Di Balik Tulisan Penyemangat untuk Para Jomblo, Pada Hakikatnya Manusia itu Memang Butuh Perhatian

Jomblo juga punya perasaan

Seiring dengan pesatnya perkembangan populasi manusia di muka bumi ini yang mengakibatkan berbagai rencana untuk mencari tempat tinggal baru ke luar angkasa sana, ada satu golongan yang kalau di bilang dilupakan juga tidak tapi kalau dibilang sering diingat juga jarang, yaitu kaum jomblo.

Advertisement

 

Ketika para ilmuwan mulai berencana membuat koloni di Mars, mereka mengabaikan peran para kaum jomblo ini. Di muka bumi ini memang kaum jomblo merupakan sebuah kaum yang memiliki pengikut terbilang besar. Oleh karena itu peran serta mereka dalam kehidupan berbumi ini sulit untuk diabaikan.

 

Advertisement

Namun karena status mereka yang bisa dibilang “individualis dalam hubungan” membuat mereka sering menjadi bahan candaan. Meski secara faktanya candaan tentang jomblo selalu laris seperti jajanan sekolahan.

 

Advertisement

Akhirnya keresahan dan kegelisahan para kaum jomblo yang tak bisa tertahankan dilampiaskan dengan berbagai cara. Salah satu cara paling populer dan bisa membuat mereka viral adalah dengan menulis. Entah itu dalam bentuk artikel, puisi ataupun status kenestapaan mereka. Ujungnya, daya pikat kaum jomblo semakin menarik, dalam dunia literasi tentunya bukan dunia nyata yang tak bisa mengubah nasib sendirinya.

           

Banyak kita jumpai tulisan tulisan indah mengenai kebijaksanaan pemikiran kaum jomblo dimana mana. Biar dianggap kuat pastinya oleh para pembaca. Bahkan tak jarang para kaum jomblo ini memiliki pengetahuan yang maha luas mengenai nasehat nasehat dan petuah bagi mereka yang mencari cinta. Meski kenyataanya mereka (jomblo) juga tak kunjung menemukan cinta. Ironis memang, namun kenyataan memang selalu menyakitkan.

           

Tetapi jangan berpikir dulu bahwa Yang Terhormat Kaum Jomblo ini sebenar benarnya makhluk paling indah dan bijak di seantero semesta. Mestinya kita lebih teliti melihat tingkah laku yang dilakukan oleh kaum jomblo dalam mengekspresikan dirinya.

Apalagi dalam bentuk tulisan yang seolah olah menggambarkan ketegaran kaum jomblo. Maka jangan mudah untuk meyakini bahwa jomblo yang menulis “10 kalimat penyemangat bagi kamu yang masih sendiri” adalah orang yang selalu riang gembira dan penuh semangat bak instruktur senam zumba. Tidak semudah itu, Santoso.

           

“Kau tidak akan pernah memahami seseorang sampai kau berada di sudut pandangnya. Sampai kau masuk ke dalam kehidupannya dan berjalan di dalamnya” begitulah kutipan dari Novel Kill a Mockingbird oleh Harper Lee. Sederhananya kau tak pernah bisa merasakan apa yang dirasakan oleh jomblo sampai kau menjadi jomblo dan jalan sendirian di pameran sambil melihat pasangan lain gandengan.

 

Jadi jika kalian menilai bahwa kaum jomblo ini kuat, maka sebenarnya mereka kuat, tetapi dalam lubuk hati yang terdalam mereka juga ingin perhatian, apalagi cinta, sobat.

 

Manusia entah itu jomblo atau sudah berpasangan memiliki satu persamaan yang sama : “ingin dikasihi, dipedulikan, disayangi, diajak makan bareng”. Itulah persamaanya. Bedanya, yang satu minim mendapatkannya yang satu berharap terus mendapatknya. Sehingga manusia yang berstatus jomblo atau apalah namanya di lingkungan sosial disebutnya, memiliki masalah lebih ketimbang status setelahnya (berpasangan). Yaitu rasa ingin diperhatikan, dengan cara yang indah tentunya.

