Begini Pelaksanaan Tradisi Palang Pintu dan Maknanya

Negara Kesatuan Republik Indonesia dikenal sebagai negara yang memiliki banyak keberagaman mulai dari adat istiadat, agama, suku, etnis, ras, bahasa, dan budaya yang sangat beragam terbentang dari sabang sampai Merauke. Disetiap tiap-tiap daerah memiliki ciri khasnya masing-masing. Misal adat pernikahan ditiap-tiap daerah memiliki jenis, keunikan, dan ciri khasnya tersendiri seperti pada adat pernikahan pada etnis Betawi atau yang lebih dikenal sebagai orang Betawi. Terdapat keunikan dan ciri khas dalam pelaksanaan diserangkaian prosesinya, yaitu pada prosesi palang pintu yang cukup menarik perhatian saat dipertunjukkan di muka umum. Karena didalam prosesinya terdapat beberapa unsur yang pastinya memiliki makna dan corak khasnya tersendiri bagi etnis betawi

Advertisement

Tradisi palang pintu sendiri merupakan salah satu dari banyaknya tradisi yang dimiliki etnis Betawi yang diwariskan secara turun menurun atau dari generasi kegenerasi kepada etnis Betawi generasi selanjutnya. Etnis betawi atau lebih umum disebut sebagai orang Betawi yang merupakan salah satu kelompok etnis di Indonesia yang cukup besar dan terkenal mempunyai berbagai macam keragaman corak budaya dan adat istiadat yang banyak dipergunakan dikehidupan sehari-hari mereka. Salah satunya pada adat pernikahan pada orang Betawi memiliki tradisi palang pintu pada serangkaian acarnya tersebut.

Namun, awal mula atau sejarah adanya tradisi palang pintu tidak banyak tertulis disejarah, dan hanya diceritakan secara turun menurun oleh generasi etis Betawi terdahulu. Menurut yang diceritakan oleh salah satu tokoh  Betawi yang cukup terkenal Zahrudin Ali Al-Batawi yang dijuluki sebagai raja pantun. Pada buku karangan beliau yang berjudul 1500 PANTUN BETAWI diceritakan bahwa salah satu bagian dari banyaknya seragkaian acara prosesi pernikahan orang Betawi atau yang dikenal dengan palang pintu adalah perpaduan dari beberapa unsur seni budaya yang meliputi pantun, dialek Betawi, humor, dan juga silat (Al-Batawi,2012).

Advertisement

Dalam pelaksanaannya tradisi palang pintu tersebut terdapat beberapa unsur simbolik didalamnya seperti adu silat, adu pantun, dan pembacaan ayat al-qur’an dan sholawat. Beradu silat jawara dari masing-masing mempelai akan beradu kemampuan silat dan harus dimenangkan pihak mempelai aki-laki. Selanjutnya adu pantun jawara dari masing-masing mempelai beradu pantun yang berisikan humor dan dialek Betawi. Dan yang terakhir pembacaan ayat suci al-qur’an dan sholawat dari mempelai Wanita. Masing-masing prosesi tersebut memiliki makna yang simbolik yaitu saat beradu silat jawara dari pihak laki-laki yang harus menang karena memiliki makna bahwa pihak laki-laki pihak melindungi mempelai perempuan dari marabahaya, selanjutnya adu pantun yang berisikan humor tetapi memiliki syarat makna yang mendalam dan diartikan bahwa nantinya mempelai laki-laki bisa menhibur pasangannya dan keluarganya menjadi Bahagia dan ceria. Dan terakhir pembacaan ayat-ayat al-qur’an memiliki makna bahwa mempelai laki-laki bisa menjadi imam yang dapat membimbing dan menuntun istri anaknya dalam kebaikan dan paham agama.

Dikutip dari beberapa situs pemerintahan kota Jakarta disana dijelaskan bahwa tradisi palang ointu tersebut memiliki makna yang simbolik yaitu sebuah symbol ujian atau persyaratan yang harus dilalui pihak laki-laki yang bertujuan agar mendapat restu dari pihak perempuan terkhusus orang tua dari mempelai perempuan dan juga tradisi ini mempunya tujuan dan maksud lain juga yaitu untuk mempererat tali persaudaraan antara pihak laki-laki dan pihak perempuan dan juga salah satu contoh bentuk pelestarian budaya yang sudah diturunkan dan melekat dari generasi kegenerasi agar tidak using dimakan waktu dan juga tidak dilupakan digenerasi masa depan.

Artikel Bermanfaat dan Menghibur Lainnya

Advertisement

“Artikel ini merupakan kiriman dari pembaca hipwee, isi artikel sepenuhnya merupakan tanggung jawab pengirim.”

Berikan Komentar

Tim Dalam Artikel Ini

Penulis

mahasisiwi uin walisongo semarang