5 Bangunan Bersejarah di Kota Medan ini Unik Banget. Ada yang Pernah ke Sini?

Bangunan bersejarah Medan

Tahun ini, Medan sudah menginjak usia 430 tahun. Dengan usianya yang cukup tua, Kota ini memiliki peninggalan sejarah yang cukup banyak.

Advertisement

Berikut ini 5 bangunan bersejarah yang ada di Kota Medan.

 

1. Gedung London Sumatera

Advertisement

Gedung London Sumatera atau sering disingkat menjadi Lonsum merupakan bangunan zaman kolonial, dibangun dengan lima lantai dan secara keseluruhan tampilan luarnya berwarna putih.

Gedung tersebut dibangun dengan konsep arsitektur gaya Eropa dan gaya rumah-rumah yang ada di London pada masa abad 18-19. Karena keunikannya, gedung ini sering dipakai sebagai masyarakat Medan untuk latar foto.

Advertisement

Gedung Lonsum yang merupakan cagar budaya juga merupakan gedung pertama di Kota Medan yang menggunakan teknologi lift

Bentuk lift seperti sangkar besi bermotif bunga dengan dekorasi art deco. Lift yang digunakan sejak tahun 1910 ini masih berfungsi baik. Untuk perawatannya dilakukan setiap hari Sabtu dan setiap tahun didatangkan teknisi khusus dari Inggris.

Pendirian Gedung Lonsum pada 1909, bersamaan dengan lahirnya Ratu Juliana dari Belanda.

Biasanya tempat ini dijadikan lokasi berfoto pada malam hari keunikannya akan bertambah dengan cahaya lampu malam. Tak tanggung-tanggung, bahkan ada yang menjadikannya latar berswafoto pra-wedding.

 

2. Istana Maimun

Istana Maimun dibangun pada tanggal 28 Agustus 1888 dan selesai pada 18 Mei 1891. Istana ini didirikan oleh Sultan Makmun Al Rasyid Perkasa Alamsyah yang merupakan pendiri Kota Medan pada saat itu.

Istana Maimun terdiri dari 3 lantai dan terdapat 30 ruangan di dalamnya. Masing-masing ruangan di Istana ini memiliki fungsi yang berbeda, mulai dari ruang tamu kerajaan, ruang acara adat, dapur, gudang, dan lain sebagainya.

Kemudian, sejak tahun 1946 istana ini ditempati oleh para ahli waris keturunan Kesultanan Deli Serdang. Pada waktu-waktu tertentu, istana ini sering kali digunakan sebagai tempat pertunjukkan musik tradisional Melayu.

Bangunan istana ini begitu indah dan kokoh serta memiliki gaya dan karakter tradisional khas Indonesia bersentuhan Melayu, dengan warna kuning keemasan yang identik dengan etnis melayu.

Istana Maimun memiliki konsep unik pada bentuk maupun ornamennya yang ternyata dipengaruhi oleh berbagai kebudayaan antara lain, Melayu, Islam, Spanyol, China, India dan Itali.

 

3. Masjid Raya Al-Mashun

Setelah berkunjung ke Istana Maimun, rasanya seperti ada yang kurang jika kita tidak mengunjungi Masjid Raya Al-Mashun. Pendiri masjid ini adalah Sultan Makmun Al Rasyid yang juga pendiri Istana Maimun. Masjid ini berdiri pada tahun 1906 dan diresmikan pada tahun 1909. Luas bangunan masjid ini mencapai 5.000 m2, dibangun di atas tanah dengan luas 18.000 m2.

Masjid yang sekaligus menjadi tempat wisata religi di kota Medan ini berbentuk persegi delapan dengan 4 serambi yang berada di depan, belakang, samping kiri dan samping kanan. 4 serambi tersebut juga menjadi akses masuk ke dalam bangunan masjid.

Masyarakat mengenal masjid ini dengan berbagai nama, diantaranya yaitu Masjid Raya Agung Medan, Masjid Deli dan Masjid Raya Al-Mashun.

 

4. Rumah Tjong A Fie

Rumah Tjong A Fie adalah rumah yang di masa lalu ditinggali saudagar kenamaan Tjong A Fie (1860-1921). Bangunan berlantai dua itu terletak di Jalan Ahmad Yani No 105 Medan.