           

Meski sebenarnya rasa perhatian itu bisa didapatkan dengan hubungan kekerabatan yang dekat antar sesama, tetapi rasa ingin memiliki dan hasrat seperti Adam merindukan Hawa itu jelas beda. Pahamilah bahwa ketika kita memilih seseorang sebagai pendamping hidup, maka berarti itu selama kita hidup ia akan selalu mendampingi kita.

 

So sweet kan sobat? intinya adalah hubungan yang didapatkan adalah kedekatan emosional yang akhirnya tak pernah kita dapatkan semenjak lahir ke dunia seorang diri, meskipun ada yang lahir dalam waktu yang relatif sama seperti anak kembar. Tetapi itu, ya itulah yang diidamkan oleh Adam ketika meminta seorang pendamping setelah ia bosan berlari lari mengitari surga. Dan Hawa membuktikan bahwa surga jauh lebih indah dengan kebersamannya.

           

Maka memang wajar jika manusia perlu yang namanya perhatian. Orang orang dari kaum jomblo yang belum kesampaian akhirnya melampiaskannya ke dalam bentuk tulisan. Setelah lama sendiri dan ia merasa kuat, ia bagikan kepada kaum jomblo yang lainnya agar kuat. Ingat agar kuat, bukan sebagai pedoman bertata kehidupan.

 

Lalu ada yang menulis keunggulan kaum jomblo untuk dibagikan kepada mereka yang juga senasib sepenanggungan biar mereka dapat mengeksplor diri mereka. Ingat mengeskplor bukan sebagai pedoman bertata kehidupan. Bahkan ada yang menulis tujuannya sebenarnya sebagai penyemangat dan penghibur diri sendiri, saking ngenes tak terjamah interaksi.

           

Tak bisa dipungkiri menjadikan jomblo sebagai bahan berbagai karya baik literasi atau candaan bahkan difilmkan adalah hal yang sangat cemerlang. Prosperknya cerah bung. Apalagi kaum jomblo adalah mayoritas yang selalu bersuara lantang, lantang akan nasibnya.

 

Bahkan diri sendiri pun (saya) termasuk yang menyukai berbagai hal mengenai perjuangan mengubah nasib kaum jomblo yang keasyikannya jauh melebihi perdebatan hangat calon kepala daerah. Dengan alasan alasan yang sudah terurai diatas, topik jomblo memang selalu rame untuk dibahas.

           

Tapi intinya sebenarnya bukan itu wahai pembaca. Sebagai pengamat kaum jomblo dan jomblo juga, saya meyakini bahwa terkadang tulisan-tulisan yang dibuat oleh dan untuk jomblo merupakan sebuah ekspresi diri. Selain berbagi nasib bahwasanya kita tak sendirian, maksudnya anda tidak sendiri menjomblo, juga menjadi ajakan agar memahami gejolak haus perhatian dari kaum jomblo yang sudah akut.

           

Jadi saya menghimbau agar kita kita semua (apalagi jomblo) untuk terus mengekspresikan diri kita entah dalam bentuk apapun. Sedihnya terkadang kita perlu itu untuk menunjukkan kepada dunia bahwa ada yang juga butuh perhatian. Seperti Adam yang sedang merenung di surga, kita (jomblo, iya kamu) sedang juga berjuang menyemangati kamu yang jomblo dan diri sendiri selagi menunggu kedatangan Hawa atau pasangan. Karena memang manusia memerlukan perhatian dan tentu saja kasih sayang, my dear.

Artikel Bermanfaat dan Menghibur Lainnya

Advertisement

“Artikel ini merupakan kiriman dari pembaca hipwee, isi artikel sepenuhnya merupakan tanggung jawab pengirim.”

Berikan Komentar

Tim Dalam Artikel Ini

Penulis

Seorang yang menatap langit yang sama denganmu