Menjalani WFH Membuatku Sadar bahwa Bapak Sudah Tua. Ternyata Selalu Ada Hikmah di Balik Peristiwa

ada hikmah di balik peristiwa

Pandemi Corona semakin meluas sehingga beberapa sektor di Indonesia baik swasta maupun pemerintah mengambil kebijakan untuk memberlakukan WFH atau Work From Home. Tentu saja istilah ini sudah bukan lagi hal yang baru mengingat sudah banyak yang menjalankan.

Advertisement

Aku menjadi salah satu orang yang menjalani program ini. Mungkin beberapa dari kita senang dengan aturan ini, selain terhindar dari virus corona, WFH juga membuat waktu kerja menjadi lebih fleksibel, dan nyaman. Rasa senang itu berubah menjadi rasa bosan ketika pekerjaan mulai selesai dan akhirnya terpaksa beberapa hari mengerjakan pekerjaan minor yang menjemukan. Membuat status atau story lucu tentang karantina dan rebahan sudah sering dilakukan.

Di tengah rasa bosan yang mulai datang, aku mulai ngobrol dengan orang tuaku. Sebenarnya kami membuka sebuah warung komplek, kecil, hanya berisi beberapa kebutuhan pokok dan jajanan anak-anak. Karena bosan, akhirnya aku memutuskan untuk menemani bapak menunggu warung.

Jujur saja semenjak hampir 5 tahun bekerja, waktuku untuk ngobrol dengan orang tua sangat berkurang. Tuntutan pekerjaan, deadline, dan lembur membuatku jarang menanyakan kondisi mereka. Biasanya bapak menunggu warung sendirian. Semenjak pensiun, kegiatan bapak hanya diisi dengan melayani pembeli yang datang, sekedar membeli tepung atau satu bungkus rokok. Sebenarnya menunggu warung adalah kegiatan yang membosankan. Tapi jelas lebih membosankan WFH.

Advertisement

Dari pagi sampai malam aku menemani bapak ngobrol, sesekali ikut melayani pembeli meskipun tidak tahu harga. Selama mengobrol, aku menyadari satu hal yang 5 tahun ini terlewat begitu saja.

Bapak sudah tua.

Advertisement

Obrolan kami hanya seputar bapak yang menceritakan masa kecilnya. Diulang beberapa kali seolah itu pertama kali diceritakan padaku. Kebanyakan hanya menjadi pendengar saja, tapi aku tahu bapak selama ini kesepian jaga warung sendiri.

Tak hanya itu, aku juga sadar bahwa bapak mulai bungkuk, pikun juga. Tenaganya tidak seperti dulu. Berhitung kembalian saja sulit, wajar saja; bapak sudah 65 tahun. Keriput di wajahnya semakin banyak, meski semangat masih tinggi, namun sinar wajahnya mulai lemah. Rasanya sudah lama aku terakhir kali berbicara seperti ini dengan bapak. Hanya berbagi cerita tentang hari sendirinya.

Segala sesuatu pasti ada sisi baiknya. Yin dan Yang, semua seimbang. Mungkin tanpa adanya Corona ini, aku akan melewatkan kisah yang beberapa hari ini menjadi penghibur rasa bosanku. Menjadi lebih dekat dengan orang tua, secara tidak langsung. Mungkin sekarang aku akan menghabiskan waktu akhir pekan sembari menunggu warung ketimbang nongkrong di kedai kopi kekinian dan mendengar gibah tentang siapa.

Artikel Bermanfaat dan Menghibur Lainnya

Advertisement

“Artikel ini merupakan kiriman dari pembaca hipwee, isi artikel sepenuhnya merupakan tanggung jawab pengirim.”

Berikan Komentar

Tim Dalam Artikel Ini

Penulis

Cowok aseli. Mencetak sebuah jejak

Editor

une femme libre