yang bisa diartikan upaya untuk menyelamatkan uang melalui tiga hal penting.
Pertama, paksain nabung. Jika gaji sudah ada di genggaman, hal pertama yang dilakukan adalah penuhi semua kebutuhan hidup dulu. Kebutuhan wajib seperti makan, transportasi, dan biaya bulanan (listrik, air, dll). Mengesampingkan keinginan menjadi hal yang tidak mudah namun harus yakin perlahan bisa menghindari. Setelah kebutuhan wajib terpenuhi, paksain minimal 5-10 % uang dari gaji untuk ditabung. Tujuannya adalah untuk dana darurat jika terjadi sesuatu yang tidak diinginkan.
Kedua, explore side jobs atau mencari pekerjaan sampingan. Melakukan pekerjaan lain selain pekerjaan utama haruslah memikirkan beberapa hal. Diantaranya adalah pekerjaan sampingan waktunya flexible dan lebih sedikit dari pekerjaan utama. Pekerjaan sampingan merupakan pekerjaan yang disukai atau dikuasai agar nantinya tidak menggangu kewajiban pekerjaan utama. Jika pekerjaan sampingan dan pekerjaan utama bisa berjalan dengan baik, maka tambahan pundi-pundi penghasilan bisa didapat dengan lancar.
Ketiga, paksain investasi. Setelah berhasil menyiapkan dana darurat atau sudah mempunyai pekerjaan sampingan, mulailah melakukan investasi dengan modal kecil di instrumen yang sebelumnya dipahami dulu pengertian dan jenis investasi yang dipilih. Hal keliru yang sering dilakukan adalah berinvestasi hanya modal ikut-ikutan saja tanpa memperhatikan kemampuan individu dalam hal penghasilan, waktu, dan pemilihan jenis investasi. Salah satu yang bisa menjadi pilihan yang tepat bagi para investasi pemula adalah bergabung dengan platform ALAMI.
ALAMI telah telah mengantongi izin dari Otoritas Jasa Keuangan (OJK) dan juga Majelis Ulama Indonesia (MUI) dan berhasil mempunyai pendana lebih dari 100.000. Proyek UMKM yang telah didanai juga tak main-main. Sudah lebih dari 10.000 jenis usaha dengan jumlah penyalur pendanaan lebih dari 2,82 triliun rupiah.Â
Dengan slogan #HijrahFinasial, ALAMI melalui produk Peer-To-Peer Lending berani memberikan return atau imbal hasil sebesar 12% sampai dengan 20% pa. Bagi yang ingin memulai berinvestasi, memilih P2P Lending merupakan pilihan yang tepat karena P2P Lending bisa dikatakan investasi jangka pendek-menengah.
Syarat yang diberikan ALAMI kepada calon pemberi pembiayaan juga sangat mudah dipenuhi. Bagi perorangan minimal berumur 17 tahun dibuktikan dengan adanya KTP dan juga memiliki NPWP. Selain itu, jika suatu institusi atau lembaga ingin berinvestasi bersama ALAMI, syarat yang harus dipenuhi yaitu adanya akta pendirian, NPWP institusi atau lembaga, KTP dan NPWP pemegang saham, SIUP, TDP, NIB, dan juga SKTU.
Terkenal dengan platform investasi syariah, ALAMI memberikan kemudahan lain berupa menetapkan minimal pendanaan sebesar 25.000 rupiah sampai 7 Agustus 2022. Dapat untungnya dapat juga keberkahannya. Jadi, kapan mulai melakukan investasi bersama ALAMI?
Artikel Bermanfaat dan Menghibur Lainnya
“Artikel ini merupakan kiriman dari pembaca hipwee, isi artikel sepenuhnya merupakan tanggung jawab pengirim.”