Tjong A Fie adalah perantau dari Provinsi Guangdong. Perjalanannya lalu berkahir di Medan. Dan kini, rumah peningalannya itu menjadi salah satu bangunan lawas yang kerap dikunjungi pelancong.  Pintu gerbang rumah itu terbuka untuk kunjungan turis antara pukul 09.00-17.00.

Gerbang itu dilengkapi atap kecil khas rumah di Cina. Dengan tiket masuk seharga Rp 35.000 per orang, turis pun leluasa mejelajah kediaman Tjong A Fie yang berdiri sejak 1900 ini. Dinding-dinding bagian kanan dipenuhi foto-foto Tjong A Fie di masa lalu. Di sana terlihat, antara lain, saat dia bersama ketiga istri dan anak-anaknya. Ada pula fotonya dengan para penguasa Belanda.

Sebetulnya di Cina, Tjong A Fie sudah menikah. Kemudian ketika di Sumatera, ia menikah dengan perempuan dari Penang, Malaysia dan mendapatkan tiga anak, namun istrinya tidak berumur panjang. Terakhir, Tjong A Fie menikah dengan perempuan asal Binjai, Sumatera Utara dan mendapat lima anak.

Tjong A Fie datang ke pelabuhan Deli kala berusia 18 tahun dengan bekal yang sangat minim. Ia merantau ke Hindia Belanda mengikuti kakaknya yang lebih dulu pindah ke Sumatera. Ketika tiba di pelabuhan, ia bekerja serabutan. Mulai pelayan toko kelontongan kemudian bekerja di perkebunan. Kerja keras, pergaulan yang  luas dan kebaikannya membuat ia menonjol.

Akhirnya, suatu saat ia berhasil memiliki perkebunan luas. Tjong A Fie adalah orang Tionghoa pertama yang memiliki lahan smeacam itu. Lalu dia mengembangkan usaha perkebunannya hingga ke Sumatera Barat.

Ia menjadi tokoh multikultural yang bisa merangkal semua kalangan. Dikenal dekat dengan kalangan Melayu, Arab, India dan Belanda, selain orang Tionghoa. Tjong A Fie juga dikenal dermawan.

Ia tidak hanya menjalin hubungan baik dengan Belanda tapi juga akrab dengan  Sultan Deli. Tjong A Fie pun ikut menyumbang sepertiga biaya pembangunan Masjid Raya Medan, dan juga sebuah masjid di Gang Bengkok.

 

5. Kantor Pos Medan

Sebagai salah satu bangunan tua, kantor pos ini menjadi saksi bisu atas sejarah perjalanan Kota Medan sejak zaman kolonial Belanda. Tidak heran, bangunan ini menarik minat banyak wisatawan yang mampir tempat ini hanya sekedar untuk bernostalgia dengan Medan tempo dulu. Gedung Kantor Pos Besar Medan didirikan oleh pemerintah Belanda pada masa kepemimpinan Residen J. Ballot yang berkantor di sekitar Lapangan Merdeka Medan.

Bangunan ini sudah berusia lebih dari seratus tahun. Dibangun sejak tahun 1909 hingga 1911, seperti yang tertulis pada bagian dinding luar bangunan dengan ukiran “ANNO 1911”. Kata ini dalam Bahasa Belanda berarti “Tahun 1911”.

Kantor Pos ini dibangun pada jaman kolonial Belanda, bangunan kantor pos ini kental dengan nuansa arsitektur Eropa. Di Eropa, desain bangunan seperti pada Kantor Pos Besar Medan ini dikenal dengan nama Arsitektur Modern Fungsional (Art Deco Geometrik).

Jenis arsitektur ini merupakan generasi ketiga setelah arsitektur klasik yang hadir sebelum 1910 dan Arsitektur Neo-klasik (Art Deco Ornamental) sebelum 1920.

Artikel Bermanfaat dan Menghibur Lainnya

Advertisement

“Artikel ini merupakan kiriman dari pembaca hipwee, isi artikel sepenuhnya merupakan tanggung jawab pengirim.”

Berikan Komentar

Tim Dalam Artikel Ini