Pernahkah kamu merasa kesal ketika ada orang yang memperlakukanmu seperti anak kecil padahal umurmu sudah di atas atau pertengahan 20? Well, saya juga merasa kesal ketika tiap kali ada orang yang memperlakukan saya seperti itu.
Di manapun saya berada pastilah ada orang-orang yang menganggap saya anak perempuan yang girly, masih polos dan tidak tahu apa-apa. Entah orang yang baru saya temui, teman kuliah, rekan kerja bahkan beberapa anggota keluarga saya sendiri.
Saya juga bukan tipe cewek girly, biarpun penampakan saya cocok jadi cewek semacam itu. Rambut saya yang panjang (belum dipotong, cari waktu dulu hehehe) ini juga membuat orang-orang menyebut saya princess dan mereka berharap saya tetap memelihara rambut panjang ini dan kerap meminta saya untuk berpenampilan girly/memakai baju-baju yang imut.
Biasanya saya tidak pernah peduli dan tetap memotong pendek rambut saya, memakai baju berwarna gelap atau hitam (saya pecinta warna hitam by the way), aksesoris minimal anak metal/rock nyehehe. Tiap kali saya selalu menolak permintaan mereka, yang malah membuat mereka semakin meluncurkan jurus-jurus paksaan halus.
Saya juga pernah dipanggil princess karena saya sempat pulang pergi by antar jemput waktu masih berada dikantor lama saya & berkuliah di luar negeri, yang membuat saya garuk-garuk kepala dan bingung apa hubungannya dengan julukan princess. Akhirnya saya menyimpulkan kalau kuliah diluar negeri > punya duit/kaya > manja. Lol.
Mereka punya persepsi sendiri tentang saya sebagai cewek manja yang kaya raya. Sangatlah lucu, karena kenyataannya saya bukan anak yang manja dan sekaya raya itu. Saya juga tidak pernah menghambur-hamburkan duit atau meminta duit pada orangtua maupun orang lain (mental pengemis seperti ini tabu bagi saya).
Saya juga tidak suka ketika seseorang memberikan terlalu banyak perhatian, sering memberi bantuan dan overprotektif seakan-akan saya cewek rapuh yang harus dilindungi. Bukannya saya tidak bersyukur atau berterimakasih, tetapi ada hal-hal di mana saya akan membutuhkan bantuan, namun juga ada hal-hal yang saya bisa kerjakan sendiri.
Ada lagi orang yang memperlakukan saya seperti anak kecil yang bodoh dan tidak mengerti apapun. Contohnya, disaat semua orang berkumpul bersama dan  mengobrol, pastilah ada masa-masa dimana bahan pembicaraan mengarah ke pembicaraan dewasa atau sekedar ghibah. Orang-orang langsung otomatis menghalangi saya untuk mendengar dan berusaha untuk menyensor kalimat mereka. Lebih ngeselinnya lagi, mereka tidak percaya dengan penjelasan saya.
Saya merasa sudah sangat cukup umur dan tidak ada masalah kok untuk membicarakan hal-hal vulgar. Dan lagipula, tidak usah repot-repot menyensor kok, kalau saya merasa tidak nyaman saya pasti akan langsung kabur. Hadeh, pusing tujuh keliling saya hahaha.
Tapi biarpun kesal, saya tidak pernah sekalipun terang-terangan protes atau marah terhadap mereka, karena sesungguhnya orang yang benar-benar sudah dewasa harusnya bisa mengatasi masalah tanpa emosi. Percuma marah-marah kalau yang bersangkutan tidak mau mendengarkan dan merubah kelakuan mereka. Biarpun dalam hati saya cukup dongkol dan jengah dan pernah beberapa kali menyindir mereka, namun apadaya tidak berefek pada mereka.
Dan lambat laun, saya mulai terbiasa dengan semua hal ini. Kita tidak akan pernah bisa mengubah persepsi/apa yang orang lain pikirkan. Tiap orang pasti punya persepsinya sendiri, baik maupun buruk. Tapi balik lagi ke keputusan masing-masing pribadi apakah mereka ingin mengubah persepsi mereka atau tidak. Sebagian besar kesan pertama orang-orang terhadap saya sebelum mengenal saya lebih dalam adalah pendiam, pemalu, introvert, tertutup, ansos, polos dan lain sebagainya.
Ketika berada di tengah-tengah lingkungan penuh orang-orang judgemental, saya sebisa mungkin berusaha memberikan image yang berbeda dari yang mereka pikirkan dan lebih menunjukkan jati diri saya yang sesungguhnya, biarpun tidak ada jaminan jika orang-orang ini akan merubah mindset mereka.
Yang bersedia merubah mindset dan membuka pikiran mereka akan stop menjudge saya dan mencoba untuk melihat dari sudut pandang yang berbeda. Dan yang paling penting adalah saya adalah satu-satunya (selain Tuhan) yang tahu betul tentang diri saya sendiri dan saya tidak perlu mendengarkan segala omongan negatif dan menjatuhkan.
Lebih baik saya memakai energi saya untuk fokus kepada hal-hal yang lebih positif dan berguna. Lebih baik saya gunakan waktu saya untuk improve diri saya, belajar hal baru, mengerjakan hobi saya. Lebih baik saya bersikap bodo amat terhadap orang-orang yang memperlakukan saya seperti anak kecil. Karena suatu saat mereka akan bosan dan mungkin akan berhenti memperlakukan saya demikian.
Artikel Bermanfaat dan Menghibur Lainnya
“Artikel ini merupakan kiriman dari pembaca hipwee, isi artikel sepenuhnya merupakan tanggung jawab pengirim.”