Melihat kebahagiaan berpasang-pasang insan aku terenyuh.
Mendengar kabar gembira mereka hatiku bersorak.
Menyaksikan rencana baik mereka dalam merenda ikatan suci aku bertepuk tangan.
Sungguh bahagia menonton hari bersejarah sepasang insan-Mu!
Namun, tak urung hatiku ikut bimbang.
Satu tanya menyerbu, muncul dalam benak.
"Kapan aku mengalami hari bahagia itu?"
Aku ingin merasakan kebahagiaan mereka.
Aku ingin mengalami kebahagiaan seperti mereka.
Aku ingin tersenyum di samping seseorang yang akan menjadi pelindungku selama sisa usia.
Aku ingin menjalin ikatan suci itu.
Aku ingin bahagia bersama dirinya, iya dia yang aku impikan.
Dan dia, pernahkah dia memikirkan hal ini?
Pernahkah dia memikirkan tentang ini?
Atau dia sama bingungnya denganku?
Ku tahu akal manusia memang terbatas.
Tak bisa mengira dan menerka apa yang akan terjadi nantinya.
Tak mungkin menjangkau sesuatu yang hanya menjadi rahasia-Mu.
Hanya memungkinkan bagi kami untuk meminta petunjuk-Mu.
Aku yang di sini dan dia di sana, mudah saja bagi-Mu mempertautkan kami.
Manusia hanya berencana, namun Tuhan yang menentukan.
Dengan begitu serahkanlah pada Tuhan!
Bukan aku mendesak-Mu untuk menyegerakan niat baik kami.
Bukan aku tak sabar ingin menjumpai hari bahagia itu.
Tentu saja aku paham, aku takkan bisa mempercepat sesuatu yang belum Engkau izinkan.
Sebaliknya, aku takkan sanggup menunda-nunda sesuatu yang telah Engkau tetapkan.
Hanya saja kini aku tengah dibakar cemburu.
Cemburu menyaksikan mereka bersatu, sementara aku tetap sendiri dalam penantian.
Ya Tuhan, rasanya bercampur aduk.
Ada sakit yang tidak bisa diungkapkan.
Ada bahagia dan pedih bercampur baur menjadi satu.
Tapi aku tak ingin mengasihani diri.
Aku yakin bila masanya tiba, Engkau akan mempertemukan kami.
Didiklah kami agar menjadi pribadi yang lebih baik hingga kami memang pantas untuk saling disandingkan.
Ajarilahlah kami agar lebih siap menata hidup dalam ikatan suci-Mu.
Berikan rahmat-Mu pada kami agar kami bisa mengecap kebahagiaan yang Engkau anugerahkan.
Jadikan kami hamba-hamba yang bersabar dan bersyukur dalam menerima ketetapan-Mu.
Genggam hati kami agar tak pernah putus asa sedikit pun dalam menanti keputusan-Mu.
Aku yang kini lebih tegar dan berhati-hati menghadapi apa yang akan terjadi nantinya.
Aku pernah percaya dan akhirnya aku kecewa.
Artikel Bermanfaat dan Menghibur Lainnya
“Artikel ini merupakan kiriman dari pembaca hipwee, isi artikel sepenuhnya merupakan tanggung jawab pengirim.”
Leave a Reply
You must be logged in to post a comment.