Balada perempuan : rindu yang tak pernah kuundang
Entah kemana lagi kaki melangkah
Entah kemana lagi hati menetap
Air mata terkuras disudut kesendirian
Mengingat-ingat kasih yang kau beri
Aku masih membisu
Diantara belantara sepi
Aku ingat betul kata-katamu
Yang memutar dan memenuhi kepalaku
Rasanya baru kemarin kita bersendau gurau
Tapi kau buru-buru meninggalkan pilu
Sekarang aku bisu menahan rindu
Dalam kesunyian yang melagu
Langkahmu masih kuingat
Bayanganmu bahkan masih melekat
Entah sudut mana lagi yang akan kutuju
Menit hingga detik berlalu
Lihatlah tetesan hujan itu
Dialah saksi paling nyata
Atas perih yang kutimpa
Â
Balada perempuan : Secangkir Do’aku Memelas Rindu
Di setiap waktu
Di ujung malam itu
Aku duduk diruang tamu
Sembari mengaduk rindu
Sengaja aku tuang secangkir harapan
Pada pemegang segala
Kepulan asap menjadi kendara keluh kesah
Tak ada sisa
Semua kukabarkan pada langit
Aku percaya
Secangkir doaku mampu melintasi tujuh samudera
Kalau saja waktu bisa berputar kembali
Tak kan ku biarkan kau pergi meninggalkan angan
Kalau saja kau tak pergi
Aku takkan semelas ini
Pikiranku beku menguap dengan sempurna
Wajahmu masih saja membentuk di udara
Sengaja aku tuang secangkir rindu
Dengan harap meminta imbalan
malam semakin senyap
rintihan angin semakin riuh
aku masih dibalik jendela
dalam sunyiku doaku menggapai angan
berharap pada genggam tangan
Artikel Bermanfaat dan Menghibur Lainnya
“Artikel ini merupakan kiriman dari pembaca hipwee, isi artikel sepenuhnya merupakan tanggung jawab pengirim.”