Banyak Pertimbangan Saat Ingin Menikah Ketika Usia Memasuki Kepala Tiga, Semua Perlu Waktu dan Jalan yang Berliku

Jodoh adalah ketetapan, semoga lekas dipertemukan.

"Saya tidak lagi jadi orang keras kepala yang harus memaksakan ketika tahu tidak diinginkan. Memilih mundur, daripada bertahan, tidak lagi harus mencari-cari perhatian, tidak lagi harus membujuk dengan rayuan. Sesekali saya merasa ingin dicari dan ditemukan. Saya lelah berada di titik drama pendekatan. Sekarang, lebih memilih menghapus kontak yang tidak penting, tidak ada pengaruhnya bagi kehidupan, lebih memilih sembunyi meski tahu tidak ada yang mencari, meski tau tidak ada yang peduli, tapi saya kira sayalah yang harus peduli pada perasaan dan diri saya sendiri. Sungguh, mengharapankan seorang yang susah payah didekati namun tetap tidak tertarik pada kita itu melelahkan. Biarlah mereka dengan kehidupannya sendiri, tidak perlu lagi jadi pemaksa rasa. Karena jika ia memiliki rasa yang sama ia tidak akan memperlakukanku seperti orang biasa. Pengabaian adalah jawaban, jika dulu saya menjadi seorang keras kepala meski sudah ditolak berkali-kali, meski diacuhkan berbulan-bulan. Semakin dewasa rasanya semakin muak dengan perjuangan seperti itu, meski saya tahu perempuan mungkin butuh waktu untuk membuka perasaan. Sayangnya, saya sudah merasa sangat lelah berada di fase drama-drama dan tebar pesona."

Advertisement

Tidak semua tapi kebanyakan yang usia memasuki kepala tiga akan mengalami kebimbangan saat memutuskan untuk menikah. Ia akan dihadapkan pada banyak petimbangan dan yang paling sering terjadi ialah perihal penghasilan. Menikah perlu biaya, kehidupan setelah menikah perlu biaya. Semakin dewasa dan belum menikah hal itu menjadi semacam batu besar.

Modal nekat seperti saat masih muda perlahan terkikis oleh rasa minder ketika melihat pekerjaan dan penghasilan tak seberapa.  Dihadapkan dengan pilihan menikah dengan penghasilan pas-pasan bahkan kurang, atau tetap melajang meski pertanyaan "kapan?" bertubi-tubi datang menerjang. Untuk yang saat ini gelisah karena usia tua dan belum menikah juga. Kita mungkin sama, kita menjadi seorang yang sangat plinplan dalam menjatuhkan pilihan.

Sementara waktu tak pernah sedetikpun mau menunggu. Selain penghasilan, tipe pasangan idaman juga bisa menjadi faktor penghambat, mencari-cari yang diinginkan dan mau menerima apa adanya hingga lupa usia makin senja. Ada yang cocok tapi kadang ia tidak mau sama kita. Ada yang datang dan bersedia kita menolak dengan alasan ia engga sempurna tidak sesuai harapan. Sulit, memang.

Advertisement

Semakin dewasa, kita semakin sering memperhatikan kehidupan kawan-kawan atau sekitar kita yang sudah berumah tangga, tidak semua bahagia dan kita sering melihat kisah-kisah kesedihan dan penderitaan. Ketika yang belum lama menikah akhirnya sering ribut dan berujung perpisahan. Seringkali alasan ekonomi atau orang ketiga yang tiba-tiba hadir pada kehidupan mereka. Itu semua membuat kebimbangan kian bertambah banyak. Berpikir jika nanti menikah memiliki kehidupan yang tidak bahagia atau bahkan tidak bisa membahagiakan.

Semakin dewasa, kita semakin malas dengan drama-drama pendekatan, kita kadang menginginkan langsung menikah saja. Tanpa dibumbui basa-basi pendekatan seperti saat muda dulu. Rasanya sudah membosankan dengan segala gombalan-gombalan, beberapa terpaksa jadi badut untuk mendapatkan hati sang pujaan. Kita jadi malas untuk mencari tambatan hati dengan alasan semakin dewasa semakin sadar diri atau barangkali kita memasuki fase minder berlebihan.

Ada tiga bonus satu hal yang harus dipersiapkan untuk menjalani kehidupan setelah pernikahan yang pertama ada pasangan yang mau sama kita. Setelah itu ada Agama sebagai pondasi sebuah hubungan, baru finansial, dan terakhir adanya komitmen. Semua itu harus bisa disinergikan agar mendapat sakinnah dalam pernikahan. Untuk yang saat ini belum menikah, jangan pernah menyerah jodoh adalah ketetapan yang sudah ditentukan. Tetap semangat berikhtiar, karena "doa tanpa usaha adalah sia-sia dan usaha tanpa doa hanyalah kesombongan." Semoga lekas bertemu jodoh yang diimpikan meski semua perlu waktu dan jalan berliku.

Artikel Bermanfaat dan Menghibur Lainnya

Advertisement

“Artikel ini merupakan kiriman dari pembaca hipwee, isi artikel sepenuhnya merupakan tanggung jawab pengirim.”

Berikan Komentar

Tim Dalam Artikel Ini

Penulis

Nikmati hidupmu.