Aku pernah tidak percaya pada salah seorang teman yang mengatakan bahwa dia sedang tidak mencintai siapapun. Kala itu aku berpikir bahwa dia pasti berbohong. Mana mungkin seorang gadis bisa tidak mencintai lelaki manapun? Dia kan sudah beranjak dewasa. Ah aku tak percaya. Begitu pikirku. Dulu aku sama sekali tidak percaya bahwa hati manusia dewasa juga bisa kosong. Tidak memiliki kecondongan pada lelaki/perempuan manapun.
Tapi sekarang, seiring dengan bertambahnya ujian ketabahan yang diberikan Tuhan, aku jadi memahami bahwa hati yang kosong itu memang bisa dialami manusia dewasa. Ada kalanya seorang gadis memilih berhenti mencondongkan hati dari lelaki manapun. Bukan karena tidak ingin disakiti atau menghindari perasaan sakit hati, tapi karena ia menyadari bahwa dengan terus-terusan mencintai kekasih hati, ia akan terjerat pada perbuatan dosa. Sebab ia tahu, bahwa mencintai seseorang yang belum halal baginya hanya akan membuatnya terus melambungkan harap. Dan ketika ia berharap, ia menjadi semakin lelah dalam menanti. Bukankah menanti yang tidak pasti adalah kesia-siaan? Jadi lebih baik kusudahi saja. Biar aku tak berharap kepada selainNya. Begitu si gadis mengungkapkan alasannya.
Dan benar. Nyatanya aku memang perlu untuk mengosongkan hati. Dengan mengosongkan hati dari lelaki manapun, pikiranku jadi lebih sehat. Jauh lebih sehat daripada saat tersangkut di hatinya seseorang. Seperti yang temanku bilang,
“Sudah. Sekarang kosongkan hatimu dulu. Nolkan. Manfaatkan waktu untuk lebih akrab sama Tuhan. Jadi kalo sudah waktunya diamu datang, kamu akan tahu bagaimana memperlakukannya sesuai aturan Tuhan,”
begitu katanya. Mengosongkan hati memang dibutuhkan untuk menghindari hal-hal yang tidak diinginkan. Dan itulah yang sedang aku perjuangkan. Iya, aku sedang berjuang untuk mengosongkan hati. Melepaskan diri dari pikatan lelaki manapun. Termasuk dirimu, yang akhir-akhir ini sering kupuja setiap waktu. Untungnya aku baru kagum saja, belum sampai terpikat oleh cinta. Jadi, untuk menghilangkan bayangmu dari pintu hatiku, aku tak perlu jungkir balik mencari cara seperti yang dulu-dulu. Alhamdulillahnya begitu.
Iya. Aku sedang berupaya mengosongkan hati untuk sementara waktu. Sebab aku percaya bahwa janji Tuhan yang akan -mempertemukan setelah perpisahan- sudah pasti benar.
Hmm sepertinya sudah kepanjangan. Baiklah. Sebelum kusekiankan, aku cuma mau bilang,
Bersedialah kau kutitipkan (pada Tuhan)! Jaga kesehatan! Dan,
sampai jumpa (di pertemuan yang melegakan)!
Sekian. Terimakasih.
Semarang, 5 April 2017
Diah Fatimatuzzahra
Artikel Bermanfaat dan Menghibur Lainnya
“Artikel ini merupakan kiriman dari pembaca hipwee, isi artikel sepenuhnya merupakan tanggung jawab pengirim.”
Setujuuu banget ini
manis bgt
agreed!
Elfrida Frida