Budaya menikah muda sangatlah biasa di sekitar kita. Tak heran, banyak keluarga yang mendorong anak-anaknya untuk menikah cepat-cepat, dengan berbagi alasan. Bahkan tak jarang, anak yang “telat” menikah menjadi momok bagi beberapa keluarga, lebih parahnya, beberapa bahkan memaksa mereka untuk menikah cepat-cepat. Tapi, bagi mereka yang dipaksa ini, yang paling menyakitkan adalah saat teman terdekatnya atau saudaranya yang sudah menikah bertanya “kamu kapan nyusul?”
Mungkin maksudnya hanya bercanda, tapi sedikit banyak ini melukai kami. Bayangkan berapa kali sekali kami harus mendengar pertanyaan itu. Tidak hanya lelah kami ditanyakan seperti itu di keluarga. Masa saat diluar kami juga harus mendengar pertanyaan ini lagi? Lagipula bukannya kami menolak menikah cepat, tapi menikah adalah pilihan yang sangat penting, untuk sekali seumur hidup. Butuh persiapan yang matang dan kesiapan lahir batin. Beberapa bahkan memilih untuk menunda menikah demi mengejar mimpi.
Bagimu kami mungkin terlihat ramah dan suka bercanda, sehingga kamu menganggap ringan lalu bisa menanyakan apapun sesukamu. Atau kami ini terlihat siap menikah, tapi tahukah kamu apa yang sebenarnya kami mau? Tahukah kamu alasan sebenarnya kami tidak ingin menikah cepat-cepat? Tahukah kamu betapa ribet dan susahnya mempersiapkan sebuah pernikahan? Kamu yang sudah lebih dulu merasakan pernikahan harusnya paling mengerti ini semua.
Kamu juga seharusnya lebih paham kalau menikah bukanlah takaran suatu kebahagiaan. Bisa menemukan dan mencapai tujuan hidup adalah takarannya. Semua orang memiliki tujuan hidup yang berbeda-beda, mungkin bagimu menikah mudalah tujuanmu. Tapi kami? Kami ingin menggapai cita-cita kami dulu, kami ingin membahagian kedua orang tua kami dulu sebelum menjemput pintu pernikahan.
Bagaimana kalau pertanyaan “kapan nyusul?” diganti menjadi “semoga segera bertemu dengan jodohnya”? Seorang teman yang baik tidak mencampuri urusan hidup temannya, cukup doakan yang terbaik bagi kami. Pertanyaan "nyusul-nyusulan" seperti itu sudah basi dan bikin gerah, toh kamu yang sudah menikah terlebih dahulu akan panas kalau orang lain terus mencecarmu “kapan punya momongan?”, “kapan nambah adek lagi?”, dll.
Mulai sekarang mari bersama-sama belajar menjadi bijak. Memahami ada banyak hal dalam hidup orang lain yang tidak selalu harus kamu tahu. Toh kalau diperlakukan sama, kamu juga akan tersinggung kan?
Selalu ada alasan dari setiap keputusan. Doa saya, semoga semua kemarahan dan ketakutan daat segera tersembuhkan. Semoga yang gelisah segera tenang, yang mencari segera bertemu. – Marchella FP, NKCTHI
Artikel Bermanfaat dan Menghibur Lainnya
“Artikel ini merupakan kiriman dari pembaca hipwee, isi artikel sepenuhnya merupakan tanggung jawab pengirim.